Chapter ini aku dedikasikan untuk kalian,
pembaca yang sudah setia untuk terus mengikuti dan membaca BLUES dari awal hingga akhir."Aku akan datang menjemputmu jam enam nanti."
Itu yang Harvey katakan kepada Joanne saat pria itu datang ke toko Joanne dan sekarang di sinilah Joanne berada, perempuan itu duduk di ruang tamunya dengan gugup sambil menunggu Harvey.
Pria itu tidak memberitahu kemana mereka akan pergi dan hal berikutnya yang Joanne pikirkan adalah ia merasa gugup kali ini.
Setelah delapan tahun, baru malam ini Joanne merasa gugup untuk keluar bersama dengan Harvey. Joanne memejamkan matanya, menarik nafas dalam dan kemudian menghelanya keluar dari mulut.
Joanne mengulang hal itu dua tiga kali hingga ia mendengar suara klakson yang dibunyikan dari luar rumahnya sebagai tanda bahwa seseorang sudah sampai di luar sana.
Joanne berdiri dengan cepat dan panik karena alasan yang tidak jelas. Joanne membutuhkan beberapa saat untuk mendapatkan ketenangan dirinya kembali.
Joanne melangkah ke pintu depan rumahnya dan pada saat ia membuka pintu rumahnya itu, ia mendapati Harvey sudah ada di sana.
"Hi, aku baru saja akan mengetuk."
"Aku sudah mendengar kamu datang."
"Menunggu lama?"
Joanne menggeleng lalu bertanya kepada pria yang berdiri di hadapannya itu. "Kita akan pergi kemana?
"Malam ini, aku ingin mengakhiri hubungan ini."
Joanne menyipitkan matanya mendengar apa yang dikatakan Harvey. "Mengakhiri hubungan ini?"
Joanne melempar tatapan curiga kepada Harvey yang masih diam dan Joanne sudah kembali bersuara.
"Tidak lucu, bagaimana kamu bisa mengakhiri sedangkan kamu sendiri tidak pernah mengajak aku untuk menjadi pacar kamu?"
"I did, Joanne."
"Kapan?"
"Delapan tahun yang lalu. Di depan pagar rumah kamu, tepat pada hari valentine."
Siapa yang akan lupa dengan kejadian itu? Dimana Harvey datang dan membawakan Joanne cokelat dimana Joanne tidak bisa mengatur perasaannya sendiri.
"Tapi, pada malam prom itu..."
Harvey berdeham dan menyela Joanne sebelum perempuan itu sempat melanjutkan kata-katanya.
"Itu hanya sebagian kecil dari pada kisah kita."
"Mama ingin bertemu dengan kamu."
"Mama?" Joanne mengulang dengan ekspresi bingung.
Joanne masih terlihat bingung selama beberapa saat sebelum matanya melebar dengan perlahan saat menyadari siapa yang dimaksud oleh Harvey.
Joanne sedikit memundurkan langkahnya dan ekspresi wajahnya menjadi sedikit gugup.
"Kurasa aku harus menemukan pakaian yang lebih pantas untuk bertemu dengan ibu kamu."
"Ibu dan ayah aku, Joanne."
"Well, ya. Ibu dan ayah kamu."
"Tidak ada yang salah dengan pakaian kamu."
Joanne memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah. Lalu kembali kepada Harvey.
"Benarkah?" tanya Joanne tidak yakin.
Harvey hanya menaikan alisnya kepada Joanne tanpa berkata lebih banyak lagi.