43. Menunggu Waktu (Private)

7.5K 563 17
                                    

"Pesanan Miss. Rowney dicoba besok, Kal," Hailey menginformasikan kepada Kalea.

Sudah seminggu ini Kalea menyibukkan dirinya dengan pekerjaan. Dia tidak ingin bersedih terus karena ucapan Nate tempo hari. Life must go on. Dan Kalea belum mau bertemu dengan Nate. Entah Nate masih menganggapnya kekasih atau tidak, dia tidak tahu. Sama halnya pada Kalea, dia tidak tahu siapa Nate untuknya sekarang.

"Oke, thanks, Hails." sahut Kalea tersenyum tipis. Hailey membersihkan kain yang berada di sekitar mesin jahit.

Kalea memberikan touch up terakhir pada gaun malam berwarna emas pesanan Miss. Rowney.

"Hailey, habis ini aku ada ketemu orang?" tanya Kalea dengan pandangan tertuju pada gaun di hadapannya.

"Um, enggak, kamu bebas sampe malem. Kamu mau ada janjian sama doi? Oh ya, kok udah lama sih doi gak kelihatan? Ada masalah sama dia? Terus gimana malnya si doi?" Hailey melontarkan pertanyaan bertubi-tubi yang sukses membuat Kalea mengalihkan pandangannya ke wajah Hailey yang menatapnya sangat penasaran.

"Aku lupa pertanyaan pertamamu." Kalea mendengus lantas memutar kedua bola matanya.

Hailey meringis, "Hehe, sorry, kamu ada janjian sama Nate?"

"Enggak."

"Terus, kok udah lama dia gak kesini?"

"Lagi tengkar." Kalea melengkungan bibirnya ke atas membentuk senyuman. Namun Hailey tahu kalau itu senyum yang dipaksakan.

Hailey ber-oh-ria sebelum bertanya, "Tengkar kenapa?"

Kalea akhirnya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, dia sudah cukup percaya pada Hailey. Selain karena wanita itu telah bekerja pada Kalea dari pertama kali butik ini dibuka, Kalea juga sudah menganggap Hailey adiknya sendiri.

"Dia berengsek juga ya..." gumam Hailey yang spontan membuat Kalea tertawa kecil.

"I know, right?"

"Kalau aku jadi kamu, aku putusin dia, Kal." Hailey menyilangkan kedua tangannya.

Kalea menghela napas pelan, "Enggak segampang itu, Hails," Mata Kalea memandangi lantai. Pikirannya kembali melayang dimana Nate membentaknya.

Jangan mencampuri urusanku!

Kalimat itu terngiang-ngiang di benak Kalea, membuat wanita itu kembali merasakan sedih yang beberapa hari ini telah menemaninya.

"Aku emang kecewa dan marah sama dia, tapi aku masih cinta dia." sambung Kalea.

Satu-satunya hal yang tidak bisa Kalea terima adalah Nate menyuruh untuk tidak mencampuri urusannya. Selama ini berarti Nate tidak suka kalau Kalea ikut berpendapat dalam masalah-masalahnya. Mungkin Nate menganggap Kalea hanya penganggu dan semua perlakuan manisnya adalah palsu.

Sekarang Kalea meragukan kalau ada orang yang temperamental bisa benar-benar mencintai seseorang.

"Hm, cinta memang menang dari segalanya." Hailey mengusap dagunya sambil berpikir.

Kalea tidak menjawab ucapan Hailey. Benar, jatuh cinta kepada seseorang telah memberikan dampak yang besar bagi hidupnya. Bukan dampak positif saja, tetapi negatif juga.

Kalea memang tidak bisa menangis hanya karena hal seperti ini. But, her heart definitely broke into pieces.

And one thing you have to know; she might not cry in the outside, but inside, she is in tears.

"Oh ya, Hails, kamu jadi nemenin aku ke fashion week di Paris, kan?"

• • •

Kalea sedang bermain dengan Buster, anjingnya, ketika Keenan mendekati Kalea sambil membawa koran lalu menunjukkan sesuatu.

"Kal, baca ini,"

Peter Martaugh Pelaku di Balik Peledakkan Bom Mal Slandz

Mata Kalea membelalak membaca judul berita tersebut. Terpampang juga wajah Peter, CEO Prestigious Group di samping berita. Kalea mengingat dimana Nate memberitahunya bahwa pelakunya adalah Peter namun Peter menyuap pihak kepolisian sehingga seharusnya rahasia ini tidak terbongkar. Sekarang, terkuak pelaku sebenarnya di balik peristiwa itu dan Kalea tidak mendengar adanya berita peledakkan bom di mal milik Peter.

Apa Nate mengganti rencananya?

Dan pria itu bahkan tidak untuk meminta maaf pada Kalea?

Jangan terlalu berharap, Kal. Mungkin saja dia sudah lupa padamu. Tidak usah mencampuri urusannya lagi. Itu yang dia katakan.

"Kenapa mukamu sedih gitu? Bagus kan kalau akhirnya kebongkar gini?" tanya Keenan heran. Keenan yang sedang tidak ada kerjaan di kantor memilih untuk menemani kakaknya packing baju di apartemen. Karena dia akan merindukan kakaknya itu yang akan pergi ke Paris selama dua hari.

"Gak papa," Kalea mengubah raut wajahnya seperti biasa lagi. "Bagus dong. Tapi, kok bisa ketahuan, ya?" tanya Kalea heran.

"Hm, mungkin aja dia nyuap polisinya juga tapi uangnya lebih banyak? Gak tau juga sih," tebak Keenan lantas mengangkat kedua bahunya.

"Bisa jadi." gumam Kalea sambil mengelus kepala Buster.

• • •

"Saya rasa Melbourne adalah tempat yang bagus untuk proyek selanjutnya." ucap Nate. Semua orang yang berada di ruang rapat itu menyimak Nate dengan saksama.

"Saya setuju dengan Anda, Pak." sahut salah satu manajer Nate.

"Baiklah, besok lusa saya akan pergi ke Melbourne untuk melihat tanah di sana." putus Nate akhirnya sebelum rapat selesai. Nate berjalan kembali masuk ke ruangannya.

Sudah seminggu Nate tidak melihat Kalea. Sudah seminggu pula dia merasakan kegelisahan di hatinya. Beberapa kali dia mengetikkan sesuatu untuk mengirim Kalea pesan, namun dihapusnya lagi. Nate takut kalau Kalea masih marah dengannya, dan jika dia memaksa Kalea, wanita itu akan semakin menjauhinya dan itu merupakan hal paling terakhir yang Nate ingin di dunia ini.

Sebelum dia ke Melbourne, Nate akan menitipkan sebuket bunga untuk Kalea di apartemennya. Maksud Nate, dia tidak mungkin akan muncul tiba-tiba di hadapan Kalea. Nate takut Kalea tidak menyukai ide itu sehingga Nate pun menggunakan cara perlahan tapi pasti. Dia akan memberikan bunga kepada Kalea, melihat reaksinya (dengan cara mengontak Keenan), lalu menemuinya ketika dia pulang dari Melbourne.

Nate berdoa kepada Tuhan agar Kalea tidak menolak untuk kembali padanya. Karena, jika itu terjadi, pertama, Nate benar-benar akan kehilangan akal sehatnya. Dia akan lupa bagaimana cara untuk hidup.

Kedua, Nate tidak mau dan tidak akan mau merasakan jatuh cinta untuk yang kedua kali. Karena menurutnya, jatuh cinta itu hanya sekali, dan hatinya telah memilih Kalea.

Mendadak, Nate merasakan nyeri yang luar biasa di perut bagian atasnya.

Asam lambung berengsek.



Vote and komen jangan lupa, okay? Hehehe. 2 part lg habis nih cerita wkwk.

21 Desember 2016, 11:22am WIB.

Pull Me CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang