Maksud kedatangan Coh Liu-hiang sebenarnya ingin menyelidiki rahasia pemimpin komplotan pembunuh bayaran yang penuh misteri itu, tapi sekarang tujuannya telah berubah.
Cu Kin-hou adalah sahabat baiknya, dia harus bantu menyelesaikan soal pelik ini. Apalagi peristiwa 'mayat kesurupan roh' ini sesungguhnya sukar untuk dibayangkan, ia sendiri pun ingin membikin terang kejadian ini, maka sebelum tiba di Sih keh-ceng, sebenarnya sudah disiapkan macam-macam pertanya an yang akan diajukan kepada Sih Ih-jin, tapi sekarang mendadak ia merasa di balik persoalan ini masih banyak hal-hal lain yang perlu diselidiki dan dipelajari, maka ia ambil keputusan untuk sementara ini takkan banyak bicara.
Sih Ih-jin juga tidak menahannya, dia cuma menentukan pertemuan berikutnya dengan Coh liu-hiang, lalu mengantar tamunya keluar dan menyaksikan keberangkatannya hingga menghilang di kejauhan.
Sih Po-po menyaksikan kepergian Coh Liu-hiang juga, cuma dia tidak mengantar, melainkan sembunyi di belakang pintu sambil tertawa nyekikik.
Coh Liu-hiang tidak menumpang kereta, juga tidak naik kuda, baginya berjalan kaki terkadang otaknya bisa bekerja lebih jernih. Sebab berjalan dapat membuat aliran darah bertambah lancar, aliran darah ke bawah bisa turun lebih cepat dan otakpun bisa lebih dingin dan tenang. Maklum, pada saat ini dia sangat memerlukan otak yang tenang.
Sesungguhnya apa yang telah ditemukan olehnya? Apa pula yang dipikirnya?
Setelah serangan pertama berhasil, segera si baju hitam bermaksud menusuk pula untuk kedua kalinya, tapi pada saat itu mendadak tertampak kabut putih bersemu merah berhamburan dari tangan Coh Liu-hiang, hidung pun mengendus bau harum semerbak.
Keruan ia terkejut, cepat ia menahan napas dan memejamkan mata, untuk menjaga segala kemungkinan dia putar pedangnya seperti kincir, berbareng itu ia pun menyurut mundur ke ambang pintu.
Waktu dia membuka mata dan dapat melihat jelas, tertampak Coh Liu-hiang masih berdiri tegak di tempatnya dan sedang memandangnya dengan tenang, malah mengulum senyum pula. Namun jelas juga ujung pedangnya ada tetesan darah segar. Jadi Coh Liu-hiang pasti juga sudah terluka.
Si baju hitam tertawa terkekeh-kekeh, katanya, "Kecepatan reaksi Coh Hiang-swe sungguh tiada bandingnya di dunia ini, cuma sayang tetap tak mampu menghindarkan tusukanku tadi."
Coh liu-hiang tersenyum tak acuh, jawabnya, 'Sebenarnya aku sangat heran, siapakah gerangan yang dapat menyerang secepat ini, tak tersangka kiranya engkau adanya."
"Bukankah engkau sedang mencari jejakku?" tanya si baju hitam dengan tertawa.
"Memang betul, sudah sekian lama kucari kau, tak terduga kau benar-benar berada di sini."
"Jika kau berada di sini, dengan sendirinya aku pun berada di sini."
"O, jadi kau selalu menguntit aku?" tanya Coh Liu-hiang.
"Ya," jawab si baju hitam.
Nyata dia inilah orang yang sedang diselidiki Coh Liu hiang, yaitu pemimpin komplotan pembunuh bayaran yang lihai itu (hal ikhwal tentang komplotan pembunuh bayaran ini dikisahkan pada seri Maling Romantis sebelumnya........oleh Gan K.L).
Dengan sorot mata tajam seperti mata elang, si baju hitam menatap Coh-Liu-hiang, dengusnya, "Telah sekian lama kau mencari diriku, sekian lama pula kucari dirimu. Kau inginkan jiwaku, aku menghendaki jiwamu, di antara kita berdua memang cuma seorang saja yang berhak hidup terus."
Coh Liu-hiang tersenyum, jawabnya, "Menurut pendapatmu, siapa yang berhak hidup terus?"
Sorot si baju hitam jatuh pula pada tetesan darah di ujung pedangnya, katanya dengan tenang, "Sampai kini, masa kau masih ingin hidup lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Serial Pendekar Harum - Gu Long
Fiksi UmumPendekar Harum yang nama aslinya adalah Chu Liu Xiang (Coh Liu Hiang) adalah karakter yang diangkat dari novel karya Gu Long (Khu Lung) yang diterbitkan pada tahun 1968. Novel petualangan Chu Liu Xiang sangat digemari karena dianggap berbeda dengan...