Supaya lebih mengenal Koh-bwe Taysu, perlu juga diketahui dulu sejarah Hoa-san-pay. Sudah turun temurun sejak Ji Siok-cin, ketua Hoa-san-pay selalu dijabat oleh perempuan, di antara ketujuh aliran besar persilatan juga cuma Hoa-san-pay saja diketuai oleh perempuan.
Anak murid Hoa-san-pay tidak banyak. akan tetapi semuanya terpilih, tidak ada murid yang rusak.
Pada waktu jaya-jayanya Hoa-san-pay, anak muridnya pernah berjumlah lebih 700 orang. Tapi sampai pejabat ketua Kim-say Taysu, anak muridnya tinggal tujuh orang saja. Bayangkan betapa keras cara Kim-say Taysu menyaring anak muridnya.
Koh-bwe Taysu adalah ahli waris Kim-say Taysu. Menurut cerita yang tersiar di dunia Kangouw, pada waktu masih gadis, demi untuk masuk menjadi murid Hoa-san-pay. Koh-bwe Taysu telah berlutut selama empat hari empat malam di puncak Hoa-san, ketika Kim-say Taysu akhirnya menyatakan mau menerimanya sebagai murid. sementara itu seluruh badannya sudah hampir terbenam di dalam salju dan hampir saja jiwanya melayang. Tatkala itu Koh-bwe Taysu konon baru berusia tiga belas.
Tujuh tahun kemudian, ketika Kim-say Taysu jauh keluar laut selatan dan Koh-bwe Taysu bertugas menjaga Hoa-san, tiba-tiba datang 'Thay-im-si-kiam' empat gembong penjahat Thay-im, ingin menuntut balas. Musuh menyerbu secara besar-besaran dan menyatakan akan membakar kuil Lip-giok-koan dan menumpas seluruh penghuninya.
Namun Koh-bwe Taysu melakukan perlawanan mati-matian, dia terluka di 39 tempat, tapi masih tetap bertahan sekalipun sekujur badan mandi darah. Akhirnya tiada seorang pun dari Thay-im-si-kiam itu bisa turun gunung dengan hidup. Sejak pertempuran besar itu, orang persilatan menyebut Koh-bwe Taysu sebagai Thi-sian-koh' si dewi besi.
Lima Tahun kemudian tokoh kalangan hitam di Jinghai. Leng-bin-lo-sat, si iblis muka dingin, mengirim surat tantangan kepada Hoa-san-pay dan mengajak duel Kim-say Taysu di puncak Thay-san. Kalau Kim-say Taysu kalah, maka Hoa-san-pay seterusnya harus menjadi anak buah Lo-sat-pang.
Pertarungan ini menyangkut nasib mati-hidup Hoa-san-pay. tapi pada saat itu Kim-say Taysu justru mengalami 'Cau-hwe-jip-mo'. yakni penyakit kelumpuhan bagi orang yang keliru berlatih Lwekang. Dalam keadaan demikian terpaksa Koh-bwe Taysu mewakili sang guru menghadapi tantangan musuh. sebab Hoa-san-pay tidak dapai menolak tantangan yang menghina itu.
Koh-bwe sendiri menyadari dirinya bukan tandingan Leng-bin-lo-sat, maka keberangkatannya ke medan laga itu sudah bertekad untuk gugur bersama musuh.
Dengan sendirinya Leng-bin-lo-sat lak pandang sebelah mata pada Koh-bwe Taysu yang masih 'ingusan' waktu itu, maka dia sengaja memberi kesempatan pada Koh-bwe untuk menemukan cara bertanding dengan syarat-syaratnya.
Koh-bwe tenang-tenang saja dan tidak banyak omong. Ia menyuruh muridnya memasak satu wajan minyak mendidih, lalu dengan tenang ia menjulurkan sebelah tangannya ke dalam wajan dengan tersenyum. Katanya asalkan Leng-bin-lo-sat juga berani berbuat seperti dia. maka Hoa-san-pay akan mengaku kalah dan tunduk
Air muka Leng-bin-lo-sat memucat melihat tekad Koh-bwe itu, tanpa bicara ia melengos dan melangkah pergi. Sejak itu kakinya tidak pernah menginjak wilayah Tionggoan lagi. Namun begitu tangan kiri Koh-bwe menjadi hangus juga dan berubah seperti sepotong kayu kering. Dari kejadian inilah nama 'Koh-bwe' itu diperolehnya, yaitu artinya kayu Bwe kering.
Sejak itu, nama 'Thi-sian-koh' Koh-Bwe-Taisu tambah cemerlang dan termasyhur di dunia Kangouw, sebab itu pula waktu berumur 29 dia sudah menjadi ketua Hoa-san-pay dan hingga sekarang sudah 30 tahun lamanya.
Selama 30 tahun ini, anak murid Hoa-san, apalagi orang luar. boleh dikata tak pernah melihat Koh-bwe Taysu tersenyum.
Begitulah pribadi Koh-bwe Taysu, kalau sekarang dibilang orang dia piara rambut dan menjadi preman lagi. mungkin tiada seorang pun yang mau percaya.
Akan tetapi mau tak mau Coh Liu-hiang harus percaya, sebab ini memang kenyataan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Serial Pendekar Harum - Gu Long
General FictionPendekar Harum yang nama aslinya adalah Chu Liu Xiang (Coh Liu Hiang) adalah karakter yang diangkat dari novel karya Gu Long (Khu Lung) yang diterbitkan pada tahun 1968. Novel petualangan Chu Liu Xiang sangat digemari karena dianggap berbeda dengan...