Regina menemukan Harvey yang berdiri di bagian luar ruangan pesta, ia sudah mencari Harvey sedari tadi dan akhirnya ia menemukan pria itu hanya sendirian di sana. Tanpa menunggu lama, Regina menghampiri Harvey dan menyapa pria itu.
"Hi."
Harvey menoleh atas sapaannya dan sebelah alis pria itu tampak naik saat melihat Regina.
Lalu Regina berkata, "Joanne sudah pulang. Kamu bisa bersama aku malam ini. Aku temannya Joanne..."
Regina tersenyum tipis kepada Harvey hingga membuat kedua matanya tampak menyipit.
"Umm, sebenarnya aku ingin menyampaikan sesuatu kepadamu," Regina menatap Harvey selama beberapa saat kemudian berkata, "Aku tunangan kamu."
Harvey semula memasang ekspresi datarnya namun tidak lama kemudian Harvey tersenyum tipis kepada Regina, sejenak membuat perempuan itu merasa tenang dan menahan nafas karena menerima senyuman itu.
"Ya, aku tahu. Regina Rastandi," kata Harvey.
Kedua mata Regina melebar saat mendengar Harvey menyebut nama lengkapnya, senang karena pria mengetahui namanya.
"Kamu tahu tentang aku?"
Regina bertanya kepada Harvey dengan nada yang terdengar sedikit gugup, karena ini pertama kalinya Regina benar-benar berbicara secara langsung dengan Harvey.
Harvey mengangguk pelan lalu berkata, "Kamu tunangan aku, bukan? Bagaimana bisa aku tidak tahu tentang kamu?"
Regina refleks menunduk sedikit saat mendengar Harvey berkata seperti itu.
"Kamu memang cantik, Regina. Aku juga tidak akan meragukan hal itu tentang diri kamu," kata Harvey lagi, memuji Regina.
Membuat perempuan itu menangkat kepalanya, kedua matanya bertemu dengan sepasang mata gelap milik Harvey yang menatapnya. Itu adalah tatapan yang datar namun intens. Mereka bertatapan satu sama lain cukup lama sebelum akhirnya Harvey kembali mengatakan sesuatu kepada perempuan di hadapannya itu.
"Meski kamu cantik. Tapi sayang, kamu bukan Joanne," kata Harvey.
Regina tertawa, berpikir bahwa Harvey bercanda dengannya.
Namun kemudian saat perempuan itu memikirkan kembali kalimat singkat itu cukup untuk membuat Regina tertegun, menatap pada Harvey dan Regina menyadari bahwa kedua pasang mata milik pria itu sekarang ini tidak menatapnya dengan cara yang sama seperti Harvey menatap kepada Joanne.
"Kamu mengerti maksud aku?" tanya Harvey, suaranya lembut.
"..."
Harvey tahu bahwa perempuan di hadapannya itu tidak mengerti apa yang tengah ia bicarakan.
"Kamu cantik, tapi sayang, bukan kamu yang aku inginkan untuk perjodohan ini," jelas Harvey.
Regina mengangkat dagunya kepada Harvey, menatap pria itu dengan kedua matanya yang bertemu dengan tatapan mata pria itu.
"Tapi bagaimana pun tetap akulah yang dijodohkan dengan kamu," kata Regina.
"Aku tidak akan membantah apa pun tentang itu, Regina," balas Harvey dengan nada ringan.
"Aku tunangan kamu," kata Regina lagi.
"Aku tahu, Regina. Bahkan sebelum kamu mengetahuinya aku sudah tahu bahwa kita bertunangan," jawab Harvey kepada perempuan itu.
Regina membeku sesaat, terkejut oleh kenyataan bahwa Harvey mengetahui dirinya sejak lama. Tahu bahwa mereka ditunangkan.
"Sejak kapan?" tanya Regina.
"Sejak kamu kembali ke Indonesia." balas Harvey.
"Tapi kenapa..."
Harvey menyela Regina. "Maksud kamu, kenapa aku tidak pernah menyapa kamu?"
Regina mengangguk pelan, menatap lurus kepada Harvey dan melihat pria itu mengangkat sudut bibirnya sedikit, memiringkan kepalanya kepada Regina.
"Karena aku tidak menginginkannya," kata Harvey.
"..."
"Menikah dengan seorang perempuan atas dasar perjodohan. Aku tidak mengiginkannya," Harvey menatap pada Regina yang terlihat tengah mencerna ucapannya. "Karena aku tidak akan bertanggung jawab jika aku membuat kamu merasa tidak diinginkan."
"Singkatnya, aku tidak hidup di zaman dimana istri masa depan aku sudah di atur dan bahkan aku tidak mengenalnya dengan baik. Maka hingga seterusnya topik tentang pernikahan, tidak akan pernah masuk antara kamu dan aku, Regina Rastandi."
Ini terlalu cepat dan Regina masih mencoba untuk mendengar apa yang dikatakan oleh tunangannya yang kini berbicara kepadanya dengan nada nyaris datar.
"Tunggu..."
"Jika aku menjadi kamu, maka aku akan berpikir dua kali untuk mencintai seseorang seperti diriku," kata Harvey kepada Regina. Meski Harvey menyadari perubahan raut ekspresi Regina, pria itu tetap melanjutkan kalimatnya. "Tentang perjodohannya, aku yang akan membicarakannya kepada orangtua kamu."
Kalimat terakhir Harvey seakan menyentak Regina, wajah perempuan itu tampak memucat dengan perlahan hingga terdengar gumam lirih yang keluar dengan susah payah di tengah keterkejutannya.
"Tunggu, Harvey..."
"Sorry not sorry, but you deserve someone better, Regina," ucapan Harvey kali ini terdengar tegas. "Dan juga jika kita menikah begitu cepat karena perjodohan ini, aku tidak punya uang sama sekali untuk menghidupi kamu."
Sedangkan perempuan itu tampak tengah mencerna apa yang dikatakan oleh Harvey kepadanya. Harvey mengamati perubahan ekspresi Regina. Regina tidak lagi tersenyum dan perempuan itu menatap Harvey dengan ekspresi yang terlihat panik.
"Tapi kedua orangtua kita..."
Harvey menarik nafas panjang, sebelah tangannya tampak menyentuh pada kepalanya, membuat gerakan menyisir rambutnya ke arah belakang.
"Regina," Harvey memanggil nama perempuan itu dengan suara pelan dan entah terdengar lembut saat mencapai telinga Regina meski pada kenyataannya Harvey tidak bermaksud. "Aku tidak ingin menyakiti kamu atau siapa pun di sini, karena kamu harus tahu bahwa cinta yang tidak terbalas itu menyakitkan."
"..."
"Mundurlah secara perlahan selagi kamu bisa."
"Jadi, secara tidak langsung kamu ingin mengatakan bahwa maksudmu di sini... kamu mencintai Joanne?" tanya Regina, tanpa membalas ucapan Harvey meski Regina mendengarnya.
Harvey tidak menjawab pertanyaan Regina, pria itu hanya berkata, "Hanya ada satu Joanne untuk aku. Aku tidak butuh siapa pun untuk pengganti dan kamu, juga tidak akan pernah bisa menjadi dirinya, Regina."
Regina mengigit bibirnya lalu berkata, "Bagaimana jika aku bisa menjadi lebih baik dari pada Joanne."
"Kamu adalah kamu dan Joanne akan tetap menjadi apa yang seharusnya."
"..."
"Dan meski pun kamu bisa lebih baik dari pada Joanne. Tentu itu tidak akan sama untukku, karena Joanne mempunyai caranya tersendiri untuk menjadi yang terbaik."
Dan kemudian Harvey berbalik dari hadapan Regina, melangkah melewati Regina dan tanpa perlu mengatakan apa pun lagi, Regina tahu kemana pria itu akan pergi.
Harvey pergi untuk mengejar Joanne.
■ 220217 ■