33

2.5K 172 18
                                    

Naomi POV

Aku bangun lebih awal dari biasanya. Ada sesuatu yang hukumnya wajib aku selesaikan.
Bergegas membersihkan diri. Ah. Aku perlu menutupi luka lebam diwajahku. Aku tak mungkin pergi dalam kondisi seperti ini.

Aku menuruni tangga. Kulihat sinka duduk di meja makan, seraya mengaduk makanannya tak jelas.

"Kamu masak apa dut?" Suaraku sontak membuatnya terkejut. "Ko ngeliatin cici kaya ngeliat hantu aja." Sindirku.

Aku tahu arti keterkejutan sinka. Dia pasti terkejut sepagi ini aku telah rapi karena biasanya aku baru pulang atau aku masih meringkuk di balik selimutku.

"Kok kamu cuman masak buat sendiri sih?" Protesku.

"Kan biasanya cici..."

Ya aku beberapa minggu balakangan ini cenderung acuh padanya. Menghiraukan keberadaannya. Tak menyapanya. Tak sarapan dengannya. Menganggapnya seolah tak ada.

"Jatah dudut buat cici aja deh" godaku. Sukses membuatnya semakin melongo. Padahal biasanya sinka bakalan cemberut.

"Becanda kok dut. Nanti cici makan di tempat latihan aja." Ucapku sembari mencubit pipinya gemes.

"Latihan? CICI mau latihan?" Ekspresibya terlalu berlebihan.

Aku mengangguk.

"Asyiikk. Naomi's cameback. Yeee.." sorak sorainya.

"Dut. Sebenarnya apa sich yang terjadi selama aku ga latihan?" Tanyaku. "Apa diaa...?"

"Kacau ci. Tim J kacau. Dan sangat di bawah standar. Theater yang diadakan tim J menurun. Semua fans mengharapkan VeNom." Jelas sinka

"Keadaan ka ve sangat menyedihkan ci. Seperti bidadati yang baru kehilangan sayapnya. Rapuh. Dudut pernah jenguk ka ve. Tapi dudut di usir ka ve karena dudut mengingatkan ka ve sama cici."

"Dudut sebenarnya tahu masalah kak ve sama cici. Tapi setelah melihat kondisi ka ve. Rasanya ka ve jauh lebih terasa tersakiti karena kehilangan cici. Dudut ga pernah berpikir ka ve akan se menderita itu." Jelas sinka.

"Dut. Apa kamu pikir cici ga menderita?" Bentakku.

"Cici terlihat menyedihkan dibandingkan menderita. Cici menyedihkan, menyembunyikan rasa sakit, amarah, kecewa, dengan aksi liar. Cici sungguh menyedihkan." Ucapan sinka sukses membuatku terdiam.

***

Apa yang membuatku tiba-tiba berubah pikiran? Tentu omongan bang boni. Benar kata bang Boni. Aku selalu menjadikan balapan, street ball sebagai pelampiasanku. Aku menjadikan keduanya sebagai pengungkap amarahku dan rasa kecewaku.

Aku balapan bukan untuk kemenangan semata, aku berharap kecepatan itu membawa lari masalahku. Angin yang ku rasakan membawa masalahku terbang jauh dalam kehidupanku. Tapi nyatanya, tidak.

Aku hanya menghindara dari masalah. Belari ketakutan menjauhi masalah. Layaknya seorang pengecut.

Dan satu hal lagi. Aku selalu ingat janjiku akan selalu mempercayai ve. Aku hanya mempercayainya. Aku yakin kinal sangat mengharapkan situasi ini terjadi diantara kami.

"Kak naomi!" Seruan kegembiraan itu terdengar.

Para mamber muda menghampiriku memberiku pelukkan hangat.

"Selamat datang kembali kak." Ucap frieska seraya memberi pelukkannya padaku.

Tak lama berselang pelatih memasuki ruangan latihan. Pelatih tampak tak kaget lagi dengan kehadiranku. Namun jelas raut wajahnya menjelaskan tak suka melihat keberadaanku disini.

"Naomi kamu di panggil Pak jiro." Ucap pelatih. "Dan latihan hari ini ditiadakan. Kami akan melakukan rapat darurat dua." Ucap pelatih seakan memberi tanda bahwa keadaan tim j dalam keadaan diambang batas.

