Ve POV
Ku menatap Lidya yang terbaring di tempat tidur. Apa ini anak bener-bener hilang ingatan? Atau hanya sekedar akal-akalan dia agar bisa deket sama Naomi?
Naomi kembali memasuki ruang rawat. Langsung menghampiri Lidya tanpa mempedulikan aku. Baru beberapa menit aja aku udah dilupain.
"Lid, besok kamu udah boleh pulang. nanti kamu istirahat di rumah aku aja" ucap Naomi yang membuatku kaget.
Naomi mengelus rambut Lidya. Membuatku malas dengan adegan yang ku lihat.
"Mi aku mau pulang."ucapku kesel.
"Gue simpen di meja kunci mobilnya. Lo pulang aja duluan."
Aku menghela nafas kasar. Mengambil kunci itu dan pergi. Aku sedih melihat Naomi perhatian sama cewe itu yang statusnya hanya MANTAN PACAR. Dan sikap Naomi yang cuek padaku.
"Ve." Seseorang menepuk pundakku. Nafasnya masih tesaanggal.
"Kenapa ke sini?" Tanyaku ketus.
"Ya udah gue balik aja deh." Ucapnya hendak pergi namun segera ku tahan.
"Niat ga sih nemeninnya?"
"Enggak." Jawabnya begitu menyebalkan.
Aku berjalan tanpa menghiraukannya.
"Ngambek." Godanya namun aku memilih diam. "Masa ada bidadari ngambekkan sih." Gombalnya sembari merebut kunci yang kupegang.
sepanjang perjalanan tak ada obrolan yang tercipta diantara kami. Hening. Aku sendiri memilih memejamkan mata pura-pura tidur.
***
Aku mengerjap. Kok gelap? Ahh.. aku ketiduran. Ini dii.. oh parkiran apartemantku."Udah bangun?"tanyanya.
Aku mengangguk lemah. "Udah berapa lama kita disini?" Suaraku parau
"Sekitar 20 menit 48 detik." Ucapnya. "Aku antar ke kamar."
Naomi membantuku bangun. Memapahku yang masih 'lulunggu' karena kantuk.
"Gendong." Ucapku manja.
"Berat ve."jawabnya membuat bibirku manyun.
"Aish hobi aja kaya laki. Tetep aja ga kuat gendong aku." gerutuku.
Aku mengalungkan tanganku dipinggangnya. Kepalaku bersender di bahunya. Mataku kembali terpejam. Agak pegel sih.
"Mi kok kamu pendek sih. Kan aku jadi pegel." Ucapku.
"Ya udah. Ga usah nyender-nyender." Sensitif banget kalo disindir tinggi badan.
Aku tak menggubris ucapannya. Tak ingin kehilangan kenyamanan ini hanya karrna kebodohan ucapanku.
Crek.
Pintu apartemantku terbuka. Dia membawaku ke kamar. Dan membaringkan tubuhku.
"Mi kenapa kamu mau Lidya nginep dirumahmu sih." Ucapku dengan mata terpejam.
"Dia tinggal sendirian Ve. Orang tuanya udah lama meninggal." Ucapnya sembari membuka sepatu yang ku kenakan.
Aku langsung bangun dan merubah posisiku jadi duduk.
"Aku juga tinggal sendirian di apartemant ini" ucapku kesal.
Dia mendongkahkan wajahnya padaku. "Kamu kan ada Kinal. Kamu kan bisa tinggal sama dia."
Aku menghembuskan nafas berat. Tak suka saat dia membawa nama Kinal.
"Aku maunya sama kamu Mi." Rajukku manja.

KAMU SEDANG MEMBACA
ROTASI
Fanfiction13 Juni 2015 "Kejutan ini terlalu berat. Aku rasa ini bukanlah kejutan. Lebih tepatnya batu besar yang menimpaku. Aku kapten JKT 48Tim K3. Tidak! Mantan kapten. Dan dipindahkan ke tim J. Dan kejadian ini membuat sisi lain diriku kembali muncul. Namu...