Nerd Girl In Love [REVISI] / Complete

TIGA PULUH EMPAT (C).

Bagian 34 (C) : Lagi-Lagi Modus.

___________________

Dikamar tidur Renata, Randy membantu Renata mengerjakan tugas dengan cekatan.

Renata puas melihat hasil kerja Randy. Dan ia senang karena tugasnya diringankan hari ini.

30 menit pun berlalu, tugas Renata sudah selesai. Jadi, sekarang ia bisa mengerjakan tugas yang lain.

Disebelahnya, Randy memainkan hp nya sebentar untuk melepas penat.

"Randy, aku mau nyapu kamar ini. Jadi kamu duduk disitu bentar ya?" pinta Renata dengan muka menggemaskan.

Randy mengangguk tanda setuju. Ia pun segera melakukan apa yang diperintah oleh Renata barusan.

Begitu Randy duduk, Renata berdiri dan mengambil sapu di sudut kamarnya.

Lalu ia mulai menyapu lantai kamar dengan cepat, dan telaten tapi bersih.

Disisi lain, Randy mempersiapkan kamera  di ponselnya, guna untuk memotret Renata ketika ia sedang menyapu. Kapan lagi ia bisa melihat lekuk tubuh langsing Renata saat ia menyapu?

Mungkin banyak yang bilang kalau Randy itu rajanya modus. Memang benar sih, jadi Randy mempunyai 2 prinsip. Yaitu : bermoduslah selagi masih bisa, yang kedua: modus itu menyenangkan. Cuma harus kreatif dan hati-hati.

Begitu Renata mulai menyapu, Randy mematikan volume suara hp nya dan mulai memotretnya.

1...

2...

3...

Dapet!

Begitu ia cek hasil fotonya, ia puas melihat hasil jepretannya pas. Muka Renata tidak blur sama sekali.

Selama Renata menyapu, Randy terus menatap Renata dengan tatapan yang dalam.

Tatapan mata itu seperti tatapan mata kagum. Ia mengagumi Renata. Baik fisik maupun sikap. Kalau segi fisik, Renata memang tipe idaman Randy. Yaitu cewek yang mempunyai tinggi badan yang sedang, tidak tinggi tidak pendek. Tubuhnya juga lumayan ramping. Ya... Nggak seperti gitar spanyol, cuman lumayan lah. Kalau dari segi sikap, Randy suka dan salut akan sifat peduli, penyayang, dan penyabar Renata.

Jadi intinya, Randy jadi suka lagi sama Renata.

Andai saja sekarang ia dan Renata masih pacaran, pasti sekarang suasananya tidak secanggung ini.

"Aku udah selesai. Kamu boleh duduk di lantai lagi," ucap Renata, lalu ia mengembalikan sapu yang barusan ia gunalan ke sudut kamar.

Randy menurut. Ia segera duduk di sebelah kardus yang berisi gabus, pensil, balon, dan lain-lain.

"Randy," panggil Renata.

"Hm." Randy berdehem.

"Udah jam  empat. Kamu nggak mau pulang emangnya?" tanya Renata, ia tak menatap mata Randy. Tatapannya fokus pada gabus yang ada di sebelahnya.