Aku yang di temani Melody segera menuju ruangan manejamant. Melody meyakinkanku semuanya akan baik-baik saja.

Aku memberikan senyumanku.

"Tak usah kamu memberikan senyumanmu itu." Ucapan kasar terucap dari pak jiro.

Aku dan melody mengerutkan kening. Sama-sama tak mengerti. Aku pikir aku akan dimarahi karena sepuluh hari ini menghilang. Tapi jika melihat eksprsi atasanku ini sepertinya ada masalah yang lebih serius dari itu.

"Naomi mulai besok dan seterusnya. Kamu tak perlu repot lagi mengunjungi tempat latihan ini. Karena mulai hari ini, kamu dikeluarkan dari tim."

Aku dan melody sama-sama kaget. Melody langsung berbicara meminta kejelasan. Karena pengeluaran naomi tak dirundingkan dengannya terlebih dahulu padahal mengingat statusnya sebagai GM jkt 48.

"Tak perlu melakukan pembelaan lagi. Karena semua takakan merubah apapun." Ucap pak jiro

"Tapi pak kami butuh alasan untuk semua ini? Naomi tak mungkin dikeluarkan hanya karena tak latihankan?" Melody kembali membela.

pak Jiro menunjukkan beberapa foto. Fotoku saat berada di tempat street ball juga saat berada di balapab liar.

Pak jiro memutar sebuah video di tv ruangannya. Video yang membuat mereka membulat tak percaya. Adegan dewasa yang terlihat antara aku dan talia. Juga adegan ciuman antara diriku dengan veranda.

"Alasan itu sudah cukupkan untuk saya mendepaknya dari JKT48. Semua akan bahaya jika media mengetahuinya."

"Dan satu tambaham lagi. Saya akan mengeluarkan veranda dari tim." Membuat aku dan melody kembali tak percaya.

"Saya mohon untuk tidak mengeluarkan veranda pak" aku mulai angkat bicara

Aku bersimpuh dihadapannya. "Saya mohon Pak. Tidak untuk veranda. Tim sangat membutuhkan ve. Ve memiliki asis yang sangat besar di tim."

"Semua itu kesalahan saya pak. Saya yang memaksanya untuk melakukannya." Bohongku.

Melody menatapku tak percaya. Tak percaya akan pembelaanku terhadap seorang jessica veranda.

Aku akan melakukan apapun untuk ve. Karena aku tahu tim j juga jkt 48 adalah kehidupannya yang tak mungkin dilepaskannya. Dan aku tak mungkin menjauhkan ve dari kehidupannya dari hal yang disenanginya.

"Asis katamu? Sekarang saja dia sudah hampir dua minggu tak latihan. Dimana saya bisa melihat keseriusannya? Totalitasnya juga loyalitasnya terhadap tim?"

"Saya akan membawanya kembali ke tim pak. Saya akan mempertanggungjawabakan kesalahan saya." Ucapku menahan tangis.

"Saya beri waktu satu hari."

***

"Gue dijebak." Ucapku saat pertama kali keluar dari ruangan pak jiro.

"Aghh shit. Pantas saja talia menghilang begitu saja." Runtukku kesal. "Gue tahu lo pun takkan mempercayai gue. Tapi gue memang tak melakukan hal sejauh itu dengan talia."ucapku.

"Aku percaya kamu kok mi." Ucapan melody sukses membuatku tak percaya. "Pembelaanmu tadi pada ve membuatku yakin bahwa benar-benar tulus pada veranda."

"Sekarang kita hanya perlu memikirkan bagaimana untuk membawa veranda kembali juga menghapus kesalahpahamanmu." Ucap melody.

Tiba-tiba aku teringat satu hal. Apa ve juga mengetahui tentang video itu? Apa video itu yang membuat keadaan ve memburuk?

Ah shittt aku bodoh.

"Apa ve tahu tentang video itu?" Tanya melody.

"Kemungkinan besar iya" jawabku khawatir.

Sebuah pesan singkat masuk di handphoneku.

Ka naomi. Kak ve pingsan diapaertemannya. Pesan dari frieska.

Tanpa berpamitan aku belari meninggalkan melody. Bergegas menuju apartement veranda.




Tbc

ROTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang