Bab 7: Orang yang Menawarkan Harga Tertinggi

836 11 0
                                    

Bibi Hua terus menerus tersenyum, memandang Hu Tiehua sambil tersenyum, senyumannya manis, bunyi tertawanya merdu.
Senyumannya Bibi Hua memang terkenal selama ini, walaupun senyumannya tidak dapat menjatuhkan orang-orang dalam satu kota, tapi jika mau menjatuhkan orang-orang dalam satu rumah pasti tidak jadi soal!
Saat ini di dalam rumah selain ia, cuma ada satu orang.
Lubang di dinding telah ditutupnya dengan sebuah papan kayu, Galah Bambu Hitam tertidur dengan tidak nyenyak di kamar sebelah, di meja masih ada arak dan masakan.
Hu Tiehua sudah pusing tujuh keliling oleh senyumannya, bahkan hampir tidak bisa duduk.
Namun dia tidak boleh berbaring.
Seandainya dia berbaring karena tidak beruntung, maka akibatnya bisa serius, jadi dia mesti memompa semangatnya.
"Mengapa kau mesti meminta Galah Bambu Hitam dan kawan-kawan untuk membunuh Shi Tianwang?" tanya Hu Tiehua dengan gaya serius yang disengaja. "Siapa yang menyuruh kau melakukan hal ini? Kenapa kau mau melakukannya?"
"Sebab aku tidak rela setangkai bunga yang indah ditancapkan di tahi anjing oleh orang."
"Masa kau juga tidak setuju pernikahan ini?"
Kelihatannya Hu Tiehua sedikit terkejut, lalu bertanya: "Kepala pengurus Hua yang minta aku mengantarkan Putri Pedang Giok itu, terang-terangan memberitahukan bahwa dia adalah kakak keduamu, dia minta aku menjemput mempelai wanita, lalu kenapa kau menyuruh orang untuk membunuh mempelai pria?"
"Sebab jika mempelai pria tiba-tiba mati, maka batallah pernikahan ini, itu baru semua orang senang dan dunia jadi aman."
Hu Tiehua mengerutkan dahinya, lalu bertanya lagi: "Kakak keduamu adalah kepala pengurus dari Dusun Pedang Giok, kalau kau? Apakah kau adalah murid Tuan Du?"
"Boleh dibilang ya, namun juga boleh dibilang bukan."
"Sebetulnya kau 'orang'-nya siapa?"
"Tidak seharusnya kau menanyakan pertanyaan ini, kau seharusnya tahu aku orangnya siapa?" Bibi Hua berkata sambil tersenyum manis. "Aku adalah orangmu, dari dulu sampai sekarang aku adalah orangmu!"
Hampir saja Hu Tiehua berteriak minta tolong.
Dia tahu bahwa Chu Liuxiang tidak jauh darinya, tadi dia sudah melihat dengan matanya sendiri, dia berharap Chu Liuxiang tiba-tiba tergerak hati nuraninya dan bertindak dengan welas-asih, yaitu datang kemari untuk duduk-duduk dengan mereka, minum arak bersama, itu sama dengan menolong nyawanya!
Sebab dia tahu bahwa Bibi Hua yang genit ini, dapat melakukan hal apa saja setelah minum beberapa cawan arak!
"Aduh ibuku!" Akhirnya Hu Tiehua berteriak-teriak: "Pepatah berkata 'seorang satria memakai mulutnya, bukan pakai tangannya', kenapa kau bisa begini?"
"Aku memang bukan seorang satria, aku adalah ibumu." Bibi Hua berkata sambil tertawa cekikikan. "Bukankah kau adalah anakku yang manis?"
"Bukan."
Ternyata Chu Liuxiang masih punya sedikit hati nurani sehingga mau datang untuk menolongnya.
Walaupun suara orang ini tidak mirip suara Chu Liuxiang, namun suara Chu Liuxiang memang bisa berubah setiap saat, mudahnya seperti perubahan air muka seorang pelacur terhadap tamunya!
Kelihatannya orang ini juga tidak mirip Chu Liuxiang.
Dia mengenakan pakaian ketat yang berwarna perak, di wajah pucat tapi tampan itu terdapat semacam ekspresi yang angkuh dan tidak senonoh, gayanya seperti mengira dirinya adalah pria tampan nomor satu di dunia, dan semua orang wanita dari seluruh dunia berlutut dan memohon agar diijinkan mereka membasuh kakinya!
Orang semacam ini ternyata tangannya mengangkat sebuah peti kayu kamper yang besar, yang kelihatannya tidak ringan.
Hu Tiehua mengeluh di dalam hati.
Dia sungguh-sungguh tidak mengerti kenapa kali ini Chu Liuxiang menyamar jadi orang yang menyebalkan.
Bibi Hua berkata sambil menghela napas panjang: "Waktu seharusnya anda datang tidak datang, tapi waktu tidak seharusnya anda datang anda malah datang! Apakah sepanjang hidup anda ini tidak dapat sekali saja melakukan hal yang baik untuk orang lain?"
"Saat ini justeru aku sedang melakukan hal yang baik." Orang ini berkata sambil tersenyum: "Aku yakin bahwa di tempat ini pasti ada orang yang berterima kasih padaku."
Hu Tiehua menatapnya dengan mendelikkan mata, lalu tiba-tiba meloncat dan berkata: "Tidak benar, orang ini bukan Chu Liuxiang, pasti bukan."
"Siapa bilang dia adalah Chu Liuxiang? Memang bukan." Bibi Hua berkata: "Kalau dia adalah Chu Liuxiang, maka aku akan ganti namaku!"
"Siapa dia?"
"Aku bermarga Xue." Xue Chuanxin berkata: "Meskipun anda tidak kenal aku, tapi nama besar Pendekar Besar Hu telah lama kuhormati."
"Anda kenal aku?"
"Pendekar Besar Hu orangnya jujur, terbuka dan gagah sekali, di dunia persilatan siapa yang tidak tahu?"
Senyumannya keluar lagi: "Kemampuan minum arak Pendekar Besar Hu, juga sangat terkenal di dunia, makanya aku datang secara khusus untuk menemani anda minum dua cawan arak."
Hu Tiehua mendadak punya perasaan bahwa orang ini tidak menyebalkan seperti tadi, bahkan sudah mulai sedikit menyenangkan.
"Apakah ketika anda menemani orang minum arak, selalu peti besar semacam ini?" Hu Tiehua tidak tahan untuk tidak bertanya: "Di dalam peti berisi apa? Makanan atau minuman?"
"Kalau mau dimakan, direbus dengan kecap dan bumbu masak walaupun kurang enak juga bisa dimakan."
"Bisakah dijadikan lauk pauk untuk minum arak? Enak tidak?" "Itu tergantung." Kata Xue Chuanxin: "Tergantung apakah anda suka makan orang atau tidak?"
Hu Tiehua terkesiap, lalu bertanya: "Yang di dalam peti ini adalah orang? Orang mati atau orang hidup?"
"Sementara ini masih belum mati, tapi juga tak bisa dianggap hidup, yang benar adalah mati tidak, hidup pun enggan."
"Mengapa anda memasukkan dia ke dalam peti ini?"
"Sebab aku tidak menemukan sesuatu yang lain yang bisa memasukkan orang sebesar ini kedalamnya."
Hu Tiehua mengelus lagi hidungnya, lama sekali baru berkata sambil tertawa dengan memiringkan kepalanya: "Aku tahu bahwa dapur di tempat ini ada sebuah wajan yang amat besar, mari kita rebus orang ini untuk dijadikan lauk pauk minum arak, baik atau tidak?"
Xue Chuanxin juga tertawa, dan tertawanya lebih "sehat" dari Hu Tiehua: "Andaikata anda tahu siapa di dalam peti ini, pasti tak akan mengucapkan kata-kata ini."
***
Tentu saja Hu Tiehua bukan sungguh-sungguh ingin makan orang.
Satu-satunya "orang" yang bisa dimakan dia, adalah orangorangan yang terbuat dari gula gandum!
Dia hanya suka bercanda saja, lebih-lebih jika ada seorang yang telah mengatakan sesuatu yang nyentrik, dia pasti akan berusaha memikirkan suatu kalimat yang nyentrik juga untuk membalasnya, kalau tidak ia tak akan bisa tidur pada malam harinya.
Tetapi sekarang kata-kata orang ini nampaknya mengandung maksud-maksud tertentu, kalau tidak ditanya sampai jelas ia juga tidak bisa tidur.
"Siapa yang ada di dalam peti ini? Apa aku kenal?"
"Kalian tidak saja kenal, bahkan amat karib." Jawab Xue Chuanxin. "Tidak saja amat karib, bahkan adalah sahabat."
Mendengar kata-katanya begitu serius, Hu Tiehua tambah penasaran. "Sahabatku tidak sedikit, siapa yang anda maksud?"
"Sahabat terbaik anda adalah siapa?"
"Tentu saja adalah Chu Liuxiang."
"Kalau begitu yang aku maksud adalah Chu Liuxiang."
Hu Tiehua tercengang dan berkata: "Apakah maksud anda adalah orang yang ada di dalam peti ini adalah Chu Liuxiang? Apakah anda telah memasukkan Chu Liuxiang ke dalam peti ini?"
Xue Chuanxin berkata seraya menghela napas panjang. "Sebenarnya aku mau membunuhnya, tapi tidak tega, tapi jika melepasnya aku juga tidak rela, sehingga terpaksa memasukkan dia ke dalam peti ini. Jikalau ada orang yang mau menjadikannya sebagai lauk pauk minum arak juga tidak apa-apa, mau direbus atau dimasak aku juga setuju."
Hu Tiehua mendelikkan sepasang mata yang lebih besar dari mata sapi ke arahnya, tiba-tiba tertawa nyaring dan berkata: "Huaahaaha! Betapa jenakanya anda ini! Aku betul-betul tidak menyangka bahwa di dunia ini ternyata ada orang yang kepandaian membualnya lebih besar dariku!"
Xue Chuanxin pun berkata sambil tertawa. "Membual sampai orang lain bisa percaya, memang bukan hal yang mudah."
"Hanya sayangnya kali ini bualan anda terlalu besar sedikit, Chu Liuxiang dapat dimasukkan ke dalam sebuah peti oleh anda? Hahaa! Siapa dapat percaya hal ini?"
Sekali lagi Xue Chuanxin menghela napas panjang. "Aku pun tahu bahwa tiada seorangpun yang dapat percaya hal ini."
Mendadak Hu Tiehua menunjukkan wajah yang marah dan berkata: "Tapi jika anda sudah tahu bahwa Chu Liuxiang adalah sahabat terbaikku, lalu kenapa anda berkelakar demikian padanya? Tahu tidak, ini sedikit pun tidak lucu!"
"Anda benar." Aku Xue Chuanxin. "Kelakar ini betul-betul tidak lucu."
"Anda berdua semuanya tidak lucu." Bibi Hua pun berkata dengan wajah yang marah. "Jika kalian tidak cepat-cepat menemaniku minum arak, aku akan mengusir kalian dengan tangkai sapu."
***
Diusir orang dengan tangkai sapu pun bukan hal yang lucu, oleh karena itu semuanya mulai minum arak.
Namun sayang sisa arak sudah tidak banyak, sementara malam kian larut.
Bibi Hua mengguncang-guncangkan guci arak lalu berkata: "Kelihatannya kita setiap orang paling banyak cuma bisa minum 3 cawan lagi, setelah itu kita akan pergi sendiri-sendiri, carilah tempat untuk tidur, lumayan juga ada satu hari yang pikirannya jernih."
"Salah! Betul-betul salah!" Hu Tiehua berkata sambil gebrak meja. "Minum sampai saat ini lalu tidak minum lagi, itu lebih kejam dari kepala dipancung!"
"Aku juga tahu bahwa ini sungguh-sungguh tidak mengenakkan, namun pada saat ini mau kemana untuk menemukan arak?" "Tentu saja ada tempatnya."
"Masih ada tempatnya? Siapa yang dapat menemukannya?"
"Aku."
Untuk hal semacam ini, Hu Tiehua memang jagonya.
Faktanya juga demikian, andaikata di dunia ini tersisa satu guci arak yang terakhir, maka orang yang dapat menemukannya pastilah dia!
Bibi Hua berkata seraya tertawa cekikikan lagi. "Jikalau kau dapat menemukan arak dan dibawa kemari, maka aku mengaku bahwa kau adalah anak paling berbakti di dunia."
***
Tidak bisa jadi anak berbakti, namun harus minum arak.
Makanya Hu Tiehua pergi, perginya lebih cepat daripada ketika ada orang yang mau membacoknya dari belakang dengan sebilah golok!
Ketika bayangannya hilang ditelan kegelapan, senyuman di wajah Bibi Hua juga hilang, bertanya sambil mendelik ke Xue Chuanxin. "Sebenarnya apa yang ada didalam peti ini?"
Xue Chuanxin sama sekali tidak menghiraukannya, seolah-olah sama sekali tidak mendengar pertanyaannya, malahan menanyakan suatu pertanyaan yang mestinya tidak perlu ditanyakan pada saat ini. "Menurutmu kelakarku tadi lucu tidak?"
"Tidak lucu."
"Aku pun merasa tidak lucu, Hu Tiehua sama dengan kita," kata Xue Chuanxin. "Namun, masih ada satu orang lagi yang lebih tidak merasa lucu dari kita."
"Siapa dia?"
"Chu Liuxiang. Yang paling merasa kelakar ini tidak lucu adalah dia!"
"Mengapa?"
"Sebab orang yang ada di dalam peti adalah dia."
Bibi Hua menatap Xue Chuanxin seolah-olah pria ini tiba-tiba keluar 18 kepala dan 36 tanduk!
"Apakah anda betul-betul telah memasukkan Chu Liuxiang ke dalam peti ini?"
"Barangkali betul."
"Kenapa anda melakukannya?"
"Karena sepertinya dia mengetahui sejumlah hal yang tidak seharunya dia tahu, dan sepertinya dia ada sedikit hubungan dengan Jiao Lin."
Air muka Bibi Hua segera berubah, lalu bertanya dengan suara yang dilirihkan. "Urusan ini sebenarnya dia tahu berapa banyak?"
"Aku tidak tahu, tapi aku tidak berani ambil resiko. Aku tidak dapat membiarkan urusan ini gagal dalam tangannya."
"Lalu apa rencana anda?"
"Aku berencana membawanya pulang dan mengurungnya, sampai urusan ini berlalu."
"Anda bisa mengurungnya berapa lama? Dapatkah anda jamin dia tidak melarikan diri?" Kata Bibi Hua. "Ia bisa keluar dari tempat yang bahkan lalat pun tidak bisa keluar! Asal ia masih hidup, siapa berani jamin bisa mengurungnya?"
"Apa usulmu?"
"Mau mengurungnya cuma ada satu cara. Hanyalah orang mati yang tidak dapat melarikan diri!"
"Kau mau aku membunuhnya?"
"Sudah kepalang tanggung, andaikan sudah melakukannya, mengapa tidak sekalian saja melakukannya dengan tuntas?"
Xue Chuanxin memandangnya sambil menggeleng-gelengkan kepala, lalu berkata dengan tersenyum pahit. "Yang paling kejam di bawah kolong langit ini adalah hati wanita, peribahasa ini benar-benar 100% tepat, cuma sayangnya aku tak sanggup melakukannya."
Bibi Hua berkata dengan tersenyum dingin. "Anda tidak sanggup melakukannya? Masa' anda adalah orang baik?"
"Aku bukan orang baik, aku adalah orang yang licik, berbahaya dan amat kejam!" Xue Chuanxin berkata dengan angkuh. "Namun hal ini aku masih belum sanggup melakukannya!"
"Mengapa"
"Apakah kau tahu dengan cara bagaimana ia jatuh ke tanganku? Demi mau menolongku, baru masuk perangkapku! Jika ia mau membunuhku, pasti sudah lama aku mati di tangannya! Jika ia tidak membunuhku, bagaimana aku sanggup membunuhnya? Aku Xue Chuanxin memang jahat dan sadis, tapi bukan orang hina dan tidak tahu malu!"
Bibi Hua berkata sambil menghela napas. "Baik, aku akui bahwa anda adalah orang yang punya prinsip, seorang pria gagah, tapi aku bukan. Anda tidak sanggup, aku sanggup."
"Aku jamin kau juga tidak sanggup," Xue Chuanxin berkata dengan dingin. "Sebab aku tak akan membiarkanmu melakukannya.
"Kalau aku ngotot mau melakukannya, anda bisa apa?"
"Aku juga tidak bisa apa-apa." Senyuman yang lemah lembut muncul lagi di wajah Xue Chuanxin.
"Aku bisa berbuat apa terhadapmu? Paling-paling aku cuma bisa mengerat sepasang tanganmu.
Asalkan kau menyentuh peti itu, maka sepasang tanganmu yang putih mulus itu akan kukerat dengan ringan, lalu masukkan ke dalam sebuah kotak yang indah, dan dibawa pulang sebagai kenangkenangan.
Wajah Bibi Hua jadi pucat, setelah lama memandanginya, lalu tersenyum manis lagi.
"Tenang, aku tak akan menyentuh peti ini. Chu Liuxiang adalah orang macam apa, yang bisa anda masukkan ke dalam sebuah peti?" Ia berkata sambil tertawa cekikikan. "Orang yang ada di dalam peti ini barangkali cuma seorang nona muda yang mabuk kepayang karena rayuan gombal anda!"
Mendadak Xue Chuanxin bertepuk tangan dan berkata: "Kali ini kata-katamu baru benar, mungkin di dalam peti sama sekali tidak ada orang, mungkin hanya tumpukkan batu bata saja, yang tidak berharga sepeser pun." Tertawanya seperti seekor rubah. "Tetapi mungkin juga di dalam peti memang ada Chu Liuxiang."
Dia memandang Bibi Hua dengan mata yang berbinar-binar. "Apakah kamu ingin tahu di dalam peti sebenarnya ada apa?"
"Ya."
"Kalau begitu coba kamu tawarkan sebuah harga untuk membeli peti ini. Pada saat itu kamu mau apakan peti ini sudah bukan urusanku."
Bibi Hua memandang terus ke matanya yang licik seperti rubah itu, lalu bertanya: "Anda mau aku keluar berapa?"
"100.000 tael. Aku tahu bahwa dirimu sekarang paling sedikit punya 100.000 tael."
Bibi Hua terkejut dan berkata: "100.000 tael? Anda suruh aku keluar uang 100.000 tael untuk membeli sebuah peti?"
"Namun jika di dalam peti memang benar ada Chu Liuxiang, harga itu tidaklah mahal."
"Namun jika di dalam peti hanya tumpukkan batu bata? Anda menyuruh aku dengan cara apa pulang dan bertanggung-jawab di hadapan Tuan Du?"
Xue Chuanxin tertawanya kian gembira. "Itu urusan kalian, sama sekali tidak ada hubungan denganku."
Bibi Hua memandang lama sekali ke arahnya, tiba-tiba bertepuk tangan lalu berkata: "Baik! Aku beli, aku keluar 100.000 tael."
Tetapi transaksi ini belum jadi, sebab sebelum Xue Chuanxin menerima cek, tiba-tiba ada seorang yang berkata dengan nyaring: "Aku keluar 110.000 tael."
Ternyata nona Yingzi belum mati, dan sekarang muncul dengan pakaian yang seperti bunga sakura yang lagi mekar, dan kelihatannya lebih cantik dari ketika ia tidak berpakaian!
Selama ini Bibi Hua tidak berlaku ramah kepada orang wanita seperti ketika ia berhadapan dengan orang pria, apalagi wanita yang lebih muda dan lebih cantik darinya!
Makanya ia sama sekali tidak memandangnya, cuma bertanya pada Xue Chuanxin: "Wanita Jepang ini datang darimana?"
"Wanita Jepang tentu saja ya datang dari Jepang."
"Dia termasuk 'makhluk apa' (catatan: ini semacam ungkapan bahasa Mandarin yang meremehkan bahkan menghina seseorang)?"
"Dia tidak termasuk 'makhluk apa', dia cuma termasuk seorang wanita, seorang wanita yang sama denganmu." Xue Chuanxin berkata sambil tertawa. "Dan sepertinya sedikit lebih royal darimu."
"Dia mengeluarkan cuma lebih banyak 10.000 tael dariku, lalu anda akan menjual peti itu padanya?"
"10.000 tael uang perak toh juga adalah uang, bisa beli barang banyak sekali, adakalanya bahkan bisa beli banyak wanita, dan adakalanya bahkan bisa beli banyak pria!"
Yingzi tertawa dengan amat merdu.
Siapapun tidak tahu dengan cara apakah ia bisa lepas dari tangan Xue Chuanxin, tetapi bagi seorang wanita cantik yang telah berlatih ilmu Ninjutsu selama 17 tahun, mau lepas dari tangan pria manapun bukan suatu hal yang sulit!
Apalagi sasaran Xue Chuanxin bukan dia.
Bibi Hua akhirnya memutar wajahnya, mendelikkan mata dan bertanya: "Mengapa kamu mau mengeluarkan 110.000 tael uang perak untuk membeli sebuah peti?"
Yingzi tidak menggubrisnya, hanya bertanya pada Xue Chuanxin. "Tuan Muda Xue, bolehkah aku berkata jujur? Apakah ibu tua ini setelah mendengar akan jadi marah?"
"Dia tak-akan marah." Xue Chuanxin menahan ketawanya dan berkata: "Bagaimana mungkin ibu tua marah kepada anak kecil?"
"Kalau begitu mohon anda beritahukan dia, aku mau keluarkan uang 110.000 tael untuk membeli peti itu, ada tiga sebab"
"Apa tiga sebab itu?"
"Yang pertama, karena aku punya, yang kedua, karena aku suka, yang ketiga, karena apa pedulinya dengan dia?"
Xue Chuanxin tertawa terbahak-bahak.
Di luar juga ada seorang yang tertawa terbahak-bahak, bahkan suara tertawanya lebih nyaring, ternyata itu adalah Hu Tiehua yang masuk dengan menenteng dua guci arak, dan sepertinya ia telah lama menguping di luar.
Ia adalah 'setan pemabuk' (catatan: sebuah istilah bahasa Mandarin untuk menyindir atau memanggil seorang pemabuk kelas kakap), tapi bukan pemabuk yang tak pedulikan apa saja kecuali minum arak.
Seandainya ia adalah pemabuk macam itu, sekarang ia sudah lama jadi setan (=mati)!
"Sekarang aku baru mengerti, di dalam peti ini mungkin saja betul-betul ada Chu Liuxiang, juga mungkin apapun tidak ada, maka orang yang mau beli peti ini, harus bertaruh dengan nasib baiknya!" Hu Tiehua berkata sambil tertawa. "Siapa yang keluarkan taruhan terbesar dan keluarkan penawaran harga tertinggi, maka peti ini akan jadi miliknya. Tetapi jika setelah keluarkan uang ratusan ribu tael lalu menemukan bahwa peti ini kosong adanya, maka akan benar-benar mati penasaran!"
Xue Chuanxin bertanya: "Kalau begitu, apakah anda juga ingin bertaruh?"
"Kebetulan aku tidak saja seorang 'setan pemabuk', juga seorang 'setan penjudi'."
"Sekarang sudah ada orang yang keluar harga 110.000 tael, berapa harga penawaran anda?"
"Tentu saja aku harus keluar lebih banyak sedikit," kata Hu Tiehua tanpa mengejapkan mata.
"Aku keluar harga 200.000 tael."
"200.000 tael?" Xue Chuanxin berkata sambil mengamatamatinya. "Apakah di badan anda ada uang 200.000 tael?"
"Tidak ada, aku bahkan satu tael uang pun tidak ada, yang ada cuma kedua guci arak ini." Sewaktu berkata ternyata air muka Hu Tiehua sedikit pun tidak berubah. "Tetapi pada saat semacam ini, 1 guci arak berharga 100.000 tael sudah boleh dibilang adalah harga yang murah. Jikalau anda sudah sampai di padang pasir dimana tidak ada ayam maupun anjing, bahkan tidak ada kelinci yang kencing di sana, sekalipun keluar uang 1.000.000 tael, juga tidak bisa beli seguci arak ini!"
"Masuk akal."
Bukan saja Bibi Hua tidak 'mati karena marah', bahkan senyumannya makin manis ketika berkata: "Jika ada yang tidak setuju, maka aku yang bantu anda keluarkan uang 200.000 tael ini."
Biji mata Yingzi berputar-putar sejuk, ternyata juga setuju. "Saat ini malam sudah amat larut, satu guci arak berharga 100.000 tael juga pantas." Ia berkata dengan lemah-lembut. "Tuan Muda Xue, kita anggap itu sebagai 200.000 tael, baikkah?"
"Baik," kata Xue Chuanxin seraya tersenyum. "Kamu katakan baik ya baik."
"Bisakah dihitung lebih mahal lagi?"
"Barangkali tidak bisa."
Suara Yingzi kian lemah-lembut. "Seandainya aku bisa segera keluarkan uangnya, bisakah keluar harga yang lebih tinggi sedikit?"
"Tentu saja bisa." Xue Chuanxin tertawa dengan amat gembira.
"Tak peduli kau keluar harga berapapun aku juga tak akan menentangnya."
"Aku keluar harga 300.000 tael, baikkah?"
"Baik, baik sekali!" Kata Xue Chuanxin sambil tertawa keras. "Luar biasa baik!"
Uang perak harus bisa dikeluarkan dengan segera, jika tak punya, cek juga boleh, tentu saja bukan 'cek kosong', cek yang bisa dipakai dimanapun juga.
Bibi Hua memandang Hu Tiehua, Hua Tiehua memandang Bibi Hua, dua orang sama-sama tidak mampu keluarkan uang sebegitu banyak.
Meskipun mereka telah punya rencana lain dalam hati, terpaksa menonton saja ketika Xue Chuanxin menjual peti ini kepada orang lain.
Tetapi transaksi ini belum disepakati, sebab Yingzi masih bukan orang dengan penawaran harga tertinggi, masih ada orang yang keluarkan harga yang jauh lebih tinggi darinya!
"Tidak bisa, 300.000 tael masih belum bisa!"
Tiba-tiba mereka mendengar seseorang berkata: "Mau beli Chu Liuxiang, 300.000 tael mana cukup? Bahkan 3.000.000 tael pun tidak cukup!"
Semua orang masih belum tahu suara orang itu berasal dari mana, peti yang mereka mau beli itu tiba-tiba terbuka!
Terbuka oleh orang yang berada di dalamnya.
Seorang dengan perlahan berdiri dari peti, dengan sebuah jari tangannya mengelus-elus hidungnya, dan berkata dengan perlahan. "Aku keluar harga 30.000.000 tael."
Xue Chuanxin bukanlah macam orang yang sering memperlihatkan rasa senang atau marah di wajahnya, bahkan ada yang berkata bahwa sekalipun ia melihat istrinya jatuh ke dalam sungai, di wajahnya juga takkan ada ekspresi sedikit pun!
Namun sekarang ekspresi wajahnya seperti ada orang yang mengerat telinganya dengan sebilah pisau, lalu memaksa ia untuk memakannya!
Sudah terang bahwa Chu Liuxiang telah terkena semburan wangi-wangian yang membiuskan, dan dengan tangannya sendiri menotok tiga jalan darah di tubuhnya, seharusnya tak dapat bergerak sedikit pun dalam tiga hari!
Ia selalu menaruh kepercayaan yang besar pada wangi-wangian pembius dan ilmu totoknya!
Namun sekarang ternyata Chu Liuxiang berdiri dari dalam peti, persis seperti seorang berdiri dari dalam kolam mandi setelah selesai mandi. Bersih, bersemangat, gembira, dan sadar sesadar-sadarnya.
Wangi-wangian pembius yang harganya lebih dari 300 tael uang perak, beserta dengan ilmu totok yang dilatih dengan tekun selama 17-18 tahun, dipakai pada diri Chu Liuxiang ternyata sedikit pun tidak berguna!
***
Baru saja Chu Liuxiang berdiri dalam peti, sudah ada sebuah guci arak yang terbang ke arahnya.
Ia membuka tutup guci, lalu dengan kedua tangan mengangkat guci secara terbalik, dengan kepala terdongak lalu menuangkan arak kedalam mulut, sekejap saja sudah minum 2-3 kati.
Hu Tiehua tertawa keras dan berkata: "Aku masih kira si bocah ini betul-betul sudah sekarat, tak disangka bahwa ketika minum arak masih seperti anjing kelaparan, sebentar saja sudah menghabiskan arakku yang berharga puluhan ribu tael, tidak takut hatiku bisa sakit sekali!"
Chu Liuxiang juga tertawa keras dan berkata: "Kalau tidak diminum 'kan sayang sekali! 'Kan tidak bisa sering-sering minum arak yang harganya 100.000 tael seguci!"
"Kalau begitu minumlah, aku mau menyaksikan kau minum sampai mati!"
Makin gembira mereka tertawa, orang lain makin tidak bisa tertawa, bahkan mau menangis pun tidak bisa.
"Hanya saja aku masih tidak mengerti," Hu Tiehua bertanya pada Chu Liuxiang: "Mengapa kau mencari susah sendiri dengan membiarkan orang memasukkanmu ke dalam peti?"
"Sebab masih ada sedikit hal yang aku masih belum mengerti, aku harus berupaya untuk mengertinya." Chu Liuxiang berkata seraya tertawa: "Aku tahu bahwa Tuan Muda Xue pasti tidak mau memberitahuku, namun jika seseorang sudah dimasukkan ke dalam peti, orang lain tentu tak akan hati-hati lagi padanya. Orang yang berada di dalam peti seringkali dapat mendengar banyak hal yang orang lain sebenarnya tidak mau memberitahukannya!
"Apa yang telah kamu dengar?" Hu Tiehua bertanya lagi: "Apakah sekarang kamu sudah mengerti hal-hal yang tadinya tidak mengerti?"
"Paling sedikit sudah mengerti beberapa puluh persen."
Dia memandang Xue Chuanxin sambil tersenyum dan berkata: "Paling sedikit aku sudah mengerti bahwa anda dan Bibi Hua adalah orangnya Tuan Du, yang sedang merencanakan suatu hal besar bagi Tuan Du, dan tokoh kunci dari hal ini adalah anak perempuannya Jiao Lin. Lalu karena aku sudah melihatnya dan tahu asal-usulnya, maka anda menyerangku."
Walaupun masih tidak bisa tertawa, tapi Xue Chuanxin tak dapat tahan diri untuk tidak bertanya: "Justeru karena mau tahu hal-hal ini, maka anda sengaja dibius jatuh olehku? Seandainya aku tidak memasukkan anda ke dalam peti, tapi langsung membunuh anda pada saat itu, apakah anda rasa tidak mati konyol?" .
"Aku tahu anda tak akan membunuhku, anda belum sanggup melakukan hal keji ini," jawab Chu Liuxiang: "Tapi jika anda mau bunuh aku, barangkali aku juga tak akan mati."
Dia mengelus hidungnya lagi: "Memakai wangi-wangian pembius untuk melawanku, itu sama saja memukul anjing dengan daging sapi kecil. Bukan saja tidak ada gunanya, bahkan itu semacam pemborosan!"
"Apakah anda juga tidak takut ditotok jalan darahnya oleh orang lain? Masak anda sama sekali tidak punya jalan darah?" "Tentu saja aku punya jalan darah, bahkan satu pun tidak kurang," jawab Chu Liuxiang. "Hanyalah kebetulan aku dapat sekalikali memindah letaknya jalan napas dan darah agak jauh sedikit."
Seperti menular, Xue Chuanxin pun mulai mengelus-elus hidungnya.
"Bertemu dengan orang semacam anda, barangkali adalah pada kehidupan yang lalu banyak dosa, pada kehidupan sekarang aku juga tidak pernah berbuat baik." Kata Xue Chuanxin sambil tersenyum pahit. "Saat ini aku cuma ingin anda membantuku sekali saja."
"Membantu apa?"
"Masukkan aku ke dalam peti ini juga, kemudian lemparkanlah peti ini ke dalam sungai."
Tentu saja ia bukan benar-benar ingin Chu Liuxiang membantunya, sebab ia mau memasukkan siapa saja ke dalam peti tidak perlu dibantu orang lain, demikian juga jika ia mau memasukkan dirinya sendiri.
Hal ini bukanlah sesuatu yang sulit.
Peti itu terbuka, begitu kakinya diangkat, ia telah berada di dalam peti.
Tak disangka bahwa peti yang terbuat dari kayu kamper terbaik ini tiba-tiba pecah berkeping-keping, dan menjadi setumpuk kayu pecah!
"Tampaknya aku tidak bisa bantu anda dalam hal ini," kata Chu Liuxiang seraya tersenyum. "Saat ini barangkali sudah tidak ada seorang pun yang dapat memasukkan anda ke dalam peti ini."
"Ini pasti perbuatan anda lagi, tadi anda pasti telah melakukan sesuatu pada peti ini." Xue Chuanxin memandang Chu Liuxiang dan berkata sambil tersenyum pahit. "Mengapa anda mau berbuat demikian?"
"Sebab tiba-tiba aku menemukan bahwa dijebloskan orang ke dalam peti adalah suatu hal yang tidak menyenangkan." Chu Liuxiang berkata: "Jika aku merasa tidak menyenangkan, orang lain tentu juga merasa tidak menyenangkan, lalu kenapa aku mau orang lain melakukan hal yang tidak menyenangkan?"
Ia menepuk-nepuk pundaknya Xue Chuanxin dan berkata: "Kalau anda merasa sedikit sungkan kepadaku, sebentar lagi anda pun boleh bantu aku."
Xue Chuanxin berkata seraya tersenyum pahit. "Anda mau aku bantu apa? Aku bisa bantu anda apa?"
"Sebentar lagi anda akan tahu."
Sejak tadi Nona Yingzi sudah mau melarikan diri, tapi tidak berani.
Sebab ia tahu bahwa siapapun yang mau melarikan diri dari orang-orang ini adalah hal yang amat sulit, yang ia harapkan adalah Chu Liuxiang segera memasukkan Xue Chuanxin ke dalam peti. Kesempatan yang ia terus tunggu.
Sebab kecuali Xue Chuanxin, tiada yang tahu asal-usulnya, lebihl-ebih tidak tahu apa hubungannya dengan urusan ini. Jika Xue Chuanxin dimasukkan ke dalam peti, maka ia dapat meninggalkan tempat ini dengan tenang, jadi kenapa ia perlu buru-buru melarikan diri?
Tak disangka bahwa ternyata Chu Liuxiang dapat melepaskan Xue Chuanxin.
Orang Tiongkok sungguh aneh! Kenapa bisa dengan begitu mudahnya melepaskan orang yang pernah mencelakainya dengan keji?
Di negaranya, hal semacam ini tak akan pernah terjadi, ada kalanya mereka bahkan tidak bisa memaafkan diri sendiri, hanya karena hal kecil, bisa memakai pedang samurai yang panjang untuk membelah perutnya sendiri! Menginginkan mereka bisa memaafkan orang lain, itu adalah hal yang tidak mungkin.
Ia tidak bisa mengerti hal ini, tapi ia menemukan bahwa Chu Liuxiang sedang tersenyum padanya.
Senyuman yang begitu gembira ceria dan ramah!
Tiba-tiba ia merasakan jantungnya berdetak kencang, seperti ada seekor rusa kecil yang melompat-lompat di dalam jantungnya! Tetapi kata-kata Chu Liuxiang membuatnya terkejut.
"Aku pernah melihat bunga sakura. Di tempat kalian, bunga sakura akan mekar begitu musim semi tiba. Aku juga pernah berbaring di bawah bunga sakura, mendengarkan seorang gadis yang memetik kecapi samisen sambil menyanyikan lagu cinta!"
Ia berkata sambil menghela napas: "Cuma sayangnya si gadis itu tidak secantik bunga sakura, juga tidak bernama Yingzi." Yingzi menjadi termangu-mangu.
Kata-kata itu ada sebagian yang diucapkan oleh ia sendiri, namun pada saat itu hanya ada ia dan Xue Chuanxin, kenapa dapat terdengar oleh orang ketiga? Dan namanya dapat ketahuan?
Tentu saja ia juga tahu nama Chu Liuxiang ini, bertahun-tahun yang lalu ia telah mendengar bahwa di kalangan persilatan negara Tiongkok, ada seorang legendaris yang romantis dan penuh misteri!
Tapi ia masih tidak menyangka bahwa Chu Liuxiang memang betul-betul luar biasa dan masih muda lagi!
Ia tahu bahwa jika memakai cara-cara untuk menghadapi pria-pria lain itu dipakai untuk menghadapi orang ini, hasilnya tentu mengecewakan!
Lebih baik jujur saja di depan orang demikian.
Oleh karena itu ia hanya tersenyum dan tidak berkata apa-apa. Senyum biasanya tidak akan keliru, demikian juga berdiam diri.
Wanita cerdik pasti tahu kapan harus menutup mulutnya sendiri!
Yang tidak beruntung adalah: selama ini Chu Liuxiang paling bisa menghadapi wanita cerdik semacam ini, ketemu yang jelek dan bodoh, ia malahan tidak berdaya.
"Tadi sepertinya aku dengar bahwa nona Yingzi mau keluarkan uang 300.000 tael untuk membeli peti ini," tanya Chu Liuxiang: "Tidak tahu apakah aku salah dengar?"
"Anda tidak salah dengar."
"Kalau begitu bagus sekali," kata Chu Liuxiang seraya tersenyum: "Sekarang peti ini milik anda."
Ternyata Chu Liuxiang menginginkannya keluar uang sebanyak 300.000 tael untuk membeli setumpuk kayu pecah, sekarang ia baru paham maksudnya.
Ia tahu kehebatannya Chu Liuxiang, tapi ia juga bukan seorang wanita yang mudah digencet.
"Kali ini sepertinya Pendekar Harum yang keliru, peti ini bukan milikku, tapi milik anda." SuaraYingzi yang sedikit beraksen asing itu terdengar amat merdu: "Aku ingat tadi anda keluar harga 30.000.000 tael, apakah aku salah dengar?"
"Anda pun tidak salah dengar. Tapi menurut pandangan anda, apakah aku mirip seorang yang punya uang 30.000.000 tael?" "Aku kira tidak."
"Jika begitu aku beritahukan, aku tidak punya, dengan begitu maka penawaran hargaku itu tidak sah." Chu Liuxiang tersenyum makin gembira dan berkata: "Karena itu peti ini seharusnya dijual kepada anda."
Yingzi memandangnya dengan tidak bersuara, memandangnya lama sekali.
Ia mengagumi pria semacam ini, tidak saja kagum, bahkan ada sedikit takut, tapi tentu saja ia tak akan menyerah dengan mudah.
"Aku percaya nona setiap saat pasti bisa keluarkan uang 300.000 tael," Chu Liuxiang berkata. "Aku percaya 100%."
"Aku memang punya uang sebanyak itu, aku juga rela mengeluarkannya," kata Yingzi sambil menghela napas dengan pelan. "Tapi sayangnya peti itu sekarang sudah tidak ada."
Chu Liuxiang seolah-olah terkejut sekali.
"Tidak ada? Kenapa bisa tidak ada?" Dia memandang tumpukan kayu pecah itu dan berkata: "Apakah ini bukan peti? Masak itu setumpuk daging babi?"
"Tentu saja ini adalah peti," tiba-tiba Bibi Hua berkata seraya tersenyum manis. "Peti ya peti, daging babi ya daging babi. Walaupun sudah dicincang dan dimasak jadi angsio babi, juga tidak ada orang yang dapat mengatakan itu bukan daging babi."
Kata Chu Liuxiang sambil tertawa terbahak-bahak: "Bibi Hua memang adalah orang yang cerdas, kata-kata anda sungguh tepat sekali!"
Yingzi juga tertawa, tertawanya masih begitu lemah lembut, sedikit rasa marah pun tidak nampak.
"Sekarang aku baru melihat dengan jelas, ini memang adalah peti yang tadi aku beli." Kelihatannya dia pun amat gembira. "Aku bisa beli peti yang demikian bagus ini, sungguh adalah rejekiku."
Ternyata ia benar-benar mengeluarkan setumpuk besar cek, dan sekantong mutiara!
Ia meletakkan cek dan mutiara dengan kedua tangan ke atas meja, gayanya lemah lembut dan anggun!
"Jumlah cek. adalah 135.000 tael, sisanya barangkali dapat digenapi oleh sekantong mutiara ini."
Kemudian, sambil berjongkok ia memunguti kayu-kayu pecah itu seserpihan demi seserpihan, lalu dibungkus dengan sebuah kain pembungkus yang tersulam bunga sakura, satu serpihan pun tidak tersisa.
Kemudian ia memberi hormat kepada semua orang, gayanya amat klasik dan anggun!
"Sekarang saya mohon diri." Yingzi berkata: "Terima kasih atas kebaikan anda semua, saya selama-lamanya tidak akan lupa."
***
Hu Tiehua terus-menerus minum arak, minum dengan tanpa berhenti, sampai ketika nona Yingzi pergi keluar dengan membawa sebungkus besar serpihan-serpihan kayu yang dibeli dengan uang perak 300.000 tael, ia tiba-tiba menggebrak meja dan berkata: "Bagus! Bagus sekali! Sekarang aku baru tahu bahwa di dunia ini betul-betul ada orang yang kulit mukanya demikian tebal, ternyata bisa menindas seorang gadis kecil di depan banyak orang dengan tanpa malu!"
Ia melototkan matanya yang memerah ke Chu Liuxiang, dengan sikap mau berkelahi, sampai-sampai lengan bajunya pun sudah digulung!
"Aku tanya: Apakah kau sudah sedemikian miskinnya sehingga tidak punya malu lagi? Mengapa kau memaksanya keluarkan uang sebanyak ini? Kau tahu tidak bahwa kau sangat mempermalukan aku?"
Ia betul-betul naik pitam.
Tuan Besar Hu ini paling tidak bisa bertoleransi atas hal-hal semacam ini, seumur hidupnya, karena hal-hal semacam ini, ia telah berkelahi dengan orang banyak sekali! Tak peduli siapapun ia akan berkelahi dan bertanya sampai tuntas, tak terkecuali Chu Liuxiang.
Tapi Chu Liuxiang tidak menggubrisnya, malahan berkata pada Xue Chuanxin: "Sekaranglah aku minta anda membantuku."
"Anda irigin aku lakukan apa?"
"Aku ingin anda membawa pergi uang 300.000 tael ini."
Xue Chuanxin menjadi tercengang, lalu bertanya: "Uang itu milik anda, kenapa mau berikan kepadaku?"
"Uang itu bukan milikku, juga bukan diberikan kepada anda," kata Chu Liuxiang. "Aku hanya minta anda gantikan aku bagibagikan uang ini kepada Galah Bambu Hitam beserta anggota-anggota keluarga yang ditinggalkan oleh orang-orang Kantor Ekspedisi "Chang Sheng" yang telah mati."
Hu Tiehua juga tercengang.
Api amarahnya yang mau meletus bagaikan letusan gunung berapi dalam hatinya, mendadak saja berubah seperti setumpuk lumpur kotor yang baru dikeluarkan dari got!
Tadi ia sudah siap untuk berkelahi, namun saat ini orang yang paling ingin ia pukul adalah ia sendiri!
"Galah Bambu Hitam telah menunaikan kewajibannya, maka ia berhak memperoleh bagiannya," kata Chu Liuxiang sambil menghela napas. "Aku kuatir ia tidak mau menerimanya. Aku amat memahami orang-orang semacam dia. Perangai mereka pada umumnya lebih keras dari orang lain."
Xue Chuanxin memandangnya lama sekali, lalu berkata dengan nada dingin: "Seharusnya anda tidak menyuruhku melakukan hal semacam ini, sebab aku bukanlah orang yang cocok. Seumur hidup aku cuma tahu main perempuan dan membunuh, belum pernah sekalipun melakukan perbuatan yang baik."
Nada suaranya masih begitu angkuh dan kejam, pandangannya masih begitu tajam bagaikan paku!
"Tetapi demi anda, kali ini aku akan berbuat suatu pengecualian. Cuma kali ini saja!"
Hu Tiehua mulai minum arak lagi, Bibi Hua mulai tertawa lagi, bahkan bertepuk tangan sambil berkata: "Bagus! Luar biasa! Anda melakukan hal ini dengan cantik sekali! Kecuali Pendekar Harum Chu, di dunia ini mungkin tidak bisa menemukan orang kedua yang sanggup berbuat cantik semacam ini!"
"Cuma sayang masih ada sedikit hal yang aku tidak paham." Senyumannya lebih manis dari biasanya ketika ia bertanya pada Chu Liuxiang: "Si nona Jepang itu sangat cerdik dan licik, bahkan dapat tahan marah, dan lagi bisa dengan mudah keluarkan uang 300.000 tael, orang lain mungkin seumur hidupnya belum pernah melihat uang sedemikian banyak, tapi ia bisa memberikan uang itu tanpa mengedipkan mata sedikit pun kepada anda! Nona demikian ini, jauh-jauh dari Jepang ke Jiangnan, tentu saja bukan untuk membeli tumpukan kayu-kayu pecah! Kenapa anda tidak menahannya dan menanyainya?"
"Sebab pada malam ini jumlah orang yang mati sudah cukup banyak, aku tidak mau menambah satu lagi."
"Begitu anda tanya dia akan mati?"
"Harus mati."
"Mengapa?"
Chu Liuxiang tersenyum sebentar dan balas bertanya: "Andaikata Shi Tianwang menangkap anda, lalu menanyai anda dengan paksa kenapa anda mau mencari orang untuk membunuhnya, apakah anda harus mati?"
Bibi Hua tidak bisa tertawa lagi.
Mendadak Hu Tiehua gebrak meja lagi dan berkata dengan suara keras: "Yang bermarga Chu, kenapa kamu tidak memukulku dengan sepuas-puasnya? Masa' kamu tidak mengerti bahwa yang tadi aku maki-maki adalah kau? Bahkan memakimu bagaikan kau adalah 'cucu kura-kura?' (catatan: 'cucu kura-kura' adalah semacam kata makian dalam bahasa Mandarin, yang bermakna: si anak dari anak haram).
"Apakah aku memang 'cucu kura-kura' yang kau maki itu?" "Kau bukan." Hu Tiehua terpaksa mengakui. "Aku salah maki orang."
"Disebabkan kau tahu telah salah maki orang, hatimu pasti sedih sekali, lalu jika aku memukulimu, pasti kau akan merasa enakan," kata Chu Liuxiang seraya tersenyum. "Betul tidak kataku?"
Hu Tiehua memelototkan sepasang mata yang merah karena kebanyakan minum arak ke arah Chu Liuxiang, lama sekali, lalu tiba-tiba berkata sambil tertawa keras: "Kau si kutu tua, kau sungguh bukan orang baik! Sejak hari pertama aku mengenalmu, aku sudah tahu kau bukan orang baik! Tapi ya ampun! Kadang-kadang aku mesti mengakui bahwa kau betul-betul adalah orang baik!"
Bibi Hua sepertinya juga siap-siap untuk mengambil langkah seribu, tapi tak disangka pandangan Chu Liuxiang berputar ke arahnya dan berkata: "Bolehkah aku minta bantuan anda?"
Bibi Hua agak terkejut dan berkata: "Anda ingin aku lakukan apa?"
Chu Liuxiang berkata seraya menghela napas: "Anda adalah ibunya Hu Tiehua, apa yang bisa anda lakukan? Aku hanyalah ingin anda menyiapkan sebuah kendaraan bagiku."
Kedengarannya permintaan ini sungguh tidak keterlaluan, yang sanggup dipenuhi oleh kebanyakan orang.
Bibi Hua sudah mulai merasa lega, di wajahnya tersungging lagi senyuman manisnya, dan bertanya: "Kendaraan macam apa yang anda inginkan?"
"Aku ingin sebuah kereta yang dibuat oleh tukang terpandai, kereta yang memiliki kamar tertutup yang luas, yang bisa berjalan cepat tapi sedikit goncangan. Selain itu, sediakan dua guci arak nuerhong yang berusia 20 tahun, dua guci arak xinshao yang berkualitas tinggi, tujuh macam buah-buahan yang segar, tujuh macam manisan buah yang terbaik, tujuh macam makanan penghantar arak yang terisi dalam kotak makanan yang indah."
"Sebab aku mau minum arak dengan nyaman, lalu tidur dengan pulas."
Walaupun Bibi Hua masih tersenyum, tapi senyumannya mirip tangisan, tak disangka kata-kata Chu Liuxiang masih ada lanjutannya: "Aku masih perlu empat ekor kuda yang dapat lari 40 km/jam untuk menarik kereta ini, kusir yang terlatih. Setiap 400 km ganti kuda dan kusir. Aku ingin anda dalam waktu dua jam sudah bisa menyiapkan semuanya, sebab aku percaya anda sanggup."
"Jikalau aku tidak sanggup?"
Chu Liuxiang tersenyum lagi dan berkata: "Kalau begitu aku akan menanyai anda: Mengapa mau membungkamku dengan membunuhku? Dan aku harus bertanya sampai jelas."
Bibi Hua tidak bisa tersenyum lagi.
"Tujuanku adalah ketika aku bangun dari tidur, sudah sampai di suatu tempat, dan dapat segera bertemu seseorang." Chu Liuxiang berkata: "Tentu saja anda tahu tempat itu, dan tentu saja anda kenal orang itu."
"Tempat apa?" Tanya Bibi Hua. "Orang apa?"
"Desa Gunung Pedang Giok, Tuan Du."  

Serial Pendekar Harum  - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang