39

2.6K 172 17
                                    

Maaf kalau terkadang ceritanya tiba-tiba berhenti ditengah atau saat moment gregetnya. Bukan sengaja. Cuman kalo tiba-tiba blank ide mending di tbc in..hhe

***

Ve pov

Frieska mungkin mematikan panggilannya. Namun hanya berselang dupuluh detik pesan masuk datang darinya. Frieska mengirim sebuah alamat dan sebuah club hiburan malam.

Apa ada pertandingan ditempat seperti itu?

Ku kendarai kendaraanku dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Aku hanya tak ingin terlambat. Tidak. Aku sudah terlambat.

Namun pemandangan apa yang ku dapat sesampainya disana?

Ku lihat naomi terkapar di atas ring. Wajahnya penuh luka lebam. Apa yang sebenarnya dia lakukan? bermain basket ala brantem aja udah menyakitkan apalagi ini.

Naomi bangkit. Aku rasa saat dia melihatku. Naomi sebisa mungkin menahan gempuran dari lawannya. Tapi serangan cepat itu membyat naomi tak bisa menangkis serangan lawan.

Tring

Aku bersyukur akan bunyi alarm pertandingan. Aku hendak mendekati naomi. Namun ku lihat naomi menghampiri ghaida juga lawannya. Sepertinya mereka sedang mendiakusikan sesuatu.

"Dua babak terakhir akan dilakukan secara digabungkan pertandingan akan dilakukan selama 300 detik tanpa henti." Ghaida memberikan pengumuman yang mendapatkan sorak sorai penonton.

Penonton bodoh. Mengapa mereka bersorak sorai atas kesengsaraan seseorang. Ahh aku tahu. Mereka menjadikan pertandingan ini sebagai ajang taruhan. Penonyon gila.

Ghaida. Mengapa dia berada disini? Mengapa dia menjadi wasit pertarungan bodoh ini? Mengapa dia tak melarang naomi untuk tak melakukan pertandingan gila ini?

aku tak tahu apa maksud pertandingan bodoh ini. Yang aku inginkan hanyalah keselamatan naomi. Apalah arti kemenanga dari pertandingan bodoh ini.

Tring

Double ronde telah berlangsung. Aku memilih menutup mataku. Mengepakan kedua jemariku mendekatkannya dekat dadaku. Aku berdoa agar naomi baik-baik saja.

Bagaimana bisa baik-baik saja? Kini wajahnya saja penuh lebam. Pelipisnya mengeluarkan darah.

Aku hanya mendengar suara ghaida saat menghitung mundur. Namun tak lama kudengar sorak sorai menyerukan nama tata.

Aku sedikit kesal. Kenapa dia terus bangun dan bangun? Ada apa dengannya? Apa maksud pertandingan bodoh ini?

Doa tak pernah henti kupanjatkan. Aku tak ingin sedikitpun membuka mataku. Bagaimana aku kuasa melihat tubuhnya dipukul ditendang seperti itu.

Tring.
Pertandingan berakhir.

Perlahan aku membuka mataku. Naomi masih sanggup berdiri diatas ring. Dan kulihat pula frieska dan sinka menuju area ring. Mereka memeluk naomi. Aku ingin menghampiri.

"Dilihat dari point attack juga deffens. Pertandingan ini pemenangnya adalah Desta." Ucap seseorang dibangku juri.

Ku lihat ada rasa sedih dan kekecewaan dalam raut wajah naomi. Aku tahu dia sudah berjuang keras. Rasanya sangat tak adil dengan kekalahan ini.

Naomi melihat kearahku. Dengan wajah sedih. Apa pertandingan ini ada hubungannya denganku? Lantas untuk apa? Aku sama sekali tak mengenal cewek berambut pendek itu.

Pandangan naomi beralih pada ghaida. Aku merasa tak diharapkan jadi aku memilih pergi meninggalkan ruangan ini.

Naomi Pov

Aku tak bisa seperti cerita romantis nan heroic lainnya. Biasanya setelah sang pujuaan hati datang tenaga akan bertambah dan tiba-tiba saja memiliki kekuatan ekstra hingga memenangkan pertandingan.

Tapi kenyataannya itu memang cerita fantasi romantis semesta. Pertandingan berakhir dengan kekalahanku. Artinya pupus sudah harapanku untuk membongkar kebusukkan kinal.

Aku sedih. Aku kecewa. Tapi setidaknya aku telah berusaha untuk menang.

Ku lihat ve. Ve masih berada disana. Kami saling berpandangan tanpa senyuman. Tapi mata kami mengatakan rindu.

Aku mengalihkan pandanganku pada ghaida yang menepuk pundakku.

"Lo sudah berusaha Mi." Ucapnya. "Tapi apa sebaiknya kita memberitahukan maksud tujuan kita pada desta?"

"Tidak. Pemenang bisa meminta apapun untuk rewardnya pada yang kalah. Aturan itu akan tetap sama." Ucapku mantap.

Mungkin ada jalan lain untuk membongkar kebejatan kinal. Keberadaan ve disini membuktikan bahwa perlahan ve mulai kembali peduli padaku.

Dimana ve? Bukannya tadi dia disana?

Aku segera keluar mencari dan mencoba mengejar ve. Aku yakin dia belum terlalu jauh.

Aku memeluk punggung gadis yang lebih tinggi dariku itu. Dia sedang berdiri di depan toilet kosong.

"Hey lepaskan. Aku bukan...." hardiknya.

"Ini aku veranda." Ucapku yang membuatnya berhenti bergerak.

memeluk pinggangnya dan menyenderkan kepalaku dipunggungnya sungguh menenangkanku. Aku memejamkan mataku. Ahhh nyaman.

"aishh kamu jangan peluk-peluk deh mi. Bau badan tau." Gerutunya sembari menjaukan tubuhku.

"Udah lebih dari lima menit baru protes. Dari tadi kemana aja atuh neng bidadari." Ucapku. "Bilang aja nikmatin pelukkanku." Godaku.

"Ihh engakk ya. Mana ada yang mau dipeluk dalam keadaan bau berat seperti ini." Elak ve.

"Iya yanyh penting bau-bau gini kamu cinta kan?" Godaku.

Wajah ve memerah "Ihh kumat deh pedenya." Elesnya lagi.

"Bukan pede ya bidadariku. Tapi itu kenyataannya." Ucapku masih pede. "Kalau kamu ga cinta sama aku ga mungkin kan kamu dateng ke sini."

"Ohh jadii yang dateng ke sini para pencintamu ya. pantes aja freiska setia banget disini ngasih minum. Ngelapin keringet terus pelukan di depan umum."

"Kamu kebiasaan deh ve. Bawa-bawa frieska mulu." Sewaotku.

Seru nih kalo ku goda. Kali-kali aku goda bidadari. Emangnya dia aja yang bisa ngegodain aku.

Aku berjalan mendekatinya. Membuatnya tubuhnya terhimpit olehku. Dan punggungnya bersender di tembok.

"Ve."desahku tepat di telinganya.

"Ve kamu kan bisa lap keringatku dengan lidahmu."

Tanganku bergerak dibagian pahanya.

"Dan kamu bisa memberiku jus ternikmat dari sini." Ucapku sembari tanganku bergerak nakal di miss v nya.

wajah ve memearh. Ve memejamkan matanya. Sepertinya ve menikmati tanganku yang menelus dan menekan miss v nya yang masih terhalang jeans.

"Bukan cuman pelukkan di depan umum aja ve. Aku bisa ngelakuin ini di depan umum juga lohh ve." Ucapku membuatnya membuka matanya.

Aku menjauh dan tertawa. Kali kali donk aku ngerjain dia.

"Sono minta jatah sama cewek-cewek kamu. Mau sama frieska kek. Mau sama lidya. Atau siapa yang video itu.. oh ya talia. Kamu bisa memilihnya." Sewot lagi deh dia.

"Hmm.." suara dehaman membuatku dan ve mengaah pada sumber suara.

Ada gadis berambut pendek yang kulupakan. Desta.

"Gue pikir lo kabur." Ucap desta mendekati. "Tapi ternyata lo lagi asyikk maen ternyata." Ucapnya tersenyum. "Kalau punya barang bagus ajak gue donk." Ucapnya.

"Tenang aja gue ga akan kabur. Dan gue pasti tepati apa yang telah gue janjikan." Ucapku meyakinkannya.

"Okey. Lo ingtkan perjanjiannya? Pemenang bisa meminta apapun pada pecundang?" Ucapnya.

"gue pengen donk maen sama cewe itu" bisiknya membuatku kaget. "Dia cwe lo kan?" Tanyanya. "gue pengen memberikan kenikmatan pada tubuh cewe lo itu. Making love." Ucapnya membuatku mendorong tubuhnya hingga terjatuh.







Tbc

ROTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang