"Jems?? Apa kabar??! Ya ampun kirain gak bakal ketemu Jems lagi!!!" Zizah dan Ara memelukku bergantian.
"Haha baik sih. Gimana udah beres UAS?"
"Besok terakhir nih Jems, pusing!"
Ara dan Zizah, mereka berada di jurusan yang sama, akuntansi.
"Beuuhh, belom ada pentas lagi?"
"Belom! Kangen latian sama Jems deh" celetuk Ara lagi.
"Kang Yoyo apa kabar Jems?" tambah Zizah, aku tertawa mengingat seniorku itu.
"Kang Yoyo dimarahin sama ibunya disuruh cepet lulus! Hahaha" aku tak bisa menahan tawaku.
Waktu aku bertandang ke rumahnya, sang ibu menanyaiku.
"Ei bageur kamu teh sakampus jeung si Yoyo?" (eh anak baik kamu sekampus sama si Yoyo?)
"Sumuhun ibu, abi teh juniorna kang Yoyo" (iya bu, saya juniornya kang Yoyo) balasku berusaha terdengar sopan.
"Eta si Yoyo dititah geura lulus da. Teu era jeung baturna geus lulus kabeh!" (itu si Yoyo disuruh cepet lulus napa. Gak malu sama temen-temennya udah lulus semua!) ucap ibu kang Yoyo. Rasa kesalnya terlihat dari perubahan caranya menguleni adonan bakwan.
"Da Yoyo ge geus usaha atuh mak" (ya Yoyo kan juga udah usaha bu) kang Yoyo membela diri, karena malu juga mungkin.
"Usaha naon usaha?!" (usaha apa usaha?!)
"Ah Yoyo pan resep jadi mahasiswa mak" (ah Yoyo kan seneng jadi mahasiswa bu) kang Yoyo masih membela diri.
"Enya! Sia resep jadi mahasiswa! AING NU NGABAYARAN! Anak setaaaannn!!" (iya! Elo seneng jadi mahasiswa! Gua yang ngebayarin! Anak setaaaannn!!) sendok bekas mengaduk adonan bakwan langsung dipakai untuk menggetok dahi kang Yoyo. Saat itu aku dilema ingin tertawa atau tetap diam.
"HAHAHAHAHA ANJIR ANAK SETAN! HAHAHA" beruntung lah Ara dan Zizah yang bisa tertawa sampai menangis setelah aku menceritakan apa yang menimpa kang Yoyo. Itu lah mengapa kang Yoyo jadi jarang sekali mengambil proyekan. Sedang fokus skripsi.
Masih setengah tertawa Ara dan Zizah berpamitan padaku. Saat sedang mengucap agar hati-hati di jalan, mulut tak berfilterku bertanya dimana kira-kira Euis berada.
"Lagi sama gebetannya kali Jems, dah"
Hening.
Kata-kata Zizah masih berusaha kucerna.
Hening lagi.
GEBETAN???!!! GEBETAAANNN???!!!!
Tenang Jems, belum valid. Belum ada bukti yang memadai untuk bisa disebut fakta. Mungkin hanya ledek-ledekan. Tenang aja. Santai.
Kata 'gebetan' sendiri bisa mengandung berbagai makna kok.
Oke, penghiburan diri tidak berhasil. Aku mulai resah.
Bagaikan ada petir yang menyambarku di siang bolong, mataku secara tiba-tiba melihat Euis berjalan.....dengan seorang laki-laki di sampingnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya mah Jodoh
General FictionAda yang bilang, pemusik dan penari itu jodoh karena saling membutuhkan satu sama lain. Tapi apa iya? Kalau misalnya keduanya memiliki jenis kelamin yang sama, masih bisa disebut jodoh kah? Ah, 'jodoh' hanya sebuah kata yang selalu membentuk suatu m...