Extra Part

20.9K 683 21
                                    

Lagu Shape of You milik Ed Sheeran mengalun di telinga Nate sementara kakinya terus berlari. Tujuan Nate sebenarnya adalah makan dengan Kalea di café dekat apartemen wanita itu. Namun dia memutuskan untuk tidak mengendarai mobil dan memilih untuk berlari sekalian berolahraga.

Nate mendadak merasakan nyeri di perut bagian ulu hatinya. Diapun berhenti berlari dan berjalan perlahan sambil memegangi perutnya yang sakit. Hingga beberapa ratus meter, Nate tidak kuat lagi menahan rasa sakitnya. Tiba-tiba seseorang menendang tulang kering Nate dan merogoh kantung celana Nate.

"Fuck!" umpat Nate namun tidak bisa berbuat apa-apa. Dia menahan sakit di perut dan kakinya.

Kebetulan Nate hanya membawa uang cash, dan sialnya, dia barusan dirampok. Tangan Nate bergerak untuk mengambil ponselnya. Dia baru akan menelepon supirnya ketika ponsel itu mati tak bertenaga.

Bodoh!

Seharusnya Nate memperhatikan baterai ponselnya. Pria itu memaki ketololan dirinya sendiri. Kenapa hari ini begitu banyak bencana yang menimpa Nate?

Mau tidak mau, Nate mengerahkan semua tenaganya untuk bisa sampai ke depan pintu apartemen Kalea yang memakan waktu sepuluh menit namun terasa seperti satu hari penuh kesakitan.

Begitu sampai di depan pintu, Nate mengetuknya agak keras. Kalea yang mendengar ketukan tersebut menggerutu dalam hati lantaran orang itu benar-benar tidak sopan.

Mata Kalea membelalak ketika tubuh tinggi Nate berada di hadapannya. "Nate? What happened?" Kalea melihat wajah Nate yang sedang menahan sakit sambil membantu pria itu duduk di sofa.

"Asam lambung... naik..." Nate menjawab dengan sekuat tenaga. Rasanya dengan mengeluarkan suara sedikit sudah memberikan rasa nyeri di perutnya.

Pantat Nate mendarat di atas sofa dan rasa nyeri itu tidak sesakit tadi sehingga Nate bisa berbicara dengan lebih jelas. Sementara Kalea memperhatikan penampilan Nate, menganalisa kira-kira Nate habis melakukan apa.

"Kau barusan lari?"

Nate mengangguk.

"Biar kutebak, kau lupa makan?"

Nate mengangguk lagi, namun kali ini dia mengangguk samar.

"Bagus sekali, Nate, kau sangat pintar. Belum makan siang ditambah lari sore sama dengan asam lambung. Rumus yang sangat bagus." sindir Kalea. Wanita itu menahan emosinya karena Nate sering kali berbuat hal bodoh seperti ini. Ya, Kalea marah kalau asam lambung Nate mulai kambuh. Karena melihat Nate yang terbaring lemah di atas ranjang membuat tubuh Kalea terasa lemas. Dan Kalea tidak menyukai hal itu.

"Aku benar-benar lupa..." ujar Nate lirih.

"Apakah kau tahu sudah berapa kali aku selalu mengingatkanmu untuk makan? Kau juga tahu kalau kau sering lupa dan masih berpikir untuk lari sore, lihat dirimu sekarang!" sentak Kalea kesal sambil melihat ke arah Nate.

Kalea menelan semua kata-katanya yang nyaris meluncur keluar ketika Nate berdiri dengan susah payah lalu berjalan menuju pintu keluar.

"Aku akan pulang, maaf telah memberatkanmu." Nada Nate begitu datar hingga hati Kalea terasa lemas.

Bukan itu maksud Kalea, bukan. Kalea mengakui bahwa cara penyampaian kepeduliannya terhadap Nate memang salah namun inilah dirinya.

Kalea menarik tangan Nate dan memeluk tubuh besar pria itu erat. Air mata Kalea mengalir mengenai kemeja Nate perlahan.

"Bukan itu maksudku..." lirih Kalea.

Setelah mendengar lirihan Kalea seperti itu, hati Nate melembut kembali, kemudian dia merasakan dirinya ditarik perlahan ke arah kamar tidur. Tanpa banyak bicara, sembari menghapus sisa air mata di pipinya, Kalea mengambil selembar kaos milik Nate dan celana rumah.

Pull Me CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang