35

2.7K 177 10
                                    

Ve pov

Sudah pagi. Ku lihat naomi masih tertidur di sofa. Dasar tukang tidur. Kenapa kalau aku melihatnya secara langsung. Aku tak bisa marah lagi padanya. Rasanya amarahku semuanya hilang.

Tapi kekecewaanku masih ada ya. Video itupun masih jelas dalam ingatanku.

"Hai ka ve." Sapa shania yang datang bersama beby.

"Pagi ka ve." Sapa beby.

"Yang sakit itu ka ve ato ka naomi sih?" Celetuk beby saat melihat naomi masih tertidur di sofa.

Beby mendekati naomi. Aku tahu pasti beby mau ngisengin naomi. Beby mengambil ancang-ancang sampai akhirnya mengagetkan Naomi. Dengan menyentuh pergelangan kaki naomi.

Karena kaget. Tubuh naomi terguncang dan jatuh dari sofa.

"Ka naomi. Ka ve?" Suara beby otomatis mengejutkan naomi.

"Ve ke..." ucapnya bangkit. Namun kepalanya membentur meja didekatnya.

Shania dan beby menertawakan kemalangan naomi. Aku menahan tawaku. Okey kan lagi marah sama naomi.

"Ahhh beby. Ga lucu lu." Kesal naomi. "Ngapain sih pagi-pagi kesini? Ganggu banget sih."

"Aish yang belum dapet jatah moring kiss mahh marah-marah. Aku aja udah dapet dari shania" Ucap beby diiringi tawa yang kuhadiahi dengan tatapan tajam dan mendapatkan cubitan dari shania yang membuatnya berhenti tertawa.

"Kami bawa pakaian kak ve. Kak melody ada urusan jadi ga bisa kesini pagi." Shania memberitahu maksud kedatangannya.

"Maaf ganggu adek-adek. Ini saya bawa air hangat untuk membersihkan diri dek Ve nya." Ucap suster.

Suster memeriksakan tekanan darah ve. Mengecek suhu dan keadaannya tubuhnya.

"Keadaannya sudah bagus. Jangan lupa makan dan minum obatnya." Pesan suster sebelum meninggalkan kami.

"ka biar aku yang seka-in kakak ya." Beby mengajukan diri dengan senyum mesumnya.

"Tidak!" Suara shania dan naomi yang terdengar bersamaan.

"Aishh kaliaan pada cemburu yaa?" Goda beby.

"Siapa yang cemburu? Aku cuma mau ngajak kamu beli makan buat ka naomi. Jadi biar ka naomi yang bersihin ka ve." Ucap shania

Loh kok harus sama naomi sih? Mau protespun percuma. Dua gadis muda itu telah meninggalkan kami berdua.

Bisa-bisa aku di apa-apain sama naomi.

"Tenang aja ve, aku gak akan ngapa-ngapain kamu kok." Kata naomi seakan mengetahui ketakutanku. "Aku gak mau kamu dibersihin orang lain. Tubuhmu cuman aku yang boleh lihat."

Naomi mulai mengambil wash lap. Dibasahinya wash lap itu dengan air hangat. Secara perlahan dia membersihkan bagian wajahku terlebih dahulu.

Aku jangan menatap matanya. Bisa-bisa aku tergoda.

Tangan naomi mulai turun ke leherku. Dan bergerak membuka kancing kemejanya. Aku menghentikan pergerakkan tangannya. Aku teringat kejadian saat naomi melakukannya padaku. Membuat nafasku berat antara takut dan tergoda.

Aku mencoba menolaknya. Namun naomi tak menggubris peringatanku. Tangannya sudah membuaka seluruh kancing kemejaku. Dan mengelap tubuh atasku. Sentuhannya adalah godaan yang sangat tak bisa kuhidari. Ku gigit bibir bawahku saat wash lap tersebut membersihkan payudaraku.

Kalo gini mulu aku ga bisa nahan lagii..

naomi pov

Huft.. selesai juga.

Aku pikir aku ga akan bisa menahan diri. Tubuh ve memang sangat menggoda. Tapi kali ini aku berhasil menahannya.

Aku mengelus rambutnya. Bersiap mencium keningnya. Namun ve langsung membuang wajahnya. Menolak ciumanku.

Aku kecewa. Tapi aku harus bersabar.

"Maafin aku ya ve."

"Ga ada maaf bagimu shinta naomi." Ucapnya ketus enggan melihat wajahku.

"kalau aku salah, beri kesmpatan untuk menjelaskannya."

"Kamu memang salah. Dan tak perlu penjelasan lagi. Video itu sangat menjelaskannya." Ucap ve.

Seperti dugaanku pasti ve tahu tentang video itu.

"Aku dan thalia tak melakukan apapun ve. Aku dapat pastikan itu. Video itu rekayasa ve. Aku dijebak."

"Kamu selalu berkata seperti itu Mi. Aku capek dengernya. Waktu kamu dan frieska berciuman, kamu bilang kamu dicium duluan. Sekarang saat kamu having sex, kamu bilang dijebak. Terus apa yang kamu lakukan padaku mau kamu sebut apa?" Teriaknya.

"Aku sayang kumu ve. Yang ku cintai kamu veranda." Ucapku. "Aku dijebak ve."

"Dijebak?" Huh. "Dijebak tapi kamu menikmatinya."

"Aku sama sekali tak menikmatinya ve.."

"Tidak menikmati kamu bilang? Sampai kamu mampu menelanjanginya dan jari nakal itu jelas menerobosnya. Bahkan perempuan itu mendesahkan namamu."

"Aku ga melakukan seintim itu ve. YA AKU Memang menelanjanginya. Tapi a...." ucapanku dipotong veranda.

"See. Kamu baru saja mengakuinya. Aku ga butuh penjelasanmu lagi." ucapnya. "PERGI NAOMI. AKU GAK MAU NGELIAT KAMU LAGI." Usirnya.

"Apa kamu tak dengar? Ve baru saja mengusirmu." Kinal tersenyum penuh kemenangan.

Sejak kapan dia ada disini? Kalau tak ada veranda aku sudah memukulnya.

"Berhentilah mengganggu urusanku dan ve." Ucapku sinis.

"Apa aku tak salah dengar? Siapa yang selama ini mengganggu hubungan siapa?" Ucap kinal. "Apa perlu aku ingatkan lagi? aku ini PACAR veranda." Ucapnya memberi tekanan pada pacar.

Bodoh. Aku lupa aku. Statusku hanya orang ketiga diantara mereka. Aku tak memiliki hak apapun.

"Pergi! Jangan ganggu hubungan kami" usir kinal.

Aku melihat ke arah ve. Ve kembali membuang muka. Ingat aku harus bersabar.

"Aku ga akan pergi ve. Aku tunggu di luar." Ucapku lemah.

Aku menunggu di luar. Memperhatikan mereka dibalik kaca. Kinal menunjukkan perhatiannya. Sakit. Apalagi sepertinya ve manggapi perhatian kinal.

Aku harus bertahan. Aku harus yakin. Veranda mencintaiku. Aku harus mengenyahkan kinal. Harus. Aku harus membongkar kebusukkannya.

"Lo ga di harapkan disini. Pergilah." Usir kinal. "Lo ga tahu malu, udah diusir sama ve masih aja ngotot. Ga tahu malu udah berbuat salah tapi seolah ga bersalah."

"Berapa banyak cewe yang lo mainin dan lo nikmatin?" Bisiknya.

Aku tak bisa menahan amarah. Aku langsung mendorong tubuhnya ke tembok mencengkram kerah kemejanya. Aku tak takut walaupun tubuhnya lebih besar dariku.

"Gue tau lo yang jebak gue nal."

"Buat apa susah payah ngejebak lo Mi. Ve dari dulu milik gue dan selamanya dia milik gue." Ucap kinal.

"Jangan pernah lo menyentuhnya seujung jari pun. Jangan pernah lo menyakitinya." Ancam ku.

"Lo ga sadar Mi, siapa yang sekarang nyakiti ve dan membuatnya menderita." Ucap kinal. "Lo ga usah sok ngancem gue Mi. Lo gak punya hak atas ve dulu, sekarang dan selamanya."





Tbc

ROTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang