Harvey baru saja menyelesaikan meeting yang membahas tentang tender penawaran proyek saat ponsel di sakunya berdering dan Harvey cukup terkejut saat mendapati nama Joanne yang terpampang di atas layar ponselnya yang menyala.
Harvey menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan itu dan sedetik setelah ia menempelkan ponsel itu di telinganya, Harvey mendengar suara Joanne yang langsung menyapa telinganya tanpa basa-basi di seberangnya.
"Kamu ada dimana?"
"Di kantor, baru selesai meeting. Ada apa?"
"Kantor mana? Memangnya kamu punya kantor?" tanya suara dari seberang sana, mengabaikan pertanyaan Harvey.
Harvey tersenyum sedikit mendengar pertanyaan Joanne, perempuan itu berbicara dengan nada yang cukup santai. Harvey menghentikan langkah kakinya saat ia sampai di hadapan lift.
Harvey menjawab pertanyaan Joanne sambil menekan tombol lift di hadapannya.
"Bukan kantor aku. Ini kantor pusat dan aku baru selesai membicarakan tentang tender."
"Kamu mengikuti tender?" tanya Joanne.
"Ya," jawab Harvey, bersamaan dengan pintu lift yang terbuka. "Aku akan masuk ke dalam lift sekarang, J. Jadi mungkin suaranya akan terdengar sedikit buruk."
Lalu Harvey melangkah masuk ke dalam sana setelah menunggu beberapa orang yang keluar dari dalam sana.
Pintu lift mulai bergerak menutup secara bersamaan dan pada saat bersamaan Harvey melihat seseorang yang berlari menghampiri lift yang hampir tertutup dan dengan cepat Harvey menahan tombol lift dengan sebelah tangannya yang terbebas agar pintu lift kembali terbuka, karena hanya ada dirinya di dalam sana.
Suara langkah yang terburu-buru beradu dengan lantai sehingga menimbulkan suara yang cukup berisik hingga seseorang yang tadi berlari mengejar pintu lift kini sudah masuk ke dalam lift yang sama dengan Harvey dan pria itu baru melepaskan jarinya yang menahan tombol lift.
"Terima kasih," kata perempuan yang kini berdiri tidak jauh dari Harvey.
Sedangkan Harvey membalas ucapan terima kasih perempuan itu dengan anggukan pelan sebelum kembali kepada panggilannya yang masih tersambung. Harvey memanggil Joanne.
"J?"
Kemudian terdengar gumaman pelan dari seberang sana membalas panggilam Harvey.
"Hm."
"Kamu masih di sana?"
"Ya, aku masih di sini. Kamu sedang dengan seseorang tadi?"
Setelah pertanyaan Joanne, Harvey melirik ke pada perempuan yang barusan dibantu olehnya kemudian menjawab pertanyaan Joanne.
"Well, ya," kemudian Harvey membalas bertanya kepada Joanne. "Ada apa, J?"
Hening beberapa saat setelah pertanyaan Harvey sebelum akhienya terdengae suara balasan dari Joanne di seberang sana.
"Kamu sibuk?" Joanne membalas dengan pertanyaan.
"Tidak," jawab Harvey. "Ada apa?"
"..."
"..."
"Aku ingin bertemu kamu."
Setelah Joanne menelefonnya terlebih dahulu kini perempuan itu berkata kepada Harvey bahwa ia ingin bertemu dengan Harvey. Sedangkan Harvey baru saja dari toko perempuan itu beberapa jam yang lalu.
"Sekarang?" Tanya Harvey.
Kemudian terdengar suara dengusan pelan dari seberang sana disusul dengan suara Joanne yang berkata, "Kapan lagi?"
Perempuan itu barusan berkata dengan nada yang terdengar sedikit sebal dan itu membuat Harvey tersenyum kecil. Menyadari bahwa percakapan menjadi lebih ringan sekarang dan Harvey penasaran apa yang membuat Joanne ingin bertemu dengannya.
"Kamu dimana?" tanya Harvey kepada Joanne.
Suara di seberang sana seakan terdengar terkejut atas pertanyaan Harvey.
"Kamu akan datang?"
"Bukankah kamu baru saja meminta untuk bertemu, Joanne?"
Harvey membalas dengan nada ringan sebelum akhirnya pria itu kembali bertanya kepada Joanne.
"Kamu sedang ada dimana sekarang, J?"
"Coba tebak," balas Joanne.
Harvey menaikan sebelah alisnya mendengar balasan Joanne kemudian menarik nafas, membalas berkata, "Aku bukan peramal kamu, Joanne. Jika aku tahu maka aku tidak akan bertanya. Maka sekarang, beritahu aku dimana kamu, aku akan segera ke sana."
Dan Harvey seakan bisa merasakan bahwa Joanne tersenyum di kalimatnya yang berikutnya. Harvey hanya menduga saja namun pria itu begitu yakin bahwa Joanne mungkin tengah tersenyum saat ini.
"Aku ada di tempat diimana kita paling sering menghabiskan waktu bersama dulu."[]
■ 280217 ■