Dengan linglung Sim San-koh tertawa memandang Thio Siau-lim, katanya, "Sebetulnya siapa namamu? Sesungguhnya nama Thian-jiang-sing itu lebih cocok digunakan olehmu. Ji-suhengku meski bergelar Thian-jiang-sing, badannya tidak sekekar dan sekuat dirimu."
Thio Siau-lim mengulurkan jari menotok Hiat-to tidurnya, katanya menggumam, "Anak perempuan tidak boleh banyak bicara. Kalau menjadi perempuan cerewet, mungkin kau tidak akan laku kawin. Anak perempuan yang tidak laku kawin, aku tidak sudi melihatnya. Di dunia ini kalau tiada perempuan yang tidak laku kawin, persoalan buruk tentu tak akan sebanyak ini."
***Sim San-koh akhirnya tertidur dengan nyenyak.
Mata Leng Chiu-hun masih menatap keluar jendela, tampak mulutnya komat-kamit menggumam, "Tionggoan It-tiam-ang, sampai di manakah kecepatan pedangnya? Benarkah dia sejahat dan keji seperti yang tersiar? Memangnya dia benar-benar......"
"Leng-heng tak perlu banyak fikiran," tukas Thio Siau-lim. "Yang terang segera kau akan berhadapan dengannya."
Tiba-tiba Leng Chiu-hun berjingkrak bangun seperti disengat kala, tanyanya, "Segera dia akan datang?"
"Kalau dia ingin datang, tentunya sudah datang."
Jari-jari Leng Chiu-hun yang menggenggam gagang golok makin memutih kencang, mendadak ia menggebrak meja, teriaknya keras, "Baik, biarkan dia datang! Seumpama maling sakti Coh Liu-hiang yang datang juga belum tentu aku gentar terhadapnya, mengapa aku harus jeri menghadapi Tionggoan It-tiam-ang?"
Thio Siau-lim tersenyum simpul, "Apakah Coh Liu-hiang lebih menakutkan daripada Tionggoan It-tiam-ang?"
"Di kolong langit ini, siapa pula yang lebih menakutkan daripada Coh Liu-hiang?"
"Menurut apa yang kutahu, bahwasanya dia adalah seorang yang bijaksana, bajik dan baik hatinya, mungkin di dunia ini tiada orang yang lebih baik kecuali dia."
"Sungguh menggelikan..... belum pernah kudengar kata-kata lucu yang menggelikan seperti ini. Seumpama Coh Liu-hiang mendengar ucapanmu itu, mungkin giginya akan copot saking gelinya."
Thio Siau-lim menghela nafas, katanya sambil tertawa getir, "Manusia memang aneh, ada kalanya lebih percaya pada obrolan orang yang berbohong dan tidak percaya pada omongan yang jujur."
Sekonyong-konyong genteng di atas ruang pendopo itu berderak.
Gelak tawa Leng Chiu-hun seketika sirap, seluruh badannya mengejang tegang, badannya lalu melenting ke pinggir jendela, serunya lantang, "Sahabat di luar, silakan masuk!"
Sementara Thio Siau-lim perlahan-lahan membuka pintu dan berjalan keluar, katanya tertawa, "Kalau kalian ke mari hendak berkelahi, silakan mencarinya. Jikalau ingin mengadu untung, aku malah mau melayani."
Di luar gelap gulita, hanya disinari bintang-bintang yang berkerlap-kerlip, terlihat di atap rumah berjajar bayangan orang yang berkumpul menjadi satu, sedang merundingkan sesuatu. Lalu melompat turun lima orang laki-laki, seorang lagi masih tetap berdiri di pinggir atap sambil bergendong tangan, sikapnya acuh seperti tidak terjadi apa-apa, namun sepasang matanya laksana mata serigala yang memancarkan sinar terang di kegelapan malam. Thio Siau-lim melihat jelas, orang itu adalah Tionggoan It-tiam-ang.
Salah seorang laki-laki yang turun lebih dulu berbaju kencang, mukanya bercambang, ukuran badannya yang kurus kering tidak setimpal dengan jenggot kasarnya. Di antara kelima orang itu, memang ginkangnya jauh lebih tinggi. Begitu menginjak bumi, dengan tajam segera ia menatap Thio Siau-lim, katanya bersoja, "Apakah tuan majikan rumah ini?" Terlihat telapak tangannya terangkap di luar, tapi jari tengah dan jari manisnya masing-masing mengenakan tiga cincin baja yang berwarna emas hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serial Pendekar Harum - Gu Long
Ficção GeralPendekar Harum yang nama aslinya adalah Chu Liu Xiang (Coh Liu Hiang) adalah karakter yang diangkat dari novel karya Gu Long (Khu Lung) yang diterbitkan pada tahun 1968. Novel petualangan Chu Liu Xiang sangat digemari karena dianggap berbeda dengan...