29

2.6K 145 14
                                    

Peringatan!!

Rate m

M for Memusingkan
M for Membingungkan.

Chapter ini bakalan banyak flashbacknya semoga ga bikin bingung.

***

Naomi pov

Uhh... kepalaku terasa berat. Aku memegangi kepalaku yang terasa menyakitkan.

Ah.. ini bahu kananku terasa sangat perih. Aku tak ingat memiliki luka dikananku.

Aku ada dimana? Ah tempat ini rasanya tak asing lagi untukku. Dimana?

Anjritt.

Kenapa gue bisa sampe disini?

Ah. tak penting. Yang penting aku harus segera pulang.

Aku membuka selimut yang menutupi tubuhku yang polos tanpa busana. Mengenakan kembali pakaianku.

Ku dengar ada suara tangisan. Namun suara kran air menyamarkan suara itu.

"Gue pulang." Teriakku. "Ahh.. anggap aja malam tadi tak terjadi apapun diantara kita. Lupakanlah."ucapku.

"Aku benci kamu Shinta Naomi. Aku benci kamu." Sura itu terdengar. Ada tangisan di dalamnya.

Bukan hanya hujaman kata. Namun kudengar suara barang di lempar secara sengaja. Ada tangis disana. Namun mencoba acuh.

Aku pulang menaiki taksi. Mengingat tadi malam aku tak mungkin mengendarai kendaraanku dalam keadaan mabuk.

Di dalam taksi. Kumemijat pelipis keningku yang terasa berdenyut. Pusing. Aku mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi malam itu.

Sampai aku menyadari ada sesuatu yang aneh dengan jariku. Ada noda di dua jariku. Noda darah yang sudah mengering.

Aku menelan ludahh.

Flashback

aku diajak ke club oleh Talia. Di sebuah ruang private area boxing. Aku suka tempat itu. Aku sangat suka.

Setelah menguji nyali di area ring. Talia mengajakku ke tempat yang telah dipesannya. Padahal aku sangat suka berada di area boxing.

Aku meminum minuman yang di tuangkan Talia. Ternyata Alkohol. Ahh indra penciumanku tak meniknatinya tapi masalahku sangat menikmati minuman setan ini.

segala hal tentang veranda keluar dari mulutku. Dari mulai kata pujian sampai akupun mencaci makinya. Terkadang aku berteriak mengutarakan perasanku.

"Naomi." Talia memanggilku.

Aku merasakan seorang veranda berada didekatku. Aku menciumnya. Melucuti seluruh pakaiannya. Menggerayami lehernya juga memainkan buah dadanya.

Desahan Talia memanggilku dengan panggilan naomi. Mengingatkanku saat aku mencumbu ve. Aku membayangkan yang dihadapanku seorang veranda.

Tanganku mulai mengelus pangkal pahanya. Sampai sang pemiliknya menggelinjang hebat.

"Ah.mi... ahhshh.. naomii... ahhh... mashukiinn... jharinuu.. " desahan itu keluar.

Jari? Aku terasa mengingat sesuatu.

Jarimu jangan nakal. Jangan maen terobos aja.

Ingatanku akan kata-kata ve membuatku menghentikan kegiatanku. Aku meninggalkan Talia detik itu juga.

Kendaraan taksiku menuju ke apartement ve. Aku mengetuk pintu kamar ve keras. Tak peduli penghuni lain akan marah padaku.

Crek

ROTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang