[Author]
Dua hari kemudian atau lebih tepatnya sehari menjelang pernikahan. Tian dan Shina ternyata masih saling diam satu sama lain karena Shina yang memaksa Tian untuk menceritakan tentang masa lalunya. Siang itu,Tian sedang mengobrol dengan Arai tentang undangan yang sudah disebar diseluruh kota. Shina yang saat itu sedang mengambil vas bunga melihat Tian dan Arai. Dia sangat ingin meminta maaf kepada Tian karena dia telah memaksakan kehendaknya. Setelah beberapa saat Shina menunggu Tian dan Arai selesai mengobrol,Arai pergi dari tempat itu dan melihat Shina diruang tengah. Dia menyapanya.
"Hai Shina,bagaimana kabarmu? Udah siap kan buat besok?"
Sapa Arai dengan senyumannya."Iya Arai,aku sudah siap untuk besok."
Jawab Shina singkat sambil tersenyum."Oke. Sampai nanti!"
Balas Arai yang pergi dari tempat itu.Ditempat itu hanya ada Shina yang memandangi Tian dari dalam,sementara Tian diluar melihat keindahan Shocker City yang dibalut tembok raksasa. Shina pun meletakkan vas yang ia pegang lalu mulai menghampiri Tian yang diam.
Perlahan,Shina melangkahkan kakinya kearah Tian,dia keluar dan langkah kakinya terhenti saat Shina sudah berada dibelakang Tian. Jantungnya serasa tidak mau berhenti,Shina ingin meminta maaf tapi bingung bagaimana cara mengatakannya. Shina akhirnya mulai menghela nafas pelan dan mencoba mengutarakan isi hatinya,namun sebelum itu,tiba-tiba Tian berbalik dan melihat ada Shina yang berada tepat didepannya. Shina merasa gugup lagi,dia hanya terdiam melihat Tian yang menatapnya dengan serius. Sejenak mereka berdua terdiam hingga akhirnya Tian menanyai Shina.
"Ada apa Shina? Apa ada masalah?"
Tanya Tian dengan wajah dinginnya.Shina tidak dapat berbicara,seluruh badannya terasa kaku. Tian bingung melihat Shina yang diam saja.
"Kok diam? Kamu nggak papa kan?"
Tanya Tian sambil menggoyangkan tangan Shina yang nampak lemas.Tian pun tidak ingin membuang waktu disana. Dia segera pergi dari tempat itu.
"Kalau nggak ada masalah. Aku pergi dulu,Arai menungguku di bawah. Tolong minggirlah."
Perintah Tian yang akhirnya pergi meninggalkan Shina.Tetapi,saat Tian mulai melangkah pergi. Tangan Shina menggenggam erat tangan Tian. Tian pun menoleh menatap Shina yang menitihkan air mata,Shina mulai berbicara.
"Tian,maaf...maafkan aku. Aku terlalu memaksa untuk menyuruhmu menceritakan seluruh masa lalumu. Harusnya aku..."
Kata Shina yang bibirnya ditutup oleh Tian dengan jari telunjuknya."Hentikan Shina. Semua itu bukanlah salahmu,harusnya aku yang meminta maaf padamu. Aku sekarang jadi lebih gampang emosi karena kak Henry yang perlahan berubah. Maafkan aku karena bersikap terlalu cuek terhadapmu disaat seperti ini."
Ucap Tian sambil mengelus pipi Shina yang terus menitihkan air mata.Tian pun meletakkan tangannya dan tangan Shina dihatinya.
"Aku minta maaf Shina karena telah bersikap seperti itu,aku akan merubah semua sikapku saat kita sudah menikah besok."
"Tian,aku juga minta maaf karena telah memaksamu. Aku akan merubah sifat kekanak-kanakanku saat kita menikah besok."
Kata Shina yang turut meminta maaf kepada Tian.Tian pun memeluk Shina dengan erat,begitu juga dengan Shina. Mereka sangat lega karena sudah berbaikan lagi. Tian dan Shina berpelukan cukup lama,setelah beberapa saat,mereka melepas pelukan. Tian pun mengajak Shina untuk pergi bersama Arai untuk menyebarkan undangan yang tersisa bersama-sama.
Hingga akhirnya,hari yang dinantikan pun tiba. Tian dan Shina melangsungkan pernikahan pukul 9 pagi. Tian menunggu kedatangan Shina dengan memakai jas berwarna hitam didampingi Henry dan Gricelle yang menjadi orang tua pengganti. Acara pernikahan itu dilaksanakan secara terbuka sehingga banyak wartawan dari berbagai surat kabar ataupun dari media televisi. Banyak sekali tamu yang datang,mereka adalah seluruh warga Shocker City yang ingin sekali melihat pernikahan Tian dan Shina yang begitu megah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy,My Hero
FantasyLagi dan lagi.. Rai harus dihadapkan dengan para Mutan yang lebih berbahaya yang dipimpin oleh musuh bebuyutannya..Ryu Seiha. Kemudian,datanglah seorang mutan lain yang bernama Xion Asyura..dia lebih memilih untuk bertarung sendiri. Konon,kekuatanny...