21 ■ vingt-et-un.

12.6K 1.2K 8
                                    

Delapan tahun yang lalu...

"Aku ada di depan rumah kamu sekarang, J."

Joanne mengerutkan hidungnya mendengar kalimat dari seberang sana, perempuan itu turun dari tempat tidurnya dengan gerakan mulus. Mengintip ke balik jendela kamarnya yang langsung menampakan pemandangan halaman depan rumahnya. Kerutan muncul di keningnya saat Joanne tidak mendapati apa pun di luar sana.

"Aku tidak melihat kamu di bawah sana, H." Kata Joanne.

Terdengar suara tawa menenangkan dari seberang sana yang tanpa sadar membuat Joanne ikut tersenyum saat mendengar suara tawa itu.

"Turunlah, maka kamu akan melihat aku, J."

Dengan seyum geli di wajahnya, Joanne berdeham pelan lalu berkata, "Kamu tidak sedang mencoba untuk mempermainkan aku bukan?"

Harvey tidak mengatakan apa pun selain terkekeh di seberang sana.

"Turunlah, J. Maka kamu akan tahu."

Joanne mengeluarkan sweater rajut yang ia ambil dari dalam lemari dan mengenakannya dan kemudian keluar dari kamarnya. Menuruni tangga dengan langkah cepat, di bawah sana tidak ada seorang pun di sana. Rumahnya sudah sepi dan keadaan penerangan remang-remang saat Joanne melewati ruang tengah yang luas hingga akhirnya ia sampai di depan pintu rumahnya.

Saat mencapai depan halaman rumahnya, Joanne melangkah dengan perlahan menuju pagar rumahnya dan mendapati penjaga rumahnya Pak Kar, ada di sana tengah menonton televisi dan saat pria paruh baya itu melihatnya, Joanne tersenyum dan mengangguk kepada pria itu.

"Mau kemana, Non?" Tanya Pak Kar melihat Joanne yang mengenakan sweater dan sepatu.

"Mau keluar, Pak. Tolong, bukakan pagarnya."

"Keluar sendiri, Non?" Pak Kar bertanya lagi sembari melangkah ke arah pagar.

"Sama teman, Pak." Jawab Joanne dan kemudian berlari keluar ke balik pagar saat Pak Kar membuka pagar itu untuknya.

Joanne mengerutkan hidungnya saat mendapati mobil yang terparkir cukup jauh dari depan pagar rumahnya, Joanne mempercepat langkahnya mendekat kepada mobil yang dalam keadaan menyala itu. Mengetuk kaca mobil pada sisi penumpang dan kemudian membuka pintunya.

Tampak Harvey yang duduk di sana, perhatian pria itu tertuju padanya. Senyuman lebar menyambut Joanne yang masuk untuk duduk di dalam sana.

"Kamu hanya sendirian di rumah, J?" Tanya Harvey saat Joanne baru menutup pintu mobilnya.

"Well, ya. Mereka semua pergi ke pesta dan tidak akan kembali sampai besok malam." Joanne tampak senang saat mengatakannya.

"Aku baru tahu ada pesta yang berlangsung selama itu," Harvey tersenyum geli lalu kembali bertanya, "Kenapa kamu tidak ikut bersama mereka?"

Joanne hanya mengendikan bahunya lalu berkata, "Kamu tahu, aku tidak suka pergi ke tempat seperti itu. Ramai dan penuh dengan orang asing."

Saat Harvey mulai memutar mobilnya untuk mengarah keluar dari kawasan komplek Joanne, perempuan itu kembali bersuara.

"Harvey, nyalakan musiknya."

"Kamu saja, aku sedang mengemudi, J."

Joanne menekan tombol untuk menyalakan radio mobil Harvey dan mengambil kaset dari dalam loker di bawah dashboard lalu memasukan salah satu kaset yang dipilihnya ke dalam alat pemutar musik.

"He said i'll love you 'till i die."

Joanne menyanyikan lirik lagu yang diputar oleh kaset yang baru saja ia masukan. Harvey melirik kepada Joanne yang duduk di sebelahnya lalu melanjutkan lirik lagu selanjutnya.

BLUESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang