15. Tuyul Tampan

14.1K 934 19
                                    

"Oke, aku turun sekarang," Kalea memasukkan ponselnya ke dalam clutch, mengunci pintu apartemennya. Kalea tidak tahu Nate akan menjemput secepat ini. Biasanya Kalea sudah selesai bersiap-siap sebelum Nate menjemput, bahkan Kalea biasa menunggu Nate di lobby. Tapi suatu kali Nate menyuruh Kalea untuk jangan menunggu di lobby dan melihat Kalea yang begitu keras kepala, ucapan Nate pun tidak digubris oleh Kalea. Sementara Nate yang geram lantas memutuskan untuk menjemput Kalea lebih awal. Kalea membiarkan Nate menjemput karena akan terlihat aneh jika mereka datang sendiri-sendiri dan saat itu Nate berhasil meyakinkan Kalea.

Sore ini, Kalea mengenakan dress milik Camille La Vie yang terlihat imut sekaligus seksi di badan Kalea. Nate memusatkan pandangannya pada Kalea selama beberapa detik sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya.

Kalea sangat cantik, ya Tuhan. Tolong kuatkan imanku.

Tetapi, di dalam mobil, mereka tidak banyak berbicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tetapi, di dalam mobil, mereka tidak banyak berbicara. Kalea bingung mau bicara apa sedangkan Nate memendam semua pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya dia ingin tanyakan pada Kalea.

Mereka tiba di sebuah rumah besar yang mampu menampung puluhan orang di dalamnya. Kalea pernah tahu kalau rumah ini berada di kawasan yang sama dengan rumah David Beckham dan rumah Selena Gomez. Ketika sudah berada di depan pintu utama, Nate segera melingkarkan lengannya ke pinggang Kalea dengan posesif. Kalea melirik Nate sekilas dengan tatapan bingung, beberapa menit yang lalu dia benar-benar tak acuh pada Kalea dan saat ini dia seolah-olah ingin membiarkan orang tahu bahwa Kalea adalah wanitanya.

"Rumah temanmu besar sekali," ujar Kalea pada Nate yang tengah mengetikkan sesuatu di ponselnya.

"Hm, kau mau rumah besar juga?" tanya Nate dengan tatapan yang masih di ponsel. Apa Kalea tidak enak dilihat hari ini? Pertanyaan itu membuat kepercayaan dirinya turun.

Kalea menggeleng, "Tidak. Maksudku kasihan siapapun yang menyapu dan mengepel rumah ini." jawab Kalea. Nate baru akan melontarkan kalimat-kalimat menggodanya namun dia mendapatkan kesadarannya lagi dan mengurungkan niat membalas perkataan Kalea.

Kalea mengedarkan pandangannya begitu dia masuk ke dalam rumah teman Nate. Tiba-tiba Kalea mendengar Nate mendecakkan lidahnya.

"Kenapa?" tanya Kalea bingung.

Nate hanya menggeleng dan menatap Kalea sekilas. Kali ini kepercayaan diri Kalea benar-benar menurun.

"Apa hari ini aku sejelek itu, Nate?" tembak Kalea langsung sambil menatap Nate.

"Hm?" Nate menolehkan kepalanya ke arah Kalea, "kenapa kau bicara seperti itu?"

"Kau bahkan tidak mau melihatku."

Bunuh aku sekarang. Pikir Nate.

Mereka berdiam-diaman agak lama. "Maaf," hanya kata itu yang terucap dari bibir Nate. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi.

"Nate!" Nate segera melemparkan pandangan ke arah orang yang meneriakkan namanya. Saat-saat seperti ini, Nate bersyukur karena Ted baru saja menyelamatkan nyawanya.

Nate mengeratkan rengkuhannya di pinggang Kalea sambil melangkah mendekati Ted.

"Selamat ulang tahun, Ted." ujar Nate santai namun Ted memasang wajah kesal.

"Teman tidak tahu diri. Seharusnya kau ucapkan itu tadi pagi," gerutu Ted.

"Hai, kau pasti Kalea." Ted memalingkan wajahnya menatap Kalea, memberikan senyum simpul. Ted tampan. Pikir Kalea. Bukan berarti Kalea tertarik. Hanya karena dia memuji seseorang tampan, bukan berarti Kalea tertarik. Lagipula memuji seseorang juga hak asasi manusia.

"Ya. Selamat ulang tahun, Ted," Kalea tersenyum tipis. Seperti biasa, dia bersikap sedikit kaku dengan pria. Dan Kalea baru sadar kalau Nate tidak membawa hadiah. Maksudnya, ayolah, no matter how old you are, if it's your birthday you gotta get a present.

Tak lama ketika Nate sedang berbicara dengan Ted, seorang laki-laki yang berumuran dengan mereka menghampiri Ted.

"Ted, kau tidak ikut bergabung di dalam?" ajak orang itu.

"Nah, I'm good." tolak Ted. "Ngomong-ngomong, ini Caleb everybody. Caleb, ini Nate dan ini pacarnya, Kalea."

Nate melihat tatapan yang diberikan Caleb pada Kalea dan mendadak dia ingin mencabik wajah Caleb.

"Kalea?" ulang si Caleb. Nate sedikit mengernyit tidak suka. Kalea menatap wajah Caleb, dia merasa tidak asing dengan wajah orang ini, berdarah campuran Asia.

"Oh, kau Caleb Robinson?" tanya Kalea sambil membelalakan matanya.

"Ya! Astaga, apa kabar?" Caleb bertanya dalam bahasa Indonesia. Berarti Caleb adalah teman lamanya karena Kalea ada di Indonesia terakhir kali adalah saat dia di SMP. Tanpa babibu Kalea dan Caleb langsung berpelukan dan sekali lagi pemandangan ini membuat Nate geram. Kalau mereka hanya saling mengenal mungkin Nate masih bisa mengampuni, namun mereka berpelukan di depan Nate dan ini tidak bisa ditolerir lagi.

Persetan dengan budaya Amerika, Nate tidak mau Kalea disentuh orang lain.

"Aku baik, gimana kamu?" tanya Kalea sambil tersenyum. Caleb adalah teman SMP nya mereka sekolah dulu dan yang paling Kalea tidak bisa lupa adalah mereka sering contek-contekan saat ulangan dulu.

"Baik." jawab Caleb sambil tersenyum juga.

"Kamu kok bisa di sini?" tanya Kalea penasaran.

"Si Ted sama aku satu angkatan kuliah, jadi acara ini semacam reunian juga," Caleb menyengir di akhir kalimatnya.

Mendengar ocehan Kalea dan Caleb tidak Nate dan Ted mengerti membuat mereka bosan namun membuat Nate penasaran sekali.

Caleb tidak terlalu tampan, tetapi dia berkharisma dan itu merupakan nilai plus untuknya. Kalea masih asyik berbicara dengan Caleb sementara Ted dan Nate hanya berbicara sedikit, lebih banyak mendengarkan ocehan Kalea dan Caleb walaupun mereka tidak paham.

"Nate, kau tidak ingin masuk? Ada Fred, William, Nick, Dome, dan lain-lain." tawar Ted.

Nate mengangguk lalu mengulurkan tangannya mengisyaratkan tunggu. Di antara percakapan Kalea dengan Caleb, Nate hanya menangkap kata Amerika dan Indonesia.

"Ya, nggak perlu ditanya lagi lah, kualitas penduduk di Indonesia sama di Amerika aja beda banget. Nggak kaget juga pendapatan perkapitanya besar, masyarakat di sini lebih sedikit dengan pendapatan nasional yang-"

"Kal," Kalea menghentikan penjelasannya dan menoleh.

"Ya?"

"Ayo masuk ke dalam," Kalea mengangguk. Untung Kalea menurutinya. Kalau tidak Nate bersumpah akan melempar wajah mulus Caleb dengan mercon. Caleb bisa dengan cepat mengambil perhatian Kalea, padahal untuk menarik perhatian Kalea itu susah.

Di sisi lain, Kalea mendapati kejengkelan yang terpampang di wajah prianya itu dan untuk pertama kalinya, dia senang Nate cemburu.


Aku langsung post chapter selanjutnya begitu aku dapet 80 votes.

26 Agustus 2016, 12:59am WIB.

Pull Me CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang