46

2.6K 179 17
                                    

Naomi pov

Entah hanya perasaanku atau mungkin memang benar adanya. Aku merasa ve bertingkah sedikit aneh. Ve selalu menolak jikalau aku mengajukan diri mengantar dan menjemoutnya ke tempat latihan maupun theater. Selalu menolak keberadaanku jika ada kegiatan JKT padahal aku hanya ingin menyaksikan saja.

Sore ini aku memutuskan tanpa memberitahu ve, aku akan mengunjungi theater. Lagi pula aku sangat merindukan teman-temanku lainnya. Ga baikkan menghilangkan hubungan kekeluargaan, ya walaupun kini statusku hanyalah mantan anggota JKT.

aku melangkahkan kaki menuju theater. Aku bisa dengan mudah menuju tempat ini karena aku sudah hapal betul celah di theater ini sekalipun dengan pengawasan ketat.

Samapi kulihat shendy belarian di koridor. Hingga karena meleng shendy menabrak tubuhku.

"Na..naomi?" Ucapnya terkejut. Belum sempat ku menjawab shendy sudah kembali berbicara. " naomi lebih baik pergi dari sini." Usirnya dengan raut wajah ketakutan.

"Kamu tenang aja shen. Aku ke sini bukan untuk cari ribut. Aku kemari karena aku merindukan kalian semua." Terangku.

"Iya mi. Tapi suasananya sedang tak mendukung." Jelas Shendy membuatku mengerutkan kening. "Ki..kinal ngamuk.. ngamukk..ka." jelasnya membuatku belari karena mengkhawatirkan keadaan veranda.

Shendy mengejarku. Menyerukan namaku mencoba menghalangiku. Apa yang sebenarnya terjadi pada kinal? Aku hanya berharap dia tak mencelakakan ve.

Mataku segera bergrilya keseluruh penjuru ruangan theater berharap dapat menemukan veranda. Belari ke stage yang dipenuhi banyak anggota.

ku lihat anggota lainnya mencoba menghentikan kegiatan brutal kinal yang sepertinya terbakar amarah.

ahh. Ve. Kulihat wajahnya sangat ketakutan dalam pelukkan teh melody.

"Kamu gak apa-apa ve?" Tanyaku khawatir.

"Ke..kenapa kamu kesini?" Bukan memberikan jawaban dia balik bertanya. "A..aku ta..kut Mi." Ucapnya.

Ku bawa dia dalam pelukkanku. Aku shinta naomi akan melindungi bidadariku.

"Ka Naomi!" Teriakkan teman-teman.

Bruk.

Punggungku. Aku mengeratkan pelukkanku. Merasa punggungku sakit. Ahh kinal memukulku dengan standing mic. Kinal dihalangi para mamber agar tak bisa berbuat lebih gila lagi.

"Mi kamu...." tanya ve khawatir.

"Aku gak apa-apa aku menahan sakitku."

Kinal yang terlepas dari mamber tim j segera menyerangku. Memberiku pukulan.

"Gue sudah bersikap baik ya sama lo selama ini. Gue udah berbaik hati berbagi ve dengan lo. Bahkan merelakan ve bersama lo. Tapi apa balasan lo? Lo menjebak gue dan mempermalukan gue dihadapan semuanya." Teriak kinal.

Apa maksudnya? Aku sama sekali tak mengerti dengan ucapannya. Okey maksudnya dalam kata menjebak dan mempermalukkan. Kapan aku menjebaknya? Bukankah yang terjadi sebaliknya? Mempermalukannya? Bahkan aku mencoba melupakan kelakuan busuknya.

"apaan sih lo Nal?" Aku yang tak terima dengan tuduhannya mendorong tubuhnya.

Kinal memukulku. Aku membalas pukulannya. Hingga kami saling bergulingan saling pukul. Aku tahu mereka bukan maksud hanya diam dan menonton tapi mereka takut terkena pukulan kami.

"Naomi.. kinal! Berhentilah." Teriak ve berhasil membuatku diam.

Aku menghentikan pukulanku. Tapi kinal terus memukulku. Berkali-kali ve menyerukan namanya, namun tak bisa menghentikannya.

ROTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang