[Author]
Dini berpisah dengan Xion di gerbang makam. Ia berjalan menyusuri kota,memandangi sekitarnya,tampak hijau nan asri. Dini menghirup udara yang segar sambil berkata dalam hati.
"Rai,aku akan menjaga kota ini sampai akhir hayatku."
Dirumah Henry,terlihat semua anggota keluarga yang segera melakukan aktivitas masing-masing. Nino,anak Henry yang sekarang berumur 7 tahun. Bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Henry mengetuk pintu kamar Nino dan menanyainya.
"Nino,sudah selesai belum siap-siap nya. Nanti kamu telat loh."
"Iya yah,ini aku udah siap!"
Jawab Nino penuh semangat."Kak Tian,Kak Arai,sama Kak Shina udah berangkat duluan toh?"
Tanya Nino yang mencari keberadaan Tian,Arai,dan Shina."Udah Nino,ayo cepetan."
"Oke ayah!!"
Jawab Nino dengan semangat.Henry tersenyum melihat jawaban Nino,Ia pun meninggalkan kamar dan pergi menemui Gricelle,istrinya,untuk berpamitan.
"Sayang,aku akan pergi bekerja."
"Iya sayang,hati-hati ya dijalan. Nino udah selesai siap-siapnya?"
Tanya Gricelle yang merapikan dasi Henry."Dia udah siap,aku berangkat dulu. Hati-hati dirumah,kalau ada apa-apa telpon aja ya sayang."
Jawab Henry dengan romantis lalu dia mengecup kening Gricelle dengan penuh cinta. Gricelle tersenyum senang.Gricelle mengantar Henry kedepan rumah. Henry pun memasuki mobil sedan miliknya. Nino menyusul dari belakang Ibunya.
"Ibu,aku berangkat dulu yaa."
Pamit Nino sambil mencium tangan Gricelle."Iya Nino,gak boleh nakal ya disekolah. Uang sakumu ada didalam tas."
Kata Gricelle sambil mengelus rambut Nino."Hehehe oke bu. Sampai jumpa!!"
Kata Nino sambil melambaikan tangan kearah Ibunya. Gricelle juga melambaikan tangan kearah Nino.Henry pun menunggu Nino untuk masuk kedalam mobil,tapi ditunggu,Nino belum masuk ke mobil. Henry mulai marah dengan Nino. Henry pun turun dari mobil untuk menjemput Nino. Tapi,Henry mendengar suara teriakan Nino dari samping mobil. Henry mengira kalau dirinya telah menabrak Nino. Setelah ditemui,ternyata Nino berteriak tidak jelas karena sedang kesusahan membuka pintu mobil. Henry yang melihat malah tertawa. Ia melihat kelucuan anaknya yang belum bisa membuka pintu mobil dengan benar.
Akhirnya,Nino dibantu Henry mereka berdua pun berangkat. Disepanjang jalan,Nino memandangi gedung-gedung berjajar dipinggir jalan dan banyak pohon rindang disamping gedung tersebut. Diperempatan jalan,Nino melihat monumen berupa patung Rai. Patung itu dibangun beberapa hari setelah kematian Rai. Nino bertanya kepada Henry tentang patung Rai.
"Ayah,apakah itu yang namanya Raijoo Izagi? Teman ayah dulu?"
Tanya Nino sambil menunjuk kearah patung Rai."Oh iya,itu patung Raijoo Izagi. Ada apa kok tanya gitu?" Tanya Henry yang heran dengan Nino.
"Aku kan tahu kalau Raijoo Izagi itu orang yang berjasa untuk Shocker City. Tapi dia meninggal karena insiden kebakaran. Ya kan ayah?"
Jelas Nino yang membuat Henry teringat dengan kejadian 7 tahun lalu tersebut. Henry berkata dalam hati."Semua orang menganggap Rai mati karena kecelakaan saat bekerja bersama Joe. Tapi ternyata Rai dan Joe mati dibunuh oleh Xion. Sampai sekarang,aku belum bisa membalas dendam kepada Xion."
Nino bertanya lagi kepada Henry.
"Ayah,kok diam. Bener kan??"
"Ehh,iyaa bener. Kamu kok pintar sih Nino."
Puji Henry sambil tersenyum."Iya dong yah,kan aku pintarnya karena Ibu."
Jawab Nino sambil membalas senyuman Henry.Akhirnya,mereka berdua sampai disekolah. Nino turun dan mencium tangan Henry.
"Jangan nakal disekolah yaa." Kata Henry mengingatkan.
"Siap ayah!!"
Jawab Nino dengan semangat.Nino pun turun dari mobil dan berjalan memasuki kawasan sekolah. Henry tersenyum melihat Nino yang sangat bersemangat ke sekolah.
Ia pun melanjutkan perjalanan ke kantor,Henry tetap teringat akan pernyataan Nino. Henry merasa kalau dirinya belum bisa membuat Rai tenang disurga. Ia melamun karena hal itu hingga lamunannya pecah karena HP nya yang berdering dari dalam sakunya. Henry segera menjawab telepon dari HP tersebut,dan penelepon itu adalah Shina.
"Halo,ada apa Shina? Apa ada masalah di kantor?"
"Tidak kak,ini lebih parah lagi!"
"Lebih parah,apa batu Quincyon telah dicuri?!" Tanya Henry dengan panik.
"Bukan kak."
"Kalau bukan tentang kantor,lalu apa?" Tanya Henry lagi kebingungan.
"Ban mobil Tian pecah,kami belum sampai dikantor. Sekarang Tian dan Arai sedang mendorong mobilnya menuju ke bengkel."
"Lahh,kirain apa.. Yaudah kalau begitu,aku segera kesana. Kirimkan lokasinya secepatnya."
"Baik kak."
Henry pun menutup telpon,dia langsung tancap gas menuju ke tempat Shina dan yang lainnya. Akhirnya Henry sampai ke lokasi,ia segera menemui Shina yang sedang kebingungan itu. Henry pun menanyainya.
"Bagaimana Shina,mobilnya sudah sampai ke bengkel?" Tanya Henry dengan cemas.
"Masih didorong sama Tian dan Arai,kak." Jawab Shina.
"Kamu naik mobilku aja,aku antar kamu dulu terus Tian sama Arai akan kuatasi." Perintah Henry kepada Shina. Shina pun mematuhi perkataan Henry dan dia segera menuju ke mobil Henry. Henry dengan cepat menemui Tian dan Arai yang kelelahan mendorong mobil.
"Tian,Arai. Kalau kalian lelah,telpon saja tukang bengkel. Dia akan segera kesini,daripada kalian berdua susah payah mendorong." Kata Henry.
"Baiklah kak,kalau begitu Shina biar bareng kak Henry aja yaa." Sahut Tian.
Henry hanya menundukkan kepala tanda mengerti. Ia pun segera pergi menuju mobil dan meninggalkan Tian dan Arai ditempat itu. Henry menancap gas cepat menuju ke kantor bersama Shina.
Wkwkwkwkwk,kasihan si Henry yaa..
Mau tahu kejadian selanjutnya??
Next Chapter,Coming Soon!!

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy,My Hero
FantasyLagi dan lagi.. Rai harus dihadapkan dengan para Mutan yang lebih berbahaya yang dipimpin oleh musuh bebuyutannya..Ryu Seiha. Kemudian,datanglah seorang mutan lain yang bernama Xion Asyura..dia lebih memilih untuk bertarung sendiri. Konon,kekuatanny...