[Author]
Malam ini berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Sang Dewi tak memberikan senyuman manisnya. Ia hanya memberikan tatapan yang bersinar sendu,menyorot taman mungil yang berlokasi di jantung Shocker City. Alih-alih membuai,semilir angin saat ini terasa sangat menusuk kulit. Tapi semua suasana lara yang dipertontonkan oleh alam sekitar,tak digubris oleh para insan yang tengah terlibat konflik.
Tian sekarang berhadapan dengan Bryan,bodyguard Shina yang memiliki wajah bercodet dan tubuh yang dibilang abnormal. Chiko dan Freedom hanya bisa mengintai dari jauh. Ketika Tian berdiri menatap Bryan dengan penuh keberanian,Bryan menghampiri Tian dan langsung menendang perut Tian hingga jatuh tersungkur tak berdaya sehingga Tian tidak dapat berdiri. Tendangan Bryan yang cukup keras membuat suasana yang semula tenang menjadi gaduh karena terpaan angin malam yang menggoyangkan dedaunan.
Setelah tendangan dilesatkan,Bryan langsung mengangkat kerah baju Tian. Kejadian itu berlangsung dengan cepat,Chiko dan Freedom kaget atas apa yang terjadi. "Hei kau!! Berani sekali yaa!! Membuat Nona Shina jatuh hati padamu!!" Ejek Bryan dengan suara seraknya yang semakin membuat perawakan Bryan semakin menakutkan. "Apa yang kau bicarakan??" Tanya Tian yang tubuhnya masih lemas. "Hmph..dasar lemah,kau hanya berlagak kuat dihadapan Nona Shina saja!!" Ejek Bryan lagi yang membuat langit malam semakin menunjukkan rasa sedihnya pada hari itu. Tian hanya diam karena lemas.
"Memang..lelaki itu hawa nafsunya tinggi terhadap seorang wanita..apalagi wanita itu cantik seperti Nona Shina!!" Kata Bryan yang masih mengangkat kerah baju Tian dengan erat dan penuh amarah. "Grr..bukankah..kau juga lelaki!!"
Gertak Tian walaupun tenaganya belum pulih benar. Bryan yang mendengar pertanyaan Tian,langsung melepas tangannya dari kerah baju Tian. Dan secara mengejutkan,Bryan merobek-robek kulit dadanya sendiri dan terlihat komponen-komponen seperti robot. "Apaa??! Siapa kau ini??" Tanya Tian yang kaget melihat darah mengucur deras dari dalam tubuh Bryan dan terlihat bagian organ dalamnya yang tidak biasa. "Akulah,Bryan..seorang Cyborg hasil buatan Dr.Bryan de Rochefort..dan aku ditugaskan untuk menghabisimu!!" Kata Bryan yang menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya. Setelah itu,Bryan langsung mengangkat kerah baju Tian lalu menghajar wajahnya hingga babak belur.Chiko semakin geram melihat perlakuan kasar Bryan terhadap Tian. Chiko pun langsung mengajak Freedom untuk menolong Tian yang malang. "Freedom,ayo kita pergi menolong Tian!!" Ajak Chiko yang ternyata ia ditinggal Freedom yang sudah pergi lebih dulu menyelamatkan Tian. Chiko merasa jengkel lagi dengan sikap cuek dari Freedom. "Huh..ditinggal lagi." Gerutu Chiko sambil mengernyitkan dahi. Saat Bryan akan memukul Tian untuk terakhir kali. "Hehehehe...ada kata-kata terakhir??" Tanya Bryan sebelum menghabisi Tian yang sudah sangat lemah. Tian tidak dapat menjawab karena sudah kehabisan banyak darah dan tenaga. "Ohh tidak ada,baiklah!! Ini diaa!!" Teriak Bryan yang akan memukul Tian. Tapi dengan cepat,Freedom berhasil menahan tangan Bryan yang hampir mengenai wajah Tian.
Bryan terkejut dan melihat siapa yang berani menahan serangannya. Ia langsung melawan dengan cara menendang Freedom,tapi Freedom berhasil menangkap kaki Bryan dan melemparnya menjauh dari Tian. Chiko menyusul dengan cepat menghampiri Tian dan Freedom. "Aku akan membawa Tian pulang!!" Kata Chiko sambil membopong Tian yang sangat malang. "Pulanglah dulu." Jawab Freedom singkat. "Bagaimana denganmu??" Tanya Chiko yang bingung dengan perintah Freedom. "Aku akan segera kembali." Jawab Freedom yang tidak mau memberitahu alasannya. Chiko pun mematuhi Freedom dan pergi membopong Tian menuju mobil lalu membawanya pulang.
Malam semakin larut,rembulan bersembunyi dibalik awan hitam sehingga taman mungil itu hanya diterangi warna-warni lampion dan angin dengan perlahan menggerakkan dedauan yang jatuh dari pohonnya. Semakin membuat malam itu terasa mencekam dengan adanya dua orang manusia yang tengah saling berhadapan.
Freedom berdiri tegap dan menyedekapkan tangan seperti biasanya,Bryan berjalan perlahan mendekati Freedom. "Hah?? Jadi kau teman dari bocah tadi?" Tanya Bryan dengan marah. "Iyaa..siapa kau? Berani nya menghajar orang tidak bersalah." Ejek Freedom dengan wajah yang tenang. Kemudian Bryan melihat dengan matanya lalu dia mengidentifikasi bahwa Freedom adalah seorang mutan. "Kau,seorang mutan singa??" Tanya Bryan memastikan. "Iya kau benar..jawab dulu pertanyaanku!!" Gertak Freedom yang mulai marah. "Ohh..hmph,aku rasa perjumpaan kita sudah sampai disini.." Kata Bryan yang kemudian pergi begitu saja tanpa alasan. Freedom hanya diam dengan posisi sebelumnya. "Kita akan bertemu lagi..dalam waktu dekat!!" Teriak Bryan sambil berjalan dan semakin jauh. Freedom kini sendirian di taman,Sang Dewi akhirnya memberikan senyumannya untuk kesekian kali. Freedom pun pulang dengan berjalan kaki.
Di rumah Rai yang bangunannya tampak gemerlap dengan lampu yang menerangi setiap sisi rumah. Chiko sudah sampai dan membawa Tian,Rai kaget melihat wajah Tian yang babak belur. "Chiko,siapa yang membuat Tian jadi seperti ini??"
Tanya Rai yang tidak tahu apa yang dialami Tian malam ini. "Dibicarakan nanti saja,urus si Tian dulu. "Kata Chiko yang mulai keberatan dengan tubuh Tian. Rai mengerti keadaan dan ia menyuruh Dini mengambil P3K di dapur.Akhirnya Tian dibaringkan dikamarnya,ditunggui Gricelle dan Arai. Gricelle sedih melihat adiknya yang sekarang terkujur lemas dikasur dengan wajah penuh perban. "Tian,kenapa kau bisa dibuat babak belur seperti ini??" Tanya Gricelle kepada Tian yang belum sadarkan diri. "Tian..aku pasti akan menemukan siapa orang yang membuatmu seperti ini!!"
Kata Arai yang berjanji sambil memegang erat tangan Tian yang lemas.Di depan rumah,Rai,Joe,dan Chiko mengobrol tentang kejadian yang dialami Tian. "Hmm..orang yang menghajar Tian,pasti bukan orang biasa." Kata Rai memulai pembicaraan. "Dan kelihatannya,Tian memang membiarkan dirinya dihajar oleh orang itu."
Kata Chiko yang berdiri sambil mengepalkan tangannya menyesalkan kejadian itu. "Apa kau tahu siapa orang itu??" Tanya Joe kepada Chiko. "Orang yang menghajar Tian tadi bernama Bryan..dia mengaku seorang Cyborg(Manusia Robot).." Jelas Chiko yang semakin mengepalkan tangannya. "Yang menciptakan orang seperti itu pasti seorang ilmuwan jenius." Kata Rai yang memikirkan siapa pencipta Bryan yang belum ia ketahui.Kemudian,Freedom datang dan ikut bergabung bersama Rai dan yang lain. "Freedom,kan tadi kamu ikut mengintai Tian..coba jelaskan apa saja yang terjadi malam tadi!" Tanya Rai dengan wajah yang serius. "Begini...Tian tadinya pergi ke taman Shocker City,kemudian dia bertemu dengan seorang teman wanitanya. Tapi selang beberapa lama,ada 2 orang yang membawa wanita itu pergi dari taman. Dan salah satu dari orang tadi memukuli Tian." Jelas Freedom. "Hmm..kenapa keluarga kita selalu mendapat masalah??!"
Tanya Rai yang mulai naik pitam dan menyesalkan kejadian yang terjadi pada Tian. Freedom hanya terdiam dan berkata dalam hati. "Tampaknya,aku ada kaitannya dengan masalah Tian." Batin Freedom yang merasa ada yang tidak beres.Di apartemen Dr.Bryan yang bangunannya disinari rembulan sehingga tampak asri nan indah. Shina,Alice,dan Bryan yang menyusul segera menuju ruang kerja Dr.Bryan. Bryan membukakan pintu untuk Shina layaknya permaisuri. Dr.Bryan sedang lembur menulis pekerjaan. "Tuan,kami berhasil membawa Nona Shina pulang."
Kata Alice sambil menundukkan kepala dihadapan Dr.Bryan. Ia menghentikan kegiatannya lalu menatap Shina yang berada di pintu depan ruang kerjanya. "Kemarilah Shina." Perintah Dr.Bryan kepada Shina dengan raut wajah yang agak kesal. Shina mematuhi perintah ayahnya dan melangkah maju ke meja kerja Dr.Bryan. "Kenapa kau sangat berani sehingga kau keluar dari apartemen ini??" Tanya Dr.Bryan yang begitu dingin sedingin angin yang berhembus dari balik jendela apartemen. "Itu karena ayah terlalu mengekangku!!"
Bentak Shina yang juga nampak kesal dengan sikap ayahnya. "Nona,jaga sikapmu dihadapan ayahmu sendiri."
Kata Alice memperingatkan Shina dengan nada halus. "Diam kau!! Aku tidak berbicara denganmu!!"
Bentak Shina kepada Alice karena ia merasa Alice mencampuri urusannya. "Alice..bawa Shina kembali ketempat tidur,mulai besok ia kuijinkan untuk pergi ke sekolah." Perintah Dr.Bryan kepada Alice. "Siap laksanakan,Tuan!" Jelas Alice dengan nada tegas.Akhirnya,Alice mengajak Shina yang mukanya menunjukkan kejengkelannya dengan ayahnya kembali masuk kedalam kamar. Dr.Bryan pun memanggil Bryan dan mengajaknya berbicara empat mata. "Bryan,kenapa dengan tanganmu??" Tanya Dr.Bryan yang memegang tangan Bryan yang mengucurkan banyak darah. "Aku menghajar orang yang membuat Nona Shina mau memeluknya Tuan." Jawab Bryan dengan sigap. Dr.Bryan merasa curiga. "Coba kulihat isi otakmu." Kata Dr.Bryan yang menyuruh Bryan duduk dan menancapkan kabel koneksi ke otak Bryan. Semua memori Bryan dapat dilihat melalui monitor. Dan ternyata,gambar Bryan menghajar Tian dan pertemuannya dengan Freedom nampak jelas. Kemudian Dr.Bryan melepas semua kabel koneksi Bryan dan menginterogasinya. "Bryan,kau tahu siapa yang kau hajar hingga ia hampir mati??" Tanya Dr.Bryan menuju kebelakang tubuh Bryan yang merupakan sumber tenaga Bryan. "Aku tidak tahu Tuan..aku hanya mengikuti protokol saja." Jawab Bryan singkat dengan nada lirih. Dr.Bryan langsung mencabut sumber energi Bryan dan ia mati seketika,Dr.Bryan marah karena tahu kalau Bryan memukuli Tian. "Dasar bodoh!! Hanya berselang 4 tahun saja sudah lupa??..aku memberimu nama 'Bryan' karena kau adalah mahakaryaku..tapi kau mengecewakanku!!" Gertak Dr.Bryan kepada Bryan yang sudah mati. "Kurasa,otakmu perlu diperbaiki." Lanjut Dr.Bryan yang pergi mengambil peralatan.
Sebelum Dr.Bryan pergi dari ruang kerjanya. Dia melihat monitor yang terpampang wajah Freedom dan berkata lirih. "Napoleon..sebentar lagi asal-usulmu akan terungkap!" Kata Dr.Bryan yang lagi-lagi menuai teka-teki. Siapakah Napoleon?? Apa hubungannya dengan Freedom??
Next Chapter,Coming Soon!!
![](https://img.wattpad.com/cover/92314652-288-k436046.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy,My Hero
FantasíaLagi dan lagi.. Rai harus dihadapkan dengan para Mutan yang lebih berbahaya yang dipimpin oleh musuh bebuyutannya..Ryu Seiha. Kemudian,datanglah seorang mutan lain yang bernama Xion Asyura..dia lebih memilih untuk bertarung sendiri. Konon,kekuatanny...