Pentas seni telah selesai dan hal terbaik untuk merayakan hal itu adalah dengan merayakan pesta kecil-kecilan di rumah Harvey, berhubung kedua orangtuanya yang sedang pergi keluar kota. Jadi mereka bebas menggunakan taman di belakang rumah Harvey.
Pada saat pesta sudah bubar dan dimana sampah-sampah sisa minuman sudah dibawa pergi, hal terakhir yang paling Harvey benci adalah saat ia menemukan Joanne sendirian dengan kepala terkulai di atas lipatan tangannya dengan aroma alkohol menyengat yang bahkan sulit bagi Harvey untuk tidak mengeluh saat mencium aroma yang menguar dari Joanne.
Harvey mengeluh, menjauhkan botol minuman alkohol itu dari Joanne. Kerutan dalam muncul di keningnya, bertanya-tanya dari mana Joanne mendapatkan minuman keras ini.
Sebelumnya Harvey sudah menjauhkan minuman alkohol dari perempuan itu dan hanya membiarkan Joanne minum air soda.
Harvey menyandarkan kepala Joanne pada lengan kokohnya, membiarkan itu menjadi sandaran Joanne dan sedangkan Joanne, tidak berniat untuk mengubah posisinya.
Joanne seakan memohon kepada dirinya sendiri pada saat yang bersamaan itu.
Hanya kali ini saja.
Kali ini saja biarkan dia seperti ini dengan Harvey. Karena mungkin 'lain kali' tidak akan berlaku lagi untuk dirinya bersama Harvey.
Joanne yang menyandarkan kepalanya pada lengan Harvey, memejamkan matanya di sana.
Nafasnya mulai teratur dan Joanne bisa mencium bau alkohol yang mulai terasa menyengat di indra penciumannya. Matanya berat dan wajahnya panas, kantuk dengan perlahan mulai menyerang Joanne.
"Kakak-kakak kamu akan membunuh aku jika dia tahu kamu mabuk lagi, J."
Joanne tersenyum tipis saat perempuan itu mencoba untuk mengabaikan dengusan Harvey karena Joanne tidak menjawab pria itu.
Aku tidak mabuk bodoh.
Jadi Harvey berpikir bahwa Joanne tertidur namun pada kenyataannya perempuan itu mendengar apa yang baru saja pria itu katakan. Harvey tidak melihat senyuman Joanne.
Meski Joanne hampir menghabiskan sebotol minuman alkoholnya, Joanne tidak sepenuhnya mabuk. Joanne masih mengetahui apa yang ia dengar. Tahu apa yang ia ucapkan dan Joanne juga tahu kata apa yang tidak akan dia ucapkan.
Joanne merasakan sentuhan pelan dari Harvey di atas kepalanya dan Harvey mulai mengelus pelan di bagian sana.
Joanne hanya menarik nafas pelan kemudian menghela pelan dari mulut.
Dan pada saat Joanne seharusnya senang dan menikmati perlakuan Harvey kepadanya, perempuan itu merasakan hal yang sebaliknya.
Joanne tidak mengantuk, matanya terpejam namun kepalanya bermain-main dengan pikirannya yang melayang kepada hal lain.
Matanya yang terpejam secara perlahan mulai terasa berat dan panas saat Joanne mendengar apa yang dibisikan oleh Harvey kepadanya. Deru nafas pelan dan panas bercampur di atas sana.
Dengan begitu pelan dan penuh perasaan, pria itu berkata di atas telinga Joanne. Kata-kata yang tidak pernah Joanne bayangkan akan terucap begitu cepat.
"Love you, J."
Kemudian sisa malam itu, bintang dan bulan.
Menjadi saksi bisu bahwa Joanne tidak membalas ucapan Harvey. Joanne memilih untuk berpura-pura terlelap, mengulur waktu akan sentuhan Harvey di kepalanya. Menikmati lengan kokoh pria itu.
Sambil berkata kepada dirinya sendiri.
Please dont say you love me.
Cause i might not say it back, H.