TIGA PULUH TUJUH (C)

1.9K 52 3
                                    

"Renata," panggil Icil.

"Ya? Kenapa Cill?" jawab Renata.

"Kamu yakin mau pergi ke 3D Art Museum sementara muka kamu pucat kaya' gitu?" tanya Icil khawatir.

"Iya, gapapa kok, paling sebentar lagi juga bakal sembuh," jawab Renata dengan tersenyum. Senyum yang sedikit dipaksakan. Karena kondisinya bukan gapapa, tapi apa-apa, karena kemarin.

Mendengar jawaban yang terdengar agak ragu tersebut, Icil segera menepuk pelan bahu Renata.

"Ren, kamu kenapa sih? Kok muka kamu kayak takut gitu, cerita dong sama aku. Siapa tau aku bisa bantu," bujuk Icil.

"Tapi janji ya, jangan kasih tau siapa-siapa, cuman kita berdua doang yang boleh tau," pinta Renata.

"Iya, pasti."

Sebenarnya Renata tidak ingin memberitahu Icil karena ia tidak ingin berita kemarin tersebar dan membuat persoalan semakin rumit. Tetapi, karena Icil adalah sahabatnya, akhirnya Renata menyetujui untuk menceritakan kejadian kemarin pada Icil.

Setelah Renata mengakhiri ceritanya, kedua pipi Icil langsung memerah tanda marah. Ia sangat geram dengan apa yang dilakukan oleh Pevita pada sahabatnya sendiri.

"SUMPAH REN DIA BEGITU?"

"IYA, CILL."

"GOBLOK. TOLOL BANGET SIH SI PEVITA. DIA NGGAK MIKIR APA INI DILINGKUNGAN SEKOLAH. TERUS DIA NGGAK NYADAR APA KITA MASIH DIBAWAH UMUR. NYARI MATI BANGET GILA TUH ANAK. MAU NAMBAH URUSAN SAMA KEPSEK APA? BIAR DI DROP OUT? GAMIKIR NAJIS!!!" Seru Icil berang.

"Tenang, Cil.. Tenang..." Ujar Renata menenangkan Icil.

"MASALAHNYA INI SOAL NYAWA, RENATA. BUKAN KARENA HAL SEPELE. SUMPAH, DIA BENER-BENER.... SARAP."

"Untung kamu selamat Ren. Untung ada pilar sama tali tambang yang bisa tolong kamu. Coba kalo nggak. Duh, aku nggak ngerti lagi deh!"

Renata meringis pelan.

"Pantes aja kemarin kamu ngingau terus. semoga aja Pevita kena karma, biar tau rasa, biar nyadar diri. Dia kira kalo kaya' gitu dia dianggep hebat apa? Nggak. Yang ada dia dianggep psikopat anj!" seru Icil.

Sebenarnya Icil ingin melabrak Pevita dan menjambak rambutnya kuat-kuat, secara ia sudah memBENCI dan DENDAM tingkat dewa pada Renata. Tetapi karena ia mengingat janjinya pada Renata, ia pun mengurungkan niatnya yang sudah lama berkobar-kobar itu.

*****

"Baik. Mohon diam semuanya. Bapak ingin menyampaikan pengumuman!" seru Pak Tanto, menyuruh seluruh siswa maupun siswinya untuk diam.

Setelah seluruh siswa diam, Pak Tanto segera melanjutkan ucapannya.

"Jadi anak-anak, sekarang kita akan pergi ke three dimension art museum sampai pukul satu siang, lalu kita akan ke Farm House sampai pukul empat sore. Lalu dilanjutkan dengan Trans Studio Bandung sampai pukul sembilan malam." Pak Tanto menjelaskan semua rentetan acara hari ini. Dan seluruh siswa hanya membalas cuapan panjang lebar Pak Tanto dengan anggukan malas. Kenapa malas? Karena jadwalnya sudah ada dan ditempel di masing-masing kamar para siswa. Jadi kalau misalnya diucapkan ulang juga tidak ada gunanya.

Nerd Girl In Love [REVISI] / CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang