2. Nilai Plus dan Minus

28K 1.4K 18
                                    

"Demi para banci di muka bumi ini, Ted, kita terlihat seperti pasangan homo!" geram Nate kesal sambil masuk ke dalam apartemennya diikuti oleh Ted. Nate sangat kesal dengan Ted karena sejak Kalea pulang, Ted hanya mengekori Nate seperti sepasang kekasih. Bahkan ia hampir tidak berbicara dengan orang lain.

"The shit, man? Disana tidak ada wanita cantik. Yang ada ibu-ibu bersuami. Yang cantik hanya yang kau ajak bicara tadi. Lagipula, kita terlihat seperti sepasang sahabat yang sama-sama tampan dan membuat para wanita sampai ibu-ibu terbengong." balas Ted panjang lebar. Nate benci harus mengakui bahwa Ted memang tampan dan ia bersumpah tidak akan mengucapkannya. Ted akan besar kepala hingga helm motor tidak muat lagi di kepalanya.

"Pokoknya terlihat seperti pasangan homo." keras Nate. Nate memang keras kepala dan tidak akan berhenti sampai ia yang menang. Ini sudah menjadi karakternya sejak kecil.

Ted yang sudah tahu sifat keras kepalanya Nate memilih untuk diam dan memutar bola matanya jenuh. Kemudian Ted pergi dari hadapan Nate. Sekarang Nate sendirian dan pikirannya melayang lagi ke wajah manis milik Kalea.

Sampai malam tiba, Nate sedang menatap langit-langit kamarnya dengan kedua tangannya yang ia tumpu menjadi bantalnya. Nate mencoba mengingat wajah Kalea setiap incinya. Tapi hanya samar-samar lantaran ia baru sekali bertemu dengan Kalea. Mungkinkah Nate akan bertemu dengan Kalea lagi? Tapi kapan? Dimana?

Nate mengerjapkan matanya kuat. Kenapa Nate bertingkah seperti anak ABG yang baru jatuh cinta? Ia sudah nyaris memacari seluruh gadis cantik di SMAnya dulu. Seharusnya ia bersikap biasa saja.

Dulu Nate memang banyak memacari gadis dan ia hanya akan mengingat wajah cantik mereka kurang lebih 3 hari kemudian bosan. Mari kita lihat berapa hari Nate akan bertahan mengagumi wajah manis Kalea?

Lama kelamaan mata Nate mulai terpejam dan ia memasuki dunia mimpi.

• • •

Kalea mengantar Hailey pulang ke flat-nya. Sesampainya disana ia segera mengambil jaketnya di bagasi mobil dan melilitkannya di pinggang Hailey.

"Aku bilang belom kena kok." Hailey berkata datar dan Kalea meringins.

"Jaga-jaga gitu lho." Hailey memutar bola matanya.

"Ya udah, aku masuk ya. Dagh," Hailey melambaikan tangannya dan Kalea balas melambaikan tangan lalu masuk ke dalam mobilnya.

Kalea menggigit bibir bawahnya sambil berpikir. Apa dia pulang ke rumah orang tuanya yang biasa dia lakukan ketika liburan atau kembali ke apartemennya? Tapi dia malas sendirian di apartemen, lagipula besok jadwalnya kosong. Di rumah lebih ramai, ada adik-adiknya Keenan dan Keanu.

Butik Kalea belum begitu terkenal seperti Zara, American Eagle, dan lainnya. Meski banyak orang yang memuji desain milik Kalea bagus tetapi masyarakat belum terlalu mengenal. Dia juga memiliki klien yang langsung meminta sesuai desain klien itu sendiri dan hasil jadinya memuaskan.

Walau ia merupakan seorang putri dari Jordan Hariyono, ia tidak ingin butiknya terkenal karena popularitas Jordan. Ia ingin butiknya dibangun dari nol hingga sukses tanpa bantuan ketenaran Jordan.

Begitu Kalea sampai di rumah orang tuanya, ia masuk dan mendapati Jordan dan istrinya--Laura--tengah mengobrol ria.

"Hai, Papa, Mama." Kalea menunduk dan mengecup kedua orang tuanya.

"Iya, Kal. Gimana pestanya? Kok cepet?" tanya Jordan mengerutkan keningnya bingung. Laura hanya menatap wajah anaknya.

Kalea dan orang tuanya jarang bermanis-manisan. Maksudnya, orang tua pada umumnya akan memanggil anaknya dengan sebutan 'Sayang' tetapi tidak berlaku dengan keluarga Hariyono. Jordan dan Laura juga jarang menampakkan kemesraan mereka.

"Iya. Tadi si Hailey harus pulang karena sesuatu. Aku ke kamar ya," pamit Kalea.

"Tidur cepet." suruh Laura.

"I'm 25, Mom," Kalea berucap sembari tertawa pelan. Laura tahu sejak kecil bahwa Kalea sering tidur malam.

Kalea tersadar oleh sesuatu dan membalikkan badannya.

"Pa," panggilnya.

"Kenapa?"

"Papa tahu gak siapa itu Nate?" tanya Kalea sambil memiringkan kepala, tidak yakin dengan nama pria itu.

"Nate? Nathaniel Slander?" tanya Jordan balik.

"Gak tau. Pokoknya namanya Nate."

"Iya. Nate itu Papa tahu. Yang punya mall Slandz. Department store-nya si Stephen kan dibukanya di mall situ." jelas Papa. Kalea diam sebentar mencerna penjelasan Jordan kemudian ia manggut-manggut mengerti.

Hah?! Dia yang punya? Jadi dia bukan anaknya yang punya?

"Maksud Papa, papanya Nate yang punya mall?" tanya Kalea masih tidak ragu dengan pernyataan Jordan. Even though she heard it crystal clear.

"Kurang tahu, Papa. Dia udah lama kok jadi CEO, 3 tahunan." jawab Jordan santai. Kalea yang seketika menjadi loading lambat diam agak lama, mencoba mengerti jawaban Jordan.

"Oh, oke." Sambil berjalan masuk ke kamarnya, ia masih terpikir tentang Nate. Dia bukan anaknya para pengusaha. Biasanya para pengusaha akan membawa anaknya ke acara-acara seperti itu untuk belajar mengenai bisnis dan biasanya mereka sekalian mencari wanita. Kalea malas memikirkan tentang hal itu lantaran ia cukup sering menjadi korban.

Kembali ke topik awal, jadi Nate yang punya mall? Berarti dia CEO-nya. Kalea memberikan nilai plus untuk Nate karena sudah menjadi CEO muda yang artinya dia mandiri dan pintar. Kalau dia malas dan bodoh dia tidak mungkin sukses, kan?

Tapi tunggu, tadi dia menggombal pada Kalea dengan kata-kata memualkan seperti 'Jordan memiliki anak yang cantik'. Oh man, nilai minus untuk itu.

Tinggalkan vote dan komen, kawan.

21 Juli 2016, 6:12pm.

Pull Me CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang