29. Penyesalan

11.7K 794 10
                                    

"Aku bersumpah Nate, kalau kau tidak menepi aku benar-benar akan membuka pintu ini!" jerit Kalea penuh emosi.

Nate tetap bergeming. Tidak mau melakukan apa yang diperintahkan Kalea. Namun tidak Nate sangka, Kalea membuka kunci pintu mobilnya secara manual, membuat mata Nate membelalak seketika.

"Berhenti, Kal! Aku menepi sekarang." pekik Nate panik. Wanitanya itu tidak main-main dengan ucapannya. Nate menjadi semakin panas, semua ancaman-ancaman yang keluar dari mulut Kalea bukanlah ancaman biasa. Baiklah kalau memang itu keinginannya. Batin Nate sangat kesal.

Nate menepikan mobilnya dengan kasar. Kalea buru-buru membuka pintu mobil dan turun tanpa melihat wajah Nate lagi.

Nate yang sedang diselimuti kekesalan melajukan mobilnya dengan sangat kencang. Hingga kurang lebih seratus meter jarak antara mobilnya dengan Kalea, melihat badan Kalea yang terlihat kecil dari spion mobil Nate, Nate merasa seperti orang idiot lantaran telah menurunkan Kalea di jalan raya sementara saat ini sudah jam 1 subuh. Demi Tuhan, Nate. Dia wanita. Wanitamu. Apa yang sudah kau lakukan?!

Nate langsung memutar balik mobilnya hingga ban mobilnya berdecit. Begitu mobil Nate telah mendekat dengan Kalea, Nate membuka kaca mobil.

"Masuk!" bentak Nate.

Kalea tidak menanggapi bentakan Nate dan tetap jalan sambil memandang lurus ke depan.

"Kalea!" teriak Nate frustrasi.

"Tinggalkan aku sendiri!" balas Kalea membentak.

"You are getting on the car. Now!"

Beruntung jalan sudah lumayan sepi sehingga mereka berdua tidak malu ketika saling berteriak terhadap satu dengan yang lain.

"KAL!!!" bentak Nate dengan suara yang begitu lantang, ditambah Nate yang memukul setiran mobil dengan keras, menimbulkan suara yang dapat membuat semua orang seolah ikut merasa nyeri.

Kalea muak dengan kelabilan emosi Nate. Namun dia juga tidak ingin mengambil risiko Nate menyakiti dirinya sendiri, tanpa banyak bicara Kalea naik lagi ke dalam mobil Nate. Selama di perjalanan, Nate berjuang agar menyetir dengan fokus sedangkan Kalea sesekali menarik ingusnya karena menangis.

"Aku ingin pulang." ucap Kalea dingin.

"Ke tempatku."

"Tidak!" Kalea meninggikan suaranya.

"Aku ingin bicara. Diam dan jangan membantah." balas Nate tidak kalah dingin.

"Aku tidak ingin berbicara denganmu, sialan!" umpat Kalea. Nate tidak menanggapi ucapan Kalea, lalu menarik napas untuk menstabilkan emosinya yang sudah mendidih. Untung Kalea tidak menggunakan ancaman minta turun. Karena hari ini Nate ingin, ralat, harus berbicara. Titik.

Setibanya di apartemen Nate, mereka berdua bergegas turun dari mobil dengan hawa canggung yang melingkupi mereka. Keduanya naik ke dalam lift tanpa bersentuhan seperti yang mereka biasa lakukan. Nate meringis pelan, merasakan sakit pada tangannya yang terluka terkepal erat.

Begitu masuk ke dalam apartemen, Kalea mengambil langkah seribu menuju ke kamar tamu di sebelah kamar utama Nate.

Tidak sudi sekali Kalea tidur di kamar utama seperti biasanya.

Namun sebelum Kalea dapat menutup pintu kamar dengan sempurna, Nate menahannya. Dengan kejengkelan tingkat dewa, Kalea menatap wajah Nate dengan penuh kekesalan.

"Apa?" ucap Kalea dingin. Dari cara dia menatap dan berbicara dengan Nate, Kalea benar-benar menegaskan bahwa dia tidak ingin berurusan dengan Nate.

"Aku harus berbicara denganmu."

"Selain egois, rupanya kau tidak mau tahu keadaan orang lain."

Ucapan Kalea itu langsung menusuk tepat di hati Nate. Detik berikutnya, pintu Kalea telah tertutup sempurna sementara Nate masih berdiri mematung di depan kamar tamu apartemennya.

Seharusnya Nate lah yang dewasa di sini. Umur Nate bahkan lebih tua dari Kalea. Tapi mengapa malah dirinya lah yang tidak bisa menahan diri?

Seharusnya Nate memberikan jarak dan tidak menekan Kalea langsung...
Seharusnya Nate membiarkan Kalea mendinginkan kepala...
Seharusnya Nate bisa berpikir lebih bijaksana dalam mengambil keputusan...

Seumur hidupnya, tidak pernah Nate merasa sebrengsek ini.


"Udah pendek, lama lagi apdetnya."

Aku tau kalian pasti batin kayak gitu. Maaf ya semuanya. Diusahakan besok apdet lagi.

9 Oktober 2016, 7:45am WIB.

Pull Me CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang