17. Truth Be Told

13K 849 15
                                    

Nate mengacak rambutnya kasar dan melemparkan tubuhnya ke atas ranjang. Dia membaca pesan yang dikirim Hailey dan rasanya saat ini dia ingin menggigit manusia!

Selama kurang lebih 10 jam di atas pesawat yang terasa begitu melelahkan. Nate kembali bergumul dengan ponselnya, menghubungi Hailey terus-terusan. Ia berharap agar Hailey tidak jengkel atas kelakuannya yang sebenarnya memang menjengkelkan.

Sedari tadi Nate memandangi ponsel lalu mengetik pesan di ponselnya dan hal ini berulang terus. Begini percakapan Hailey dan Nate di ponsel:

Hailey, apakah dia sudah sarapan?

Sudah, sepertinya. Tadi pagi dia cepat-cepat ke kantormu.

Nate tertegun. Sekarang, perasaan ingin memeluk erat kekasihnya berkobar. Nate ingin menghentikan ini semua.

Setelah itu dia kemana?

Ke wisuda Keanu.

Ingatkan dia untuk makan. Kau juga jangan lupa untuk mengingatkan dia. Kalea itu pelupa, kau jangan ikut-ikutan.

Kau sudah mengingatkanku itu berkali-kali dan ucapanmu sudah seperti tato di pikiranku.

Bagus.

Itu baru percakapan awal mereka. Masih banyak topik yang mereka bicarakan seputar Kalea. Untuk mengirim pesan internasional membutuhkan pulsa yang banyak. Awalnya, Hailey tidak mau membalas pesan Nate lantaran Hailey akan menghabiskan banyak pulsanya. Namun Nate meyakinkan Hailey bahwa dia akan membelikannya pulsa demi mengabari Nate tentang Kalea. Tanpa banyak pikir Hailey menuruti Nate.

Nate membaca ulang pesan Hailey yang terakhir dan ternyata ini bukan mimpi. Yang dia baca adalah nyata. Nate tidak bisa tenang sekarang. Hal yang sangat ingin dilakukan saat ini adalah terbang pulang ke Los Angeles, mendatangi Kalea, memasung pria yang berani mendekati kekasihnya dan mengurung Kalea.

Baiklah, itu terdengar kejam, Nate berjanji tidak akan melakukan hal itu. Tetapi hal yang sebangsa itu. Pesan yang Hailey kirim kira-kira seperti ini:

Kalea dimana sekarang?

Dia hanya bilang sedang makan siang.

Sendirian? Tidak denganmu?

Tidak. Tunggu, kutanyakan.

Dia sedang bersama teman lamanya, Caleb.

Tinggal 1 bulan lebih sedikit sebelum Nate berkata jujur pada Kalea. Keadaan ini bukan menyiksa Kalea saja tetapi Nate juga.

Nate yang pergi ke Amsterdam hanyalah alasan. Padahal meskipun Nate tidak datang ke Amsterdam, pembangunan mal yang telah diurus oleh adik Nate--Rixo--akan tetap terlaksana. Namun Nate memilih turun di lapangan dengan motivasi untuk menjaga jarak dengan Kalea. Karena Nate tahu dirinya bisa kehilangan kendali sewaktu-waktu.

"Nate, ayo makan, sweetheart," suara lembut milik ibu Nate--Theria--melesak masuk ke telinga Nate.

Nate begitu menyayangi Theria dan menghormatinya sehingga seburuk apapun perasaannya, ia akan memberikan senyumnya, "Iya, Mom,"

Tepat saat Theria menghilang dari daun pintu, Rixo muncul.

"Hai, Nathannniel!" seru Rixo sambil melenggang masuk ke kamar hotel Nate. Ciri khas Rixo, suka menahan nama orang. Tapi tunggu, dia hanya melakukan ini kepada kakak-kakaknya.

"Hai," Nate tersenyum malas dan menaikkan alisnya sekilas.

"Kau tampak sedih."

"Memang." gumam Nate.

"Kelahi dengan pacar?" tebak Rixo dan Nate menggeleng.

"Ayo makan," ajak Nate beranjak dari ranjangnya, menyambar satu kaos dari koper dan menyelubungkannya. Nate tidak terlalu ingin berbicara tentang ini pada adiknya, dia merasa Rixo masih kecil. Meskipun umur Rixo sudah 24 tahun dan bahkan sudah bisa menghasilkan uang sendiri, tetap saja Nate menganggap adiknya masih kecil.

"Aku sudah selesai. Yang benar saja, hanya kau Nate yang makan malam pukul 9. Ckck," Nate mendecakkan lidah sambil menggeleng-geleng.

Setelah menyelesaikan makan malamnya di bawah, Nate kembali ke kamarnya dan mendapati Lara berbaring di atas ranjang. Keluarganya dengan lengkap berkumpul di Amsterdam. Nate senang, walaupun keadaan ini tidak menghibur Nate sepenuhnya.

"Sejak kapan kau datang?" tanya Nate pada Lara yang memfokuskan pandangannya pada ponsel.

"Barusan. Ketika kau masih makan," balas Lara, kemudian Lara memandang adiknya itu.

"Sepertinya ada yang mengganggumu," tebak Lara. Nate malas berbohong dengan Lara dan dia menceritakan semuanya dari awal. Lara menyimak dengan baik, melihat Lara yang fokus, Nate berbicara dengan sedikit manja. Sejak kecil, Nate senang bermanja-manja dengan satu-satunya kakak yang dia miliki itu.

"Hm. Yang penting jangan tinggalkan, Kalea," komentar Lara terhadap masalah Nate.

"Tentu saja." jawab Nate pasti.

"Cepat atau lambat, truth be told." balas Lara lagi dan Nate mengangguk.

Setelah cukup lama bercakap dengan kakaknya, ponsel Nate berdering tanda pesan masuk.

Kalea baru sampai. Sepertinya dia diantar oleh Caleb kesini.

Ya ampun, nama orang itu lagi. Bunuh Nate sekarang...


90 votes for next.

31 Agustus 2016, 12:54am WIB.

Pull Me CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang