35. Nightmare

11.8K 768 19
                                    

"Selamat ulang tahun, Theria. May you have a great birthday. Maaf aku tidak bisa bicara banyak lantaran suaraku habis." sesal Kalea sambil berbisik lantas memeluk ibu dari Nate itu.

Sudah dua hari, suara Kalea tidak kunjung balik. Nate sempat menyarankan Kalea untuk ke dokter agar diberi antibiotik, tetapi Kalea bersikeras kalau suaranya akan kembali sendiri. Dan tanpa diduga, Nate memberitahu bahwa ibunya mengadakan makan malam di rumah keluarga Nate dan seluruh anggota keluarga Kalea diundang.

Kalau Kalea tahu tentang hal ini dari jauh-jauh hari, dia pasti akan ke dokter secepatnya. Sekarang, di rumah kediaman keluarga Slander, Kalea lebih banyak membungkam. Dan sikapnya ini membuat Kalea serasa tidak mempunyai etika. Yang benar saja, demi apapun, ini adalah ibu Nate.

"Bukan masalah, Sayang, kehadiranmu di sini sudah lebih dari cukup," Theria tersenyum manis. Kemudian Theria berpindah menyambut Laura.

Kalea menarik kecil lengan kemeja Nate memberi isyarat bahwa dia ingin mengatakan sesuatu, lantas Nate menundukkan sedikit kepalanya.

"I feel so bad, Nate. Please say sorry once again to your mother." Setelah Kalea berbicara seperti itu, Nate menatap wajah Kalea yang penuh penyesalan.

"Kau sudah meminta maaf, untuk apa kau minta maaf lagi, hm?"

"Aku merasa bersalah. Maksudku, aku tamu, tapi aku hanya diam, semua itu meresahkanku, kau tahu?" dahi Kalea berkerut, lalu mengalihkan pandangannya dari Nate.

"Kal," Nate menangkup wajah Kalea, "dengar aku, pertama, ibuku tidak gila hormat. Kedua, kau memang sakit, dan apakah kau menghendaki dirimu sakit? Sama sekali tidak. Jadi apakah ini salahmu? Bukan. Tidak ada yang salah disini, Sayang." Nate mencuri kecupan di bibir Kalea.

"Mengerti?" tanya Nate lagi.

Kalea mengangguk terpaksa. Dia merasa tidak setuju dengan ucapan Nate tapi Kalea tidak bisa lagi membantah.

• • •

"Terima kasih atas makan malamnya, Theria." ujar Laura kemudian berdiri. Sementara itu, Jordan dan Blake masih bercakap-cakap.

Keenan, Keanu, dan Rixo membicarakan tentang lego yang ternyata merupakan mainan yang sama-sama mereka sukai saat kecil. Lara yang harus pergi secepatnya karena pekerjaan telah menunggu pun sudah meninggalkan rumah sejak sepuluh menit yang lalu. Dan sekarang, tinggal Nate dan Kalea yang dibiarkan berdua.

"Kau lelah?" tanya Nate sambil melihat mata kekasihnya yang sudah tidak bisa diajak berkompromi karena ingin tidur.

"Sedikit." jawab Kalea polos, membuat Nate terkekeh pelan lantaran tingkah laku Kalea begitu menggemaskan. Bagaimana bisa gadisnya itu menjawab 'sedikit' sementara matanya sudah menunjukkan 'sangat'.

"Ayo kita pulang." Nate menggamit pergelangan tangan Kalea.

"Tapi—"

"Kita pulang, tidak ada bantahan." potong Nate sebelum Kalea menyelesaikan perkataannya, lantas mengecup pelipis Kalea ringan. Mereka berpamit singkat kepada para orang tua sebelum meninggalkan rumah.

Sesampainya di apartemen Nate, mereka mulai membersihkan diri secara bergantian. Jangan pikir mereka sudah mandi bersama, oke? Begitu akan mengenakan pakaian, Kalea mengatakan bahwa dia sedang ingin mengenakan kemeja milik Nate.

Nate pun mengambilkan selembar kemeja putih lalu memberikannya kepada Kalea. Setelah mereka berdua mandi, Nate berbaring di ranjang sambil menonton TV. Tanpa Nate sangka, Kalea merangkak naik dengan begitu sensual, Nate—dengan paksaan—mencoba mengembalikan konsentrasinya terhadap pertandingan bola basket di layar TV. Namun lagi-lagi Kalea memberikan kejutan yang tidak pernah Nate pikirkan, Kalea melingkarkan tangannya di leher Nate, membenamkan wajah di ceruk leher Nate yang hangat sembari menghirup dalam-dalam aroma khas Nate yang sangat Kalea suka.

Pull Me CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang