Bab 14: Upaya Penebusan Ki Loh Ci Sing

1.2K 17 0
                                    

Mendengar kata-kata ini seketika serasa tenggelam Setitik Merah.

Si Bungkuk sebaliknya tertawa lebar katanya "Maling Romantis? Jikalau aku ini maling romantis memangnya aku mandah diikat orang demikian rupa?" seolah-olah dia merasa kenyataan ini amat menggelikan, saking geli air mata pun sampai meleleh keluar.

Dengan tenang-tenang Go Kiok kan mengawasinya setelah tertawa reda baru ia berkata tawa. "Ikatan tali sebesar itu memangnya mampu membelenggu maling kampion? Kalau maling romantis berhasil menyelidiki keadaan kita, sekali meronta gampang saja kau bebaskan diri, benar tidak?"

Si Bungkuk akhirnya tak bisa tertawa, sungguh tak habis mengerti Go Kiok-kan ternyata adalah tokoh kosen selihai ini. Berkata Go Kiok-kan lebih lanjut "Masakah Maling romantis masih tidak mau mengaku? Memangnya perlu Cayhe mengambil air mencuci mukamu?"

Tak tahan berkata Coh Liu-hiang "Sahabat, tajam benar matamu, entah dari mana saudara cacat mengenali penyamaranku?"

"Kepandaian menyamar si Maling Romantis tiada bandingannya dikolong langit, tapi betapapun pintar seorang merias diri, ada titik-titik tempat dimukanya yang tak mungkin bisa diubahnya."

"Oh titik tempat manakah itu?" tanya Coh Liu hiang heran tak mengerti.

"Tentunya Maling Romantis juga tahu roman muka orang, kulit dan suaranya bisa dirubah menurut sesuka hati, sampaipun tinggi rendah badan orangpun bisa dipalu, tapi cuma jarak antara kedua mata orang saja yang tak mungkin dirubah.
Meski ilmu tata rias maling kampiun amat tinggi, takkan mungkin bisa mengubah jarak dan letak antara kedua matanya sendiri?"

Coh Liu hiang melirik kepada Ki Ping-yan katanya tertawa "Tak nyata hari ini aku kebentur dengan seorang ahli."

Kata Go Kiok-kan lebih lanjut "Apalagi asal mau sedikit perhatian, dengan mudah orang bisa membedakan jarak antara kedua mata siapa saja, pasti tiada yang sama dalam jagat ini, namun terpautnya juga hanya seper-seratus mili saja."

"Kalau demikian, jadi tuan sudah pernah menghitung jarak antara kedua mataku?"

"Maaf, maaf" ujar Go Kiok kan sambil menjura.

"Tapi kenapa aku seperti tak pernah melihat tuan?"

"Kaum keroco seperti aku ini, meski Maling Romantis pernah melihatnya juga sudah lama dilupakan."

Wah, kalau demikian lebih baik seorang jangan terlalu besar nama dan menyolok perhatian orang lain. Dalam situasi seburuk ini dengan wajar dan tenang dia masih bisa tertawa lebat, sebaliknya Setitik Merah dan Ki Ping yan serasa hampir gila karena gelisah.

Sekonyong-konyong badan Setitik Merah menubruk maju ke depan, berbareng kaki kanan menyepak ke belakang.

Kepandaian permainan kakinya sungguh sudah dilatihnya sempurna betul, begitu menubruk maju, boleh dikata badannya sudah hampir merata dengan lantai, siapa nyana ujung pisau ini masih tetap mengancam tenggorokannya, sia-sia dia berusaha membebaskan diri.

Badan si gadis merah tahu-tahu sudah bergelantungan di atas belandar, katanya tertawa "Aku sudah menjadi ulat dalam perutmu, selamanya kau takkan bisa bebas dari intaianku."

Dengan tertawa Coh Liu hiang awasi Go Kiok-kan katanya? "Kau mengawini bini yang begitu pintar melihat orang, tentunya hidupmu cukup tersiksa juga."

Go Kiok-kan tertawa tawa, sahutnya "Lebih sayang lagi kehidupan tuan selanjutnya mungkin jauh lebih tersiksa."

Di sini tempat paling gelap di dasar perahu, begitu gelap sampai jari sendiripun tak kelihatan, dasar kapal yang bergesek dengan pasir terus kumandang di telinga mereka, serasa seperti jarum menusuk ke ulu hatinya.

Serial Pendekar Harum  - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang