44

3.4K 175 31
                                    

Met milad buat sang bidadari.. jessica veranda..

***

Naomi pov

Brukk!!!

"Aahh sakit." Pekikku yang terjatuh dari ranjang.

Aku terbangun. Mataku masih sepet karena kantuk. Masih ngantuk. Aku terduduk dilantai memegangi punggungku yang sakit.

"Pake acara jatuh segala. Udah tau masih pengen tidur, udah tau badanku masih sakit." Runtukku kesal.

Aisshh.. pantesan aja aku bisa jatuhh.. tuhh bidadati tidurnya mepet-mepet mulu..huftve.. padahalkan ranjangnya masih luasssss...

Cantik banget sih kamu ve. Kalo lagi tenang kaya gini jadi inget pandangan pertamaku tentangnya. Lugu, polos, pendiam. Eh ternyata ga selugu dan sepolos yang aku kira, omes banget lahh..

"Loh kok gulingku ilang?" Ucapnya dengan mata masih terpejam.

"Mi... kamu dimana?" Ucapnya seperti anak ayam kehilangan induknya. Matanya masih terpejam.

"Aku dibawah ve." Jawabku.

"Loh kok kamu tiduran dibawah sihh?" Tanyanya mencoba membuka matanya perlahan.

Aish dia ga nyadar. Ulah siapa yang membuatku terjungkal.

"Aku mimpi di seret-seret bidadari sampe masuk jurang." Jawabku asal.

"ya udahh.. apa susahnya tinggal naik lagi." Usulnya masih dalam keadaan ngantuk.

"Kamu aja gak geser-geser." Sindirku

"Lah kamu kan tinggal naik ke atas tubuhku. Biar ga jatuh lagi. Kan bisa aku peluk." Ucapnya mulai mengeluarkan jurus omesnya.

Aku diam tak menjawabnya. Takut ujung-ujungnya perkataannya semakin vulgar.

"ya udah deh kalo kamu ga mau di atas. Biar aku yang diatas kamu." Lanjutnya yang tak mendapat mendapatkan responku.

Aku pikir itu hanya gertakan saja. Namun sedetik kemudian, ve menjatuhkan tubuhnya dari atas ranjang dan menimpa tubuhku.

Aku yang tak siap membuat punggungku harus kembali bersentuhan dengan lantai. Tangannya muali bergerak di perutku.

"Udah deh ve jangan mulai." Kesalku.

"Kan kamu yang bilang pagi aja." Ucapnya mengungkit insiden kapas rivanol yang membuatku berpikir bodoh. "Aku cuman tagih janjimu dan jatahku aja."

"Ve badan ku masih sakit." Ucapku mengalihkan perhatiannya.

"Udahh biar sekalian sakitnya." ucapnya acuh. "atau kamu maen di atas Mi. Biar badanmu ga terlalu sakit. Kamu pilih mana Mi?"

Aku hanya diam. Keduanya tak bisa dipilih. Yang aku inginkan terhindar dari situasi ini.

"Kalo kamu diem. Aku anggap kamu pilih di bawah ya." Ve mengambil keputusan sendiri

Ve membuka kaosnya. Ternyata payudaranya indah kalau dilihat dari atas.

Aishh apa yang kamu pikirkan shinta naomi? Jangan sampai kau terbawa suasana

Karena terlalu fokua dengan pemandangan indah dadanya. Aku sampai tak sadar bahwa ve telah melorotkan celana piyama yang kupakai.

Ve melorotkan celananya tanpa menjauh dari atas tubuhku.

"Mi tahu gak? aku penasaran gimana rasanya kalau bergesekkan?"

Bergesekkan?

Tanpa menunggu jawaban dariku ve langsung melancarkan serangan di daerah leherku. Mengecup dan memberikan permainan lidah. Tangannyapun bergerak aktif diarea perutku.

ROTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang