Bab 9: Pertempuran Golok & Pedang

3.5K 33 0
                                    

Coh Liu Hiang tertawa, oloknya, "Cakar setan yang peranti mencabut nyawa orang, kini hanya berhasil merenggut segulung kertas, memangnya kau tidak merasa malu ?"

Pek-giok-mo tertawa besar, ujarnya, "Kalau toh hanya segulung kertas bobrok, kenapa kau harus minta supaya aku mengembalikan kepadamu?"

Mau tidak mau gugup juga hati Coh Liu-hiang, batinnya : "Keparat ini memang licik dan banyak akalnya." Di mulut ia menyahut tawar, "Kalau kau ingin memilikinya, boleh kuberikan kepadamu untuk membesut air matamu, atau bolehlah untuk menyeka ingusmu saja."

Pek-giok-mo menyeringai tawa dingin, katanya: "Yang harus mengalirkan air mata sekarang mungkin malah kau sendiri." Lalu ia mundur lagi beberapa langkah, pelan-pelan ia keluarkan gulungan gambar itu lalu dibentangkan setengah halaman. Hanya sekilas pandang saja, rona mukanya tiba-tiba mengunjuk perasaan yang aneh dan lucu, tiba-tiba pula ia bergelak tertawa.

Melihat mimik tawa orang yang aneh, bertanya Coh Liu-hiang dengan heran: "Apa yang kau tertawakan?"

"Untuk apa kau menyimpan gambar lukisan bini Jin Jip di dalam kantongmu? Kulihat usiamu masih muda, memangnya kau sedang terserang penyakit rindu sepihak kepada bini Jin-lothau?"

Sungguh girang dan kaget bukan kepalang hati Coh Liu-hiang mendengar kata-kata Pek-giok-mo setelah orang melihat gambar lukisan itu. Jawaban teka-teki yang selama ini dicarinya ubek-ubekan tidak ketemu, kiranya sekarang didengarnya dengan tanpa mengeluarkan banyak tenaga. Saking kegirangan, tanpa sadar ia berteriak: "Jadi Chiu Ling-siok ternyata menikah dengan Kaypang Pangcu yang terdahulu. Memang kedudukannya mulia dan diagungkan, namanya jauh lebih suci dan terpandang, jauh lebih tinggi dibandingkan Sebun Jian dan lain-lain."

Melihat mimik muka serta tingkah lakunya, Pek-giok-mo pun kelihatan heran dan tak mengerti, katanya: "Chiu Ling-siok?.... siapa Chiu Ling-siok itu?"

"Bukankah kau tadi berkata bahwa dia istri Jin Jip Jin-lopangcu dari Kaypang?"

"Istri Jin Jip itu she Yap, bernama Yap Siok-tin...."

Coh Liu-hiang melengak kaget pula, teriaknya: "Lalu lukisan gambar itu..."

"Yang dilukis di atas gambar ini adalah Yap Siok-tin, kau sendiri sudah menyimpan gambar lukisannya, memangnya belum tahu nama aslinya?"

Baru sekarang Coh Liu-hiang dibikin paham: "Tak heran tiada orang Kang-ouw yang tahu di mana jejak Chiu Ling-siok, ternyata dia sudah mengubah nama dan menikah dengan Kaypang Pangcu. Ai, betapa buruk dan tercela nama perempuan siluman ini dulu, kalau ingin menikah dengan tokoh kosen yang kenamaan di kalangan Kangouw, sudah tentu harus merubah she dan berganti nama, untuk hal ini seharusnya sejak mula sudah harus kupikirkan."

Tiba-tiba Pek-giok-mo berubah beringas, serunya bengis: "Jikalau kau maki Jin-lothau, kau maki delapan belas keturunannya pun tak menjadi soal, tapi istrinya adalah seorang perempuan suci yang welas asih dan luhur budi serta bijaksana, sampai pun aku Pek-giok-mo harus tunduk dan kagum kepadanya. Jikalau kau berani omong dengan perkataan kotor mengenai dirinya pula, murid-murid Kaypang sebanyak laksaan anggota pasti tak seorang pun yang sudi mengampuni jiwamu."

Coh Liu-hiang maklum, setelah Chiu Ling-siok menikah dengan orang, tentu dia sudah cuci tangan membina diri, kembali menjadi manusia baik-baik. Biasanya memang dia sendiri amat simpatik dan mengagumi orang seperti ini, sudah tentu dia pun takkan membeber sepak terjangnya dulu yang memalukan, sorot matanya berputar, tiba-tiba ia berkata: "Entah di mana sekarang Jin-hujin berada?"

"Kulihat kau begitu kepincut sampai lupa daratan, memangnya kau sudah berkeputusan rela menikah dengan seorang janda? Tapi ketahuilah, dia adalah seorang suci yang patuh akan adat istiadat, kau ini kodok buruk jangan harap bisa merasakan daging burung bangau."

Serial Pendekar Harum  - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang