22

4.1K 178 24
                                    

Di terusin ga ya adegan di busnya...hahhahha

***

Ve Pov

Aku tak menyangka naomi menciumku kasar. Biasanya dia cenderung pasif. Dan tingkah nakalnya harus aku pancing terlebih dahulu.

Aku menahan desahan ku saat bibir naomi bergerak liar di tengkuk leherku. Ingat kami dalam bus. Dan semua mamber berada disini.

Tangan lainnya mulai bergrilya di tubuhku. apa kita benar-benar akan melakukannya disini? Sekarang?

Ahh aku harus membalikkan keadaan. Aku harus membalasnya..

"Shh.. agghhgh.. mi." Desahanku akhirnya keluar.

"apa kamu yakin kita akan melakukannya disini?" Bisiknya sensual sembari memberikan lumatan di telingaku.

Iya sih ga mungkin juga melakukannya disini. Ga mungkinkan harus nahan desahan. Nahan desahan itu nyiksa bangett. Tapi masa sih harus berhenti nanggung banget nihh.. aghh situasu yang buatku frustasii.

Tangan Naomi sudah berkelana di dalam kaosku.mengelus perutku. Sentuhan menggelitik dipusar dan naik ke atas menjalar kebagian kenyalku.

sebisa mungkin ku menahan desahanku walaupun terkadang suara mengairahkan itu keluar diluar dugaanku.

Naomi bersembunyi di balik selimut yang kebetulan kubawa dari rumah. Selimut ini bisa menutupi perbuatan mesum naomi yang sangat ku nikmati.

"Ve mendesahlah. Aku ingin mendengar desahanmu. Jangan kamu menahannya, permainan jadi tak menyenangkan." Ucapnya yang kepalanya muncul dari balik selimut.

"Akhuu takhutt membangunkan yang lainnya Mi." Ucapku tak jelas karena dia kembali bermain dileherku.

"Aku jadi kurang bersemangat ve kalo kamu tak menyerukan namaku." Ucapnya yang benar-benar menggodaku.

"Aku akan berhenti  jika kamu tak mendesah." Ancamnya dan menciba memperbaiki posisinya kembali duduk dengan baik dan benar

"Jangan!" Larangku. "Setelah menggodaku begitu jauh kamu akan menghentikannya. Akhhh sungguh kurang ajar." Ucapku tak suka.

"Goda aku donk. Seperti biasa yang kamu lakukan padaku." Ucapnya nakal. "Aku sangat suka dengan sikap penggodamu." Bisiknya sensual membuatku merinding, beringsutan dan semakin frustasi atas hasrat yang tak kunjung sampai.

tanpa basa basi aku langsung menyambar bibir naomi. Seperti biasanya naomi hanya diam menikmati perlakuan nakalku.

Ciumanku mulai turun ke lehernya. Ku hirup aroma tubuhnya yang kurindukan. Aroma khas pria yang selalu ingin ku nikmati. Entah mengapa naomi selalu menggunakan parfun pria. Tapi aroma maskulinnya menjadi candu untukku.

Ku jilati lehernya. Membuat erangan keluar dari mulutnya.

"Ahh...nghhh ve...shh..ahh.." desahan naomi sangat sensual.

"Shh..ahh..nghh.. ahhhh. Vhee.." sepertinya naomi sengaja mengeluarkan desahan sensual.

"ahh..ahhh.shhh..ahh.. vhe.. phelannn...phelaannnn." tanganku meremas bagian dada kirinya.

Naomi terus mengeluarkan desahan. Apa dia tak takut di dengar yang lainnya? Atau dia ingin membuktikan dia lebih berani daripada diriku.

Bukan hanya desahannya yang ku nanti. Aku menunggu sentuhannya. Balasannya.

"Balas donkk Mii." Pintaku.

"Sabar veranda sayangg."

Kami kembali berciuman. Saling melumat. Memainkan lidah dan saling berukar siliva. Suara ciuman bersatu dengan.

ROTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang