Saat sebuah mobil berhenti tepat di depan pagar rumahnya, dimana Joanne bisa melihatnya melalui jendela kamarnya.
Tanpa berpikir panjang perempuan segera keluar dari kamarnya, langkahnya dengan cepat menuruni tangga yang melingkar ke lantai bawah.
Keadaan di bawah masih gelap, menandakan bahwa tidak ada satu pun dari kedua kakak laki-lakinya belum kembali ke rumah dan itu membuat Joanne merasa lega karena ia tidak perlu berhadapan dengan salah satu dari mereka.
Joanne berlari dengan cepat ke pintu depan rumahnya, menarik gagang pintu hingga terbuka secepat yang ia bisa seakan jika ia melambat sedikit saja maka ia akan kehilangan apa yang ada di balik sana.
Joanne mengenakan sepatu dengan bagian belakang yang terlipat, berlari keluar halaman rumahnya dan matanya melebar saat mendapati mobilnya yang berada di balik pagar rumahnya yang kokoh.
Joanne melirik pada pos Pak Kar dan melihat pria paruh baya itu tengah berjaga di dalam sana.
"Pak, tolong buka pagarnya," kata Joanne kepada penjaga rumahnya itu.
Ucapan Joanne disambut dengan anggukan serta kemudian disusul oleh gerakan pagar yang membuka dengan perlahan. Beruntung karena penjaga rumahnya itu tidak kembali bertanya kepada Joanne tentang siapa yang datang.
Joanne segera berlari keluar dengan langkah lebar menuju pagar yang terbuka, jantungnya berdebar keras dan bekerja dua kali jauh lebih cepat dari pada biasanya saat ia sudah berada di dekat mobilnya yang terparkir di depan sana.
Joanne berharap dan bahkan merapalkan doa di dalam dirinya. Perempuan itu meremas sebelah tangannya sebagai tanpa pengharapannya.
Secepat perempuan itu berharap, Joanne bisa merasakan kekecewaan yang langsung merayapi dirinya saat melihat siapa sosok yang turun dari mobilnya. Dengan postur yang hampir mirip dengan siapa yang Joanne harapkan namun bukan pria itu.
"Henri?"
Sosok yang turun dari mobilnya adalah Henri, adik Harvey. Henri tampak melambaikan tangannya pelan kepada Joanne dengan senyum miring yang terukir di wajahnya.
"Hai, J. Aku datang untuk mengantarkan mobilmu kembali," sapa Henri sekaligus memberitahu maksud kedatangannya.
"Dimana Harvey?" tanya Joanne kepada Henri tanpa basa-basi kepada pria itu.
Dan Henri sendiri seakan mengerti apa yang Joanne cari menjawab, "Dia pergi begitu saja."
"Pergi?" Joanne menatap Henri selama beberapa saat sebelum bertanya, "Kemana?"
"Dia tidak memberitahumu?"
Henri membalas bertanya kepada Joanne sementara Joanne menggeleng dan pria di hadapannya itu tampak mengerutkan keningnya.
"Kupikir kalian bersama saat Harvey memintaku untuk mengambil kunci mobilmu di apartmentnya," kata Henri.
"Tadinya," balas Joanne.
Joanne memang meninggalkan kunci mobilnya di apartment Harvey saat mereka pergi keluar untuk sarapan, Joanne berpikir bahwa mereka akan kembali ke tempat itu lagi. Namun ternyata tidak.
Henri sendiri seakan bisa langsung mengerti situasinya pada saat itu, pria itu tampak tersenyum miring kepada Joanne.
"Maaf karena aku membuatmu kecewa karena kamu pasti berpikir bahwa Harvey yang datang mengembalikan mobilmu."
Henri tahu bahwa perempuan yang berdiri di hadapannya kini tengah menelan kecewa karena yang datang bukan kakak laki-lakinya. Bahkan hanya melihat ke dalam matanya, Henri bisa membaca semuanya.