Sepanjang perjalanan pulang, Kalea mendapati Nate yang lebih diam. Nate memang masih bertanya untuk sekedar berbincang-bincang biasa. Namun Kalea tahu Nate berubah. Katakan Kalea peka, itu benar. Dia sangat peka terhadap orang di sekitarnya tetapi biasanya Kalea akan mengabaikan dan bersikap cuek. Tapi kali ini sikap Nate yang berubah, dan Kalea tidak akan cuek akan hal itu.
Kalea menarik napas, mengembuskannya kemudian bertanya pada Nate.
"Nate,"
"Ya?"
"Apa ada yang mengganggumu?" tanya Kalea langsung pada intinya. Dia jarang berbasa-basi dengan orang. Salah satu kelemahan Kalea adalah tidak bisa pelan-pelan saat berbicara. Tetapi langsung pada poin pembicaraan dan beberapa orang merasa Kalea angkuh.
"Tidak, Kal. Memang kenapa?" Nate mengernyit.
"Tidak apa." balas Kalea mengalah. Ia sedang malas berdebat. Kalau Nate percaya pada Kalea sepenuhnya, Nate pasti akan menceritakan masalahnya langsung pada Kalea tanpa Kalea tanya.
Namun, satu hal yang Kalea masih ingat hingga sekarang ketika Kalea akan turun dari mobil. Tiba-tiba Nate memanggil namanya.
"Kalea,"
Kepala Kalea otomatis menoleh ke arah Nate, menatapnya menunggu lanjutan perkataannya. Bukannya melanjutkan, Nate malah menangkup pipi Kalea, telapak tangan Nate terasa dingin di pipi Kalea. Kalea masih diam menunggu Nate.
"Jangan pernah tinggalkan aku," Nate mengusap pipi Kalea lembut, "aku mencintaimu."
Kalimat terakhir membuat dunia Kalea seolah berhenti. Jantungnya berdegup hebat, perasaan gugup campur bahagia menguasai dirinya. Kalea ingin membalas, tapi ia sendiri tidak yakin dengan perasaannya. Kalea menerima jika kalian mengatai Kalea bodoh.
Wajah Nate mendekat dan ia menempelkan bibirnya pada bibir Kalea tanpa berbuat apa-apa, dan sebelum menarik wajahnya menjauh Nate mengecup singkat bibir Kalea.
Mulut Kalea bungkam, tidak dapat membalas pernyataan terakhir Nate. Well, apparently mulutnya hanya mengucapkan 'hati-hati' pada Nate lantaran otak bodohnya menolak bekerja sama dengan hatinya.
Di sisi lain, Nate mencoba mengatur jantungnya yang berdetak begitu cepat, ia merasa lega sudah mengatakannya. Walau Kalea belum membalas, ia tahu suatu saat Kalea akan mengakuinya.
Namun, rasa bahagia itu tiba-tiba lenyap tak berbekas ketika pikirannya melayang pada kejadian beberapa jam lalu. Dan sekarang perasaan takut sukses menguasai dirinya.
• • •
Waktu berjalan begitu cepat. Tidak terasa Kalea dan Nate telah menjalin hubungan selama tiga bulan. Angin dingin Los Angeles menggigilkan tubuh, meski tidak sedingin New York. Kalea merapatkan jaket tebalnya, membenarkan letak beanie-nya lalu menjejalkan tangan ke dalam kantung.
Berjalan yang berjarak beberapa blok dari apartemen Kalea cukup menyehatkan dan cocok untuk sekedar refreshing. Udara saat ini memang dingin, tetapi itu tidak mematahkan keinginan Kalea untuk berjalan keluar sambil mencari inspirasi untuk desainnya. Apartemen Kalea tidak kecil tapi juga tidak besar dan Kalea tentu saja merasa suntuk bila harus berhari-hari di dalam, mengingat ia masih dalam libur winter break-nya.
Kalea memutuskan untuk masuk ke kedai kopi, memesan latte dan croissant. Matanya menelusuri ruangan untuk mencari tempat duduk yang ada. Banyak orang yang masih belum bekerja di bulan Januari. Pada umumnya mereka akan berkumpul bersama teman-temannya di kedai kopi. There are two types of person; the coffee person and the alcoholic.
Kalea duduk dan mengeluarkan majalah edisi baru dari tasnya. Sambil membalikkan lembaran demi lembaran, pikirannya tiba-tiba terbang ke saat dimana Nate bertingkah begitu manja pada Kalea. Kalea pernah membaca di sebuah buku bahwa pria yang sudah berani mengeluarkan sifat manjanya berarti pria tersebut sudah sepenuhnya percaya pada si wanita. Dan hal itu membuat Kalea senang. Namun, sebelum Nate bermanja ria, Nate sempat melakukan hal yang membuat Kalea bingung.
Awalnya, sehari sebelum natal, Kalea mendapati kaca di kamar mandi Nate pecah. Saat itu Kalea sedang berada di apartemen Nate.
"Nate, apa yang terjadi?" tanya Kalea bingung. Mata Kalea memandang tangan Nate yang mengucurkan darah.
"Nate! Ada apa denganmu?!" pekik Kalea panik. Ia juga bingung apa yang membuat Nate begitu emosi hingga meretakkan kaca dengan kepalan tangannya.
Kalea dapat mendengar deru napas Nate yang terengah-engah, mencoba meredakan emosinya. Sedari tadi ia tidak menanggapi kepanikan Kalea. Kalea menarik pergelangan tangan Nate keluar dari kamar mandi dan mendudukan Nate ke tepi ranjang.
Tidak ingin Nate merasa terdesak, Kaleapun memutuskan untuk bertanya nanti. Kalea berlari mengambil kotak P3K dan mengobati tangan Nate dengan telaten. Setelah membalut tangan Nate dengan perban, Nate langsung membaringkan badannya di ranjang.
Kalea beranjak dari ranjang untuk meletakkan kotak P3K kembali dan ia akan mencoba bertanya pelan-pelan pada Nate. Baru Kalea mengangkat bokongnya, Nate mencengkeram pergelangan tangan Kalea. Kalea mencoba untuk melepaskan, namun genggaman Nate semakin erat.
"Kal, berbaringlah di sampingku." gumamnya pelan.
Kalea meletakkan kotak P3K di atas nakas dan mengiyakan permintaan Nate. Ketahuilah, Kalea lebih sering mengesampingkan egonya akhir-akhir ini.
Dia berbaring di sebelah Nate dengan memberikan sedikit jarak antara tubuh mereka. Namun tidak Kalea duga, Nate menarik tubuh Kalea lebih dekat sampai Kalea bisa merasakan napas Nate di lehernya.
Kalea yang masih syok akibat sikap Nate yang tadinya emosi, tiba-tiba menjadi manja. Tidak mungkin Nate sedang dapat, bukan? Mencari posisi yang nyaman, Kalea mengangkat kepala Nate sebentar kemudian melentangkan satu lengannya untuk menjadi bantal kepala Nate.
"Peluk aku," Kalea memiringkan tubuhnya agar bisa memeluk Nate dengan nyaman.
Kalea ingat ia memegang erat budaya Indonesia untuk tidak tidur satu kamar apalagi satu ranjang dengan laki-laki. Tetapi Kalea hanyalah manusia biasa, sedikit banyak dia pasti terciprat budaya luar mengingat dia tinggal di Amerika. Lagipula, Nate pacarnya.
"Selamat tidur," lupa tentang apa yang membuat Nate emosi, Kalea mematikan lampu kamar dengan remote, lalu mengecup dahi Nate sayang.
Kalea merona begitu mendengar samar-samar gumaman Nate, "Aku mencintaimu,"
Iya, aku tahu ini bosenin. Aku janji besok update, kawan! Oke? :) Tinggalkan vote dan komen, ya? Terima kasih.
18 Agustus 2016, 7:40pm WIB.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pull Me Closer
Romance[COMPLETED] NATE & KALEA Tentang dua orang dengan sifat keras kepala yang saling jatuh cinta. Tetapi, apakah mereka benar-benar mencintai, melihat banyaknya konflik yang terjadi di antara mereka? Cover from Pinterest.