8. Masa Lalu

17.4K 1K 9
                                    

Nate mulai memacu mobilnya. Usai acara tadi, Nate dan Kalea akhirnya pulang ke penthouse.

"Kau lelah?" tanya Nate sambil melirik ke kanan sekilas, mencoba untuk melihat wajah Kalea.

"Tidak terlalu." balas Kalea santai.

Nate-pun diam. Beberapa saat kemudian mobil mereka terhenti karena lampu merah. Mata Kalea menangkap pemandangan seorang anak kecil laki-laki yang sedang membantu ibunya menanam. Kalea tiba-tiba jadi mengingat masa-masa SMA-nya ketika ia tinggal sendirian sehingga segala sesuatu ia lakukan sendiri mulai dari masak, bersih-bersih, belajar.

Apa Nate dulu mandiri? Atau malah sebaliknya? Mengingat ia orang kaya, kan? Kalea yakin Nate dulu sangat manja, tidak bisa dan tidak mau ngapa-ngapain dengan kata lain ia hanya menyuruh-nyuruh pembantunya di rumah.

Nate menghela napas sambil mengalihkan perhatiannya dari anak yang sedang menanam dengan ibunya itu ke jalan, "Jadi ingat masa kecilku."

Kalea langsung menoleh ke arah Nate, "Dulu kau menanam tanaman?"

"Tentu saja. Aku menanam, menyiram tanaman juga. Dulu aku merasa sangat tersiksa, melihat teman-temanku yang enak bermain. Sedangkan didikan ayahku tidak sama seperti ayah teman-temanku." Nate diam sebentar dan kemudian menambahkan, "sekarang aku sadar bahwa ayahku ingin anaknya sukses, dan temanku kini memegang perusahaan ayahnya tapi hasilnya ya begitulah." jelas Nate sambil mulai menjalankan kembali mobilnya.

"Baiklah. Apa lagi yang aku perlu tahu?" Kalea tersenyum geli mendengar penjelasan Nate yang begitu panjang. Dan bahkan Kalea tidak bertanya.

Nate menyengir salah tingkah.

"Apa kau ingin mendengar cerita masa laluku? Yang menurutku begitu sakit." Nate memasang wajah sok sedih yang membuat Kalea tanpa sadar memukul lengan Nate.

"Berhenti memasang wajah seperti itu."

"Jadi, apa kau mau?"

Kalea mengangkat bahu tak acuh, "Bukan masalah. Aku pendengar yang baik kok."

Nate masuk ke dalam penthouse-nya dan mengganti pakaiannya secepat kilat. Kalea juga masuk ke dalam kamar untuk membersihkan tubuh dan mengganti pakaiannya.

Nate memutuskan untuk duduk di sofa panjangnya yang berada di ruang tamu. Penthouse Nate terlihat sangat classy, semua furniturnya berwarna dominan putih dan hitam.

Beberapa saat kemudian, Kalea sudah ada di depan Nate sambil membawa laptopnya. Dan Nate baru menyadari kalau Kalea mengenakan kacamata. Oh man, Kalea sangat memikat dengan kacamata itu. Nate bahkan baru tahu kalau Kalea mengenakan kacamata. Piyama yang Kalea kenakan bergambar Hello Kitty dengan atasan tanpa lengan serta celana panjang.

Kalea menyadari bahwa Nate memakukan pandangannya pada Kalea. Tetapi Kalea memilih untuk pura-pura tidak tahu dan menjatuhkan tubuhnya di atas sofa yang terletak di sebrang sofa Nate.

"Apa kau sungguh akan mendengarku? Kelihatannya kau akan sibuk dengan benda itu," Nate menunjuk laptop yang sedang dipangku Kalea.

"Aku akan mendengar, Nate. Percayalah," ujar Kalea meyakinkan.

"Oke. Jadi, aku dulu sangat tersiksa..." belum sempat Nate melanjutkan ceritanya, ponsel Kalea menjerit. Nate mendengus lantaran dramanya terpotong. Setelah Kalea selesai berbicara di telepon, Nate menjadi sumringah lagi.

