Lampu remang-remang. Lilin beraroma vanilla yang telah menyala, menguakkan baunya ke seluruh ruangan. Sofa dengan bantal dan selimut sudah siap. Nate memasukkan kaset Civil Wars ke pemutar DVD-nya. Lalu menghampiri Kalea yang sudah menyelimuti dirinya dengan selimut tipis.
Lima belas menit yang lalu, mereka berdua sempat berdebat mengenai film apa yang akan ditonton.
"Aku ingin Friends With Benefits," ujar Nate mengutarakan keinginannya yang membuat Kalea mengerutkan kening jijik.
"Ayolah Kal, we are adults." bujuk Nate sekali lagi.
"Bukan begitu, Nate. I'm afraid kau akan langsung horny. So, a huge no from me. Lebih baik Civil Wars atau tidak sama sekali." jawab Kalea datar. Mulut Nate menganga kaget akibat sikap Kalea yang blurt everything out dengan mudahnya. Namun mulutnya tertutup kembali ketika dia teringat saat Kalea mengatakan bahwa Nate akan horny.
"Aku tidak horny." jawab Nate dengan ragu-ragu. Kalea hanya memutar bola matanya malas.
"Tidak horny, tapi akan horny." gumam Kalea yang masih terdengar di telinga Nate. Dia tahu dia kalah. Nate pun akhirnya memutar kaset Civil Wars.
Sudah lama Kalea ingin menonton Civil Wars, dia tidak sempat nonton di bioskop dan saat dia sudah tidak sibuk, filmnya sudah tidak tayang di bioskop sehingga Kalea harus menunggu versi BluRay nya. And here she is.
Film telah berjalan setengah, Kalea tertawa mengejek dalam hati ketika melihat Nate mendapat telpon dari orang di saat adegan seru dimana Team Iron dan Team Cap bertarung. Lima menit kemudian, Nate datang kembali.
"Astaga, aku tidak menonton adegan mereka bertarung." gerutu Nate lalu menatap Kalea dengan puppy eyes nya.
"Tidak." Kalea tahu Nate memohon agar adegan tadi diulang. Nate memasang wajah cemberut sepanjang menonton, Kalea yang mendadak merasa gemas dengan sikap Nate pun mengecup pipi Nate kilat.
"Kau bisa menonton di Youtube, oke?"
Nate mengganti ekspresi cemberutnya dengan eskpresi datar. Kalea mengelus pipi Nate lalu menyandarkan kepalanya di dada Nate, menggeliat sebentar untuk mencari posisi nyaman dan mereka pun melanjutkan nonton film.
Setelah selesai film, barulah Nate berbicara.
"Kal, kalau aku pergi satu bulan ke Inggris, apa kau keberatan?" Nate menatap intens mata Kalea.
"Ada urusan kerja?"
Nate mengangguk.
"Jake meneleponku, dia kepala cabang di sana, katanya ada sesuatu yang harus dibicarakan dan penting. Tidak bisa ditelepon." Nate menghela napas sebelum melanjutkan, "Lihat saja kalau ternyata masalah itu bisa dibicarakan melalui telepon, dan dia sudah memaksaku ke sana, aku akan menurunkan jabatannya." ancam Nate kejam.
Kalea bukan tipe wanita yang harus menempel terus dengan prianya, tapi sebulan? Baiklah, dia akan mencoba. Kalea adalah wanita yang mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Meskipun kesempatan bermanja dengan Nate menjadi hilang.
"Ya, tidak apa-apa." sahut Kalea.
"Kau yakin?" tanya Nate sekali lagi.
Kalea mengangguk dan tersenyum.
"Atau kau mau ikut denganku?" tawar Nate, dia masih ragu dengan senyum yang Kalea berikan. Itu terlihat palsu, namun terlihat asli juga. Maksud Nate, senyumannya sangat tulus, tapi tidak sampai mata.
Kalea menggeleng. "Tidak, aku sibuk, Nate sayang."
Nate serasa terbang ke langit ke-7 ketika Kalea memanggilnya seperti itu. "Baiklah. Aku berangkat besok. Malam ini, peluk dan cium aku sepuasnya, oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pull Me Closer
Romance[COMPLETED] NATE & KALEA Tentang dua orang dengan sifat keras kepala yang saling jatuh cinta. Tetapi, apakah mereka benar-benar mencintai, melihat banyaknya konflik yang terjadi di antara mereka? Cover from Pinterest.