Dari jauh aku mengenali orang yang sedang berjalan ke trotoar. Berhubung suasana hatiku sedang baik, kupinggirkan motorku setelah sebelumnya membuka kaca helm.
"Mira?" yang kupanggil langsung menengok dan berteriak senang.
"Jalaa!!! Hai ganteng!!" Mira langsung menabrak memelukku yang masih ada di atas motor.
"Mau ke mana?? Lu beneran ada di mana-mana ya??" kataku sambil sibuk menjaga keseimbangan.
"Tadi abis ketemuan sama temen aku, mau nyari gojek tapi handphoneku mati. Huhu."
"Mau bareng?" entah apa yang kupikirkan. Biar lah.
"Ihh seriuusss??? Mauu!! Kamu mau ke mana emang???!!"
Untung lah aku masih memakai helm. Pekikan Mira mental lagi tidak sampai ke telingaku. Tapi tetap saja aku menjauhkan kepalaku darinya.
"Mau ke kostan sih.. Tapi.."
"Aku numpang ngecharge dong!! Sumpah abis itu aku pulang sendiri naik gojek. Kamu gak bawa helm lagi kan? Aku tau jalan tikus ke kostanmu kok!"
Mira langsung naik ke atas motorku, bahkan di saat aku sedang sibuk memproses pekikan bersemangatnya tadi. Menurunkan volumenya di otakku dan mencerna tiap katanya. Ketika aku menoleh Mira tersenyum lebar, juga menandakan kalau sudah siap berangkat.
"Yaudah....jangan peluk-peluk tapi!" peringatku.
"Ah pacar kamu kan masih di Australia, gak bakal tau lah." aku memelototinya "iya iyaa, ah gak seru!"
Aku tertawa kecil di dalam hati. Langsung melajukan motor menuju kostan. Hitung-hitung sedikit penebusan dosa karena selama ini aku selalu kejam dengan Mira. Baru berapa lama kami melaju di jalan, tiba-tiba aku menyadari sesuatu.
"LU TAU KOSTAN GUA DARI MANA????!!" lalu aku bisa mendengar tawa Mira di belakangku.
Sial, aku juga punya fans gila.
***
"Kostan kamu rapih juga." puji Mira saat masuk ke kostanku, sambil mendekat ke colokan dekat kotak rebab.
"Emang kenapa? Tampang gua gak meyakinkan ya?" aku melempar jaketku ke atas kasur.
"Kamu kan orang melodi Jal, biasanya orang melodi berantakan kan."
"Kata siapa? Haha, gua orang perkusi juga tau. Setengah-setengah."
"Eh iya kan kemaren kamu ngendang ya..."
Ada rumor yang beredar di kalangan para pemusik. Katanya, orang melodi (yang memainkan alat musik melodi seperti gitar, biola, suling, dan lainnya) kebanyakan 'berantakan' karena mereka terbiasa berpikir untuk menghasilkan nada secara meloncat-loncat dan kadang bisa out of tempo. Sedangkan orang perkusi (yang memainkan alat musik perkusi seperti drum, jimbe, kendang, dan lainnya) kebanyakan lebih rapih karena terbiasa mendapat tugas untuk menjaga tempo.
"Gimana pacar kamu itu si Euis?" tanya Mira tiba-tiba. Aku menoleh ke arahnya yang sedang menimang-nimang kulanter.
"Ya kaya yang gua cerita tadi, belom bales." aku melempar ponsel ke kasur lalu menyenderkan badan ke kasur. Mira meletakkan kulanterku dan meraih ponselku.
"Kamu gak ada temen yang lagi di Australia juga kan?"
"Gak ada."
"Yaudah tungguin aja. Aduh gerah ih. Maksudnya udaranya ya, bukan kostanmu." tahu-tahu Mira membuka kancing kemejanya.
"EH EH LU NGAPAIN??!!!"
"Aku cuma mau buka kemeja Jal. Atau mau aku buka semua?" Mira memasang senyum menggoda dan menanggalkan kemejanya. Menyisakan tank top putih dengan batas dada yang rendah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya mah Jodoh
Fiksi UmumAda yang bilang, pemusik dan penari itu jodoh karena saling membutuhkan satu sama lain. Tapi apa iya? Kalau misalnya keduanya memiliki jenis kelamin yang sama, masih bisa disebut jodoh kah? Ah, 'jodoh' hanya sebuah kata yang selalu membentuk suatu m...