"Nah, jadi dulu aku sangat tersiksa..."

"Kau sudah bilang itu. Langsung pada intinya, Nate." Kalea melirik Nate dengan ekspresi datar.

"Ayahku memakasaku untuk belajar--"

"Itu bagus." potong Kalea.

"Ck, dengarkan dulu!" Nate mendecakkan lidah dan Kalea terkekeh.

"Aku tidak boleh bermain dengan temanku terlalu sering, aku harus menyapu dan mengepel kamarku sendiri. Setelah makan, aku harus mencuci piringku sendiri. Aku jarang bermain saat aku kecil. Mengenaskan, kan?" Jeda sebentar kemudian Nate menyambung, "aku tidak akan mendidik anakku seperti ayahku. Aku akan membuatnya mandiri, tetapi tidak mengurangi waktu bermainnya." ucap Nate yang lebih seperti janji pada dirinya sendiri.

"Mau tahu apa yang paling tidak bisa kulupakan? Saat aku kelas 4 Lara memakaikan riasan di wajahku dan semua temanku melihat karena saat itu adalah hari ulang tahunku!"

"Benarkah? Aku sangat ingin melihatmu dengan make up." Kalea terkekeh. Wait, did he mention a girl's name?

"Bagian mana dari didikan ayahmu yang membuatmu tersiksa? Ayahmu mengajar kedisiplinan kok." bantah Kalea.

"Tapi dia membuatku merasa Masa Kecil Kurang Bahagia. Dan tahu apa? Lara tidak disiksa sekejam ayahku meyiksaku!" gerutu Nate tidak terima. Oh, Lara adalah kakak perempuan Nate rupanya.

"Pada akhirnya yang menikmati keberhasilanmu karena 'siksaan' ayahmu kan kau sendiri Nate." balas Kalea tetap bersikeras bahwa menurut Kalea, Kalea-lah yang benar.

"Tapi tetap saja. Aku yang merasakannya ketika aku masih kecil, kau tidak mungkin mengerti bagaimana rasanya dulu."

Kalea mengehela napasnya berat. "Terserah. Aku mau kerja sekarang."

Nate merebahkan dirinya di sofa panjang yang ternyata tidak mampu menampung panjang tubuh Nate. Kakinya menggantung tapi yang penting dari tubuhnya sampai ke atas sudah nyaman dengan posisi ini. Meskipun ia tahu kalau kakinya digantung terlalu lama, kakinya akan kesemutan. Ia berencana untuk hanya berbaring-baring.

Kalea menyelesaikan pekerjaannya 20 menit kemudian dan mendapati wajah Nate yang nyenyak tertidur di sofa.

Tanpa Kalea sadar, ia sudah menyunggingkan sebuah senyuman karena wajah Nate yang begitu menggemaskan ketika tidur. Bangunkan dan menyuruhnya masuk kamar atau biarkan. Pikir Kalea. Kalau ia membiarkan, Kalea akan tampak sangat jahat. Kalau ia bangunkan, ia tidak tega dengan wajah Nate yang sudah sangat pulas sekarang.

Kalea melihat kaki Nate yang menggantung. Ia meletakkan laptopnya yang semula ia gendong ke atas meja. Kemudian ia menarik sebuah sofa dan memindahkannya ke samping sofa yang ditiduri Nate sehingga kaki jenjang Nate bisa diluruskan.

Kalea mengambil selimut dan menyelimuti tubuh Nate. Setelah ia merapikan selimutnya, entah dari mana Kalea mendapat dorongan untuk menyentuh pipi Nate dan tangannyapun menyentuh kulit pipi Nate yang halus sambil matanya menatap intens wajah Nate.

Jika aku mengatakan Nate tidak berhasil memikatku, aku berbohong.

Tinggalkan vote dan komen. :)

7 Agustus 2016. 05:43am, WIB.

Pull Me CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang