Ve pov
Aghh kepalaku sakit. Pusing. Aku dimana?
"Naomi?"
Dimana aku sekarang? Aku harus menemui Naomi.
"Pagi." Sapa seseorang. "Bagaimana tidurmu? nyenyak? bidadariku." Suara yang tak ingin ku dengar lagi. Kinal.
Kenapa aku bisa disini? Bagaimana keadaan naomi? Apa dia baik-baik saja?
Ahh seingatku aku keluar dari apartemant setelah mendapat kabar naomi kecelakaan. Setelah itu akuuu.... aku lupa. Aku tak ingat apa yang terjadi seelah itu.
"dimana naomi?" Tanyaku yang sadar bahwa semua ini adalah jebakan kinal.
"Tenanglah sedikit sayang." Ucapnya menyentuh daguku membuatku langsung membuang muka.
Kinal menarik kasar daguku membuat mataku harus menatapnya. "Bisakah sekali saja kamu bertanya tentang diriku, bukan tentangnya? Bisakah kamu memikirkanku sedetik saja?"
Aku diam tak memberikan jawaban. Karena jelas jawabannya tidak akan pernah.
"JAWAB VERANDA." Teriaknya.
Kinal menamparku.
"Kamu ingin bertemu dengan Naomi kan ve?" Tanyanya membuatku mengerutkan kening. "Aku akan menghubunginya spesial untukmu veranda."
Ahh.. sejak kapan handphone ku ada padanya?
"Kamu jangan bingung. Kenapa handphonemu bisa ditanganku. Sepanjang perjalanan kemari handphonemu terus berdering aku hanya bermaksud membantumu mengakhiri deringan itu." Jawab kinal atas pertanyaan yang tak pernah ku pertanyakan.
Kinal mengutak atik handphoneku. Ku yakini bahwa dia berusaha menghubungi Naomi.
Tu..tut..tut nada sambung khas kereta api terdengar. Kinal meload speaker panggilannya.
"Ve kamu itu kemana aja sih? Semalaman aku menghubungimu tapi ga aktif. Sakarang aku udah di apartemantmu tapi kamu ga ada kamu kemana sayang?" Gerutuan yang ku dengar di balik telpon.
Pasti naomi khawatir banget sama aku. Mi tolong aku.
"Naomi. " seru kinal. Sepuluh detik. Tak ada jawaban dari naomi. Aku yakin naomi sangat syok dengan suara yang didengarnya.
"Sorry gue buat lo sibuk pagi ini. Lo tenang aja ve aman. ve bersama gue." Ucap kinal
"Kinal. Awas lo. Jangan pernah berani menyentuhnya." Ancam naomi terdengar.
"Tenang Shinta. Gue sama sekali belum menyentuhnya. Karena gue akan mengundang lo kepertunjukkannya. Dan gue yakin lo pasti akan suka dengan pertunjukkan yang akan gue suguhkan." Apa maksud kinal?
Kinalpun menyebutkan alamat keberadaan kami. Dari alamat yang disebutkannya aku dapat tahu keberadaanku yang berada di salah satu dataran tinggi kota bandung barat.
"Tenang saja. Gue takkkan mencuri start. Pertunjukkan takkan terjadi jika tanpa lo." Ucapnya. "Dan satu hal lagi. Datanglah bak kesatria yang datang seorang diri." Lanjut kinal.
"Lo tak perlu khawatir. Gue jamin pertunjukannya akan sangat menyenangkan." Kinal mematikan panggilannya.
Aku menapnya tajam. Kinal tersenyum sinis. Apa yang sebenarnya direncanakannya? Aku mohon Naomi. Jangan ke sini, semua hanya jebakkan kinal.
"Apa yang akan kamu lakukan Kinal?" Teriakku.
"Bersabarlah ve. Kamu akan tahu betapa menariknya permainanku."
Sepeninggalan kinal, aku hanya bisa meratapi keadaan. Berharap naomi tak termakan jebakan permainan naomi.
Aku memeluk lututku. Menangis. Kuhiraukan keberadaan kinal yang sekedar datang untuk bertanya keadaanku. Yang hanya sekedar memberikan perhatian yang tak kuinginkan atau sekedar tersenyum melihat keadaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROTASI
Fanfic13 Juni 2015 "Kejutan ini terlalu berat. Aku rasa ini bukanlah kejutan. Lebih tepatnya batu besar yang menimpaku. Aku kapten JKT 48Tim K3. Tidak! Mantan kapten. Dan dipindahkan ke tim J. Dan kejadian ini membuat sisi lain diriku kembali muncul. Namu...