Bagian 30

11 2 0
                                    

[Author]

Malamnya dirumah sakit,Henry yang tadinya tidak sadarkan diri sudah siuman.  Gricelle yang duduk disampingnya langsung mengajak bicara Henry.

"Ahh Henry,akhirnya kamu sadar juga."
Kata Gricelle sambil mengelus wajah Henry.

Henry dengan senyuman lemahnya bertanya kepada Gricelle.

"Kita ada dimana ini?"

"Kita di rumah sakit sekarang,kamu terluka parah. Sebentar,akan kupanggilkan Nino dan Tian yang tadi keluar sebentar."
Jawab Gricelle yang meninggalkan Henry lalu mencari Tian dan Nino di luar.

Selang beberapa menit,Tian dan Nino sudah ada disamping Henry yang berbaring lemah bersama Gricelle. Henry pun menanyai Tian.

"Tian,apa yang telah terjadi?"

"Kita hampir mati di balai kota,lalu..."
Jawab Tian yang terhenti.

"Lalu apa Tian?"
Tanya Henry dengan wajah yang penasaran.

"Lalu...Kak Dini datang membantu,Kak."
Akhir kata dari Tian yang membuat Henry terkejut.

"Jadi,Dini yang sudah membantuku?"
Tanya Henry lagi yang tak percaya akan perkataan Tian.

Tian hanya menganggukkan kepalanya. Gricelle yang berada disamping Henry mengatakan sesuatu.

"Jadi bagaimana Henry? Maukah kau berdamai dengan Dini?"
Tanya Gricelle dengan penuh harap.

Henry hanya terdiam menundukkan kepalanya,lalu tiba-tiba dia tertawa.

"Hahahahaha,Hahahahahaaha!!"

Suara tawa Henry makin lama makin keras,Tian,Gricelle,dan Nino bingung melihat tingkah Henry.

"Kenapa kau tertawa Kak? Bagaimana,kita sudah mencampakkan Kak Dini dan ternyata dia masih mau melindungimu."
Jelas Tian yang bingung.

"Aku..takkan mau berdamai dengan dia! Aku tidak peduli dia telah menyelamatkanku atau tidak! Camkan itu!!"
Bentak Henry dengan wajahnya yang marah.

"Apa? Setelah dia susah payah menyelamatkanmu dan bertaruh nyawa. Kau masih menutup hatimu untuk Dini?"
Tanya Gricelle tak percaya.

"Hah. Itu hanya trik,Gricelle! Hanya trik supaya hatiku luluh terhadapnya dan aku bisa berdamai dengannya!"
Jawab Henry dengan tatapan sinis.

"Kak,sadarlah! Kakak sudah kelewatan!"
Gertak Tian yang ikut marah.

"Kelewatan?! Kelewatan katamu?! Hahahahaha,kalian tidak menyadarinya. Rai mati karena Xion,dan sekarang Xion berkomplot dengan Dini untuk menguasai kota seperti pasukan dari Israel itu! Apakah itu bukan termasuk kelewatan?"
Tanya Henry dengan wajahnya yang masih marah.

Tian pun naik pitam dan langsung mengepalkan tangannya. Gricelle mencoba untuk menenangkan Tian.

"Tian,jangan seperti itu pada kakakmu. Sudah!"
Kata Gricelle sambil memegang tangan Tian.

Namun,Tian tidak menggubris ucapan Gricelle. Malahan kemarahan Tian semakin memuncak ketika Henry melanjutkan perkataannya.

"Kita hidup selama ini jauh dari kata perdamaian. Setelah Rai meninggalkan kita,kata itu sudah hilang dimuka bumi ini! Sekarang lihatlah,7 tahun kita hidup hanya ada perang antar negara. Beruntung kita semua masih hidup! Dan kali ini aku hidup untuk membalas dendam Rai. Setelah itu kata perdamaian akan muncul lagi di dunia ini!"
Jelas Henry yang membuat Tian semakin marah.

Tian pun langsung mengepalkan tangannya dan mencoba memukul Henry dengan keras. Gricelle tidak bisa menahan kemarahan Tian yang sudah tidak terbendung lagi.

My Boy,My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang