Nate memandang ke arah ponsel, selama dua hari, dia sering membaca ulang pesan yang dikirim Kalea. Meskipun itu hanya titik. Demi Tuhan kalau ada orang tahu apa yang Nate lakukan, mereka pasti akan menatap Nate kasihan lantaran Nate mungkin nyaris gila atau sudah gila. Beberapa kali Nate ingin mengetikkan sesuatu, namun Nate mengurungkan niatnya. Masih empat hari lagi sebelum dia pulang. Keputusannya sudah bulat, dia akan pergi menemui Kalea sesampainya dia di Los Angeles.
Bulan depan, Nate akan mengunjungi malnya yang berada di Korea Selatan untuk melihat sendiri perkembangan malnya di sana. Nate membuat janji pada dirinya sendiri;
Harus sudah membuat Kalea kembali di sisinya.
Bukan hal yang mudah, tetapi bukan berarti Nate harus menyerah.
• • •
Lima hari kemudian...
Setelah mengenakan stiletto-nya, Kalea beranjak dari sofa dan berjalan cepat ke mobil. Malam ini, dia akan menghadiri charity event yang diselenggarakan untuk beberapa orphanage di Los Angeles. Hailey mengikuti Kalea dari belakang. Namun Hailey terkesiap begitu melihat Kalea yang kehilangan keseimbangan sehingga dia jatuh terduduk.
"Aw!" pekik Kalea kesakitan. Dia melihat ke arah kakinya yang terasa sangat sakit untuk digerakkan.
"Astaga, Kal, enggak jadi pergi aja ya kita? Kaki kamu mana mungkin bisa jalan." ujar Hailey khawatir. Hailey membantu Kalea bangkit tetapi Kalea terjatuh lagi ketika dia memaksakan kakinya yang terkilir berdiri. Rasanya begitu sakit hingga mata Kalea berair.
Dengan napas yang terengah-engah lantaran menahan sakit, Kalea berkata, "Aku akan tetap pergi, Hails. Tapi tidak dengan stiletto keparat ini."
Begitu ankle Kalea selesai dibalut dengan perban elastis, wanita itu segera mengenakkan sepatu running-nya yang sangat ringan. Beruntung gaun Kalea sangat panjang sehingga mampu menutupi hingga ujung kakinya.
"Kamu yakin?" tanya Hailey sekali lagi, mungkin saja Kalea berubah pikiran. Namun, bukannya sesuai perkiraan Hailey, Kalea malah mengangguk mantap.
"Ayo." Kalea berdiri, mulai melangkahkan kakinya. Rasa sakit itu masih ada namun tidak sakit seperti sebelumnya.
Kalea tiba di aula di mana acara diselenggarakan, tidak lupa membayar Mr. Uber Driver yang sudah mengantarkannya.
"Nggak lupa undangan, kan?" tanya Hailey yang membuat Kalea terkikik geli. Kalea menggelengkan kepalanya sambil menunjukkan undangannya.
It's been five days. Tidak ada SMS dari Nate, dan dia juga tidak berusaha menemui Kalea. Mungkin Nate hanya ingin berteman saja dengan Kalea. Dan titipan buket bunga tersebut sudah menegaskan. Sekali lagi, I love you-nya Nate hanyalah formalitas, bukan sesuatu yang serius.
"I know you're thinking about him." bisik Hailey di telinganya yang sukses membuyarkan pikiran Kalea. Kalea hanya tersenyum tipis sebagai balasan.
"Masuk yuk," ajak Kalea. Hailey memandang punggung Kalea yang mulai menjauh, dia hanya bisa mendoakan yang terbaik bagi atasannya itu, sebelum akhirnya mengikuti Kalea masuk ke dalam.
Kalea mendaratkan bokongnya di salah satu kursi. Saat Kalea melemparkan pandangannya ke seluruh arah untuk melihat-lihat apapun yang bisa dilihat, mendadak dia membeku. Matanya menangkap sosok pria yang telah mengacaukan perasaannya yang bukan lain adalah Nathaniel Slander. Detik selanjutnya, Nate mendapati Kalea tengah menatapnya.
• • •
"Ayolah, Nate, cukup hadir saja, tidak usah menyumbang." bujuk Ronand. Teman SMA Nate yang sekarang telah menjadi seorang dermawan berusaha membuat dirinya datang ke charity event yang diselenggarakan besok malam. Sementara besok malam, Nate baru sampai dari Melbourne dan langsung akan pergi menemui Kalea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pull Me Closer
Romance[COMPLETED] NATE & KALEA Tentang dua orang dengan sifat keras kepala yang saling jatuh cinta. Tetapi, apakah mereka benar-benar mencintai, melihat banyaknya konflik yang terjadi di antara mereka? Cover from Pinterest.