Bagian 19

15 3 0
                                    

[Author]

"Grrr...errhhh...hraaahhh!!" Suara erangan itu makin keras dan semakin keras lagi. Xion mencoba bertahan dari tusukan Katana Rai yang membuatnya tak bisa bergerak. Jantungnya mulai tak berdetak,Rai tertawa sambil mengejek Xion.

"Hahahahah,ayo..buktikan kalau kau itu adalah Xion yang ditakuti semua orang." Kata Rai yang sifatnya mulai berganti menjadi lebih gelap dan sedikit jahat.

Xion yang merasa diremehkan pun mulai berbuat hal yang tidak masuk akal,perlahan Xion bangkit dan memajukan tubuhnya sampai Katana Kaguya menembus jantungnya. Rai kaget karena Xion menunjukkan kekuatannya.

"Siapa bilang aku lemah? Aku sudah pernah mati sebelumnya. Jadi,jangan berharap kalau aku akan mati untuk kedua kalinya." Kata Xion dengan tatapan dingin dan wajahnya yang berlumuran darah.

Rai merasa hal itu sangatlah tidak mungkin,dan Rai mulai bingung karena bagian tubuh yang ditusuk Rai kembali seperti semula,sehingga Katana Kaguya itu tertancap di jantung Xion. Rai langsung menggunakan armornya untuk pertahanan diri.

"Baiklah,kau mulai menunjukkan wujud mutanmu. Aku juga akan menunjukkan kekuatanku yang sebenarnya!!" Teriak Rai yang memperkuat pertahanan diri. Tampak aura dari dalam tubuhnya berwarna biru.

Xion pun melepas Katana Kaguya dari dadanya dengan mudah,Katana itu menjadi milik Xion karena berhasil diambil alih. Kekuatan Xion 2x lipat lebih kuat dari Rai. Xion berubah menjadi mutan bernama "Unborn". Seekor mutan yang berbentuk seperti belalang dan matanya yang berwarna kuning cerah.

Rai semakin menguatkan tenaganya. Otot-ototnya mulai membesar,aura ditubuhnya semakin terlihat.

"Hraaahhhh!!" Teriak Rai yang sangat kuat.

Seisi gudang bergetar,dan mulai porak poranda. Xion hanya diam dengan wujud mutannya. Rai dan Xion akhirnya siap untuk bertarung lagi. Dan kali ini,hanya satu orang yang bisa selamat. Apakah itu Rai?? Ataukah Xion??

Disamping itu,Joe masih dijalan menuju gudang. Joe khawatir jika terjadi sesuatu terhadap Rai.

"Rai,aku akan datang secepatnya. Tolong jangan pergi!!" Batin Joe yang selalu mengulang kata-kata itu.

Dirumah,Semua orang sudah pulang karena kelelahan mencari Rai. Chiko dengan sifatnya yang lucu mulai menggerutu.

"Huh..si Rai kemana sih?? Dari tadi gak ketemu."

Freedom menghentikan gerutunya Chiko.

"Hey,kau ini.. Harusnya kau khawatir,bukannya menggerutu." Kata Freedom yang mulai menceramahi Chiko.

"Pak tua..sebaiknya kau diam,selalu mengoceh saja seperti orang pintar."
Kata Chiko sambil nyengir kuda.

Freedom dan Chiko mulai berdebat,Arai melihatnya dan berbisik pelan.

"Fyuh,mulai lagi.." Kata Arai sambil menutup telinganya.

Tian dan Shina yang melihatnya tersenyum kecil. Henry dan Gricelle pergi menuju kamar Dini. Nampak Dini masih melakukan hal yang sama,yaitu duduk terdiam diatas kasurnya sambil menatap langit malam. Henry dan Gricelle yang melihatnya ikut bersedih.

"Din,jangan khawatir. Besok kami akan mencari Rai lagi. Janganlah bersedih." Kata Gricelle menghibur Dini.

"Din,sebaiknya kau makan dulu. Dari tadi sore kamu belum makan." Lanjut Henry yang juga mengkhawatirkan kesehatan Dini.

"Tidak usah Henry,aku baik-baik saja." Jawab Dini singkat.

AC yang ada dikamar menyejukkan seisi ruangan. Anginnya menghempaskan rambut Dini untuk kesekian kalinya. Dini tetap tak peduli,dia hanya terdiam memikirkan keselamatan Rai. Henry dan Gricelle menjadi khawatir dengan Dini dan juga Rai.

"Sebenarnya Rai pergi kemana,apakah ia menemui Xion? Kakaknya Dini?" Tanya Henry kepada Gricelle.

"Kelihatannya begitu. Oh iyaa,ngomong-ngomong, Joe ada dimana? Aku juga tidak melihatnya?"
Jawab Gricelle sembari bertanya keberadaan Joe.

Dini menjawabnya dengan wajah yang masih menatap jendela kamar.

"Joe sedang menjemput Rai,tunggu saja."

Henry dan Gricelle pun mengangguk mengerti. Akhirnya mereka berdua pergi keluar dari kamar. Henry dan Gricelle yang harusnya merasakan senangnya malam pertama harus bersedih karena suatu permasalahan serius. Gricelle bertanya kepada Henry.

"Seharusnya kita bisa menikmati malam pertama kita,tapi sayangnya Rai menghilang entah kemana."

"Kita tunda dulu. Kita juga masih ada masalah lain kan?" Kata Henry yang mencoba menghibur Gricelle. Gricelle sedikit terhibur dengan Henry,mereka berdua pun menuju ke ruang tamu untuk berkumpul dengan yang lain.

Setelah Henry dan Gricelle sampai,terlihat disofa ada Tian,Arai,dan Shina yang duduk bersantai sambil menyejukkan diri karena kelelahan,Henry dan Gricelle ikut duduk disana kemudian mengobrol bersama layaknya sebuah keluarga.

"Eh ehh..kok udah nyantai disini aja?" Kata Henry mengagetkan Tian.

"Ehh kak Henry,kita kan capek udah nyariin kak Rai. Belum ketemu." Jawab Tian sambil menyandarkan diri di sofa.

"Iyaa,udah malam kok belum pulang ya?" Lanjut Arai yang ikut-ikutan Tian.

"Kak Joe sedang mencari kak Rai. Kita tunggu saja kepulangan mereka berdua." Kata Gricelle yang ikut bergabung.

"Ohh baguslah kalau begitu kak." Jawab Tian dengan raut muka senang.

"Oh iya,nona Shina tidak pulang? Nanti kamu dicariin ayahmu." Tanya Gricelle yang mengajak bicara Shina yang terdiam.

"Hmm,aku akan tidur dirumah ini saja. Lagian ayah memperbolehkan aku tidur di rumah Tian." Jawab Shina dengan senyumannya yang manis.

"Uluh uluh Shina,kalau senyum makin cantik!!" Sahut Tian sambil mencubit pipi Shina.

"Aduuhh Tian,udah cukuupp.. Sakiittt." Teriak Shina yang mencoba melepaskan tangan Tian dari pipinya.

Arai,Henry,dan Gricelle tertawa melihat tingkah lucu Shina dan Tian yang mulai mencintai satu sama lain. Henry merasa kalau Tian dan Shina memang memiliki kecocokan,jadi mereka tampak seperti tidak dipaksakan. Maka dari itu,Henry dan Gricelle tanpa diberitahu Tian sudah tahu kalau Tian dan Shina berpacaran sekarang ini.

Walaupun begitu. Dini,Henry,Gricelle,Tian,Arai,Shina,Chiko,dan Freedom tetap mengkhawatirkan Rai. Joe pun juga masih diperjalanan untuk menjemputnya.

Akankah Joe berhasil datang tepat waktu??

Next Chapter,Coming Soon!!

My Boy,My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang