Bagian 13

20 2 0
                                    

[Author]

Dua hari menjelang pernikahan Henry dan Gricelle,Rai dkk mulai mempersiapkan dekorasi dirumah dibantu beberapa karyawan kantor yang direkrut untuk membantu mendekor rumah seindah mungkin. Dini sedang menghiasi isi rumah dengan bunga yang cantik dan warna warni. Ketika dia mengambil setangkai bunga,tiba-tiba Dini dikagetkan dengan sosok kakaknya,Xion dari luar rumah. Semua orang tidak menyadari kedatangan Xion kecuali Dini. Ia pun keluar menghampiri Xion,namun setelah keluar,Xion sudah tidak ada. Dini mulai merasa takut dengan kedatangan Xion hingga akhirnya,Xion muncul dari belakang dan membawa Dini ke bukit belakang. Dini terkejut karena tiba-tiba ia berada di bukit bersama dengan Xion.

Dini pun langsung menjauh dari Xion. "Apa yang kakak inginkan? Bukannya kakak akan bertarung dengan Rai 2 hari lagi?" Tanya Dini dengan nada tinggi. "Aku tahu kalau soal itu,aku hanya ingin menemuimu." Jawab Xion dingin. "Untuk apa kakak menemuiku?!" Gertak Dini. "Aku cuma ingin melihat adikku sekarang. Kau sekarang sudah dewasa,setelah 6 tahun kita berpisah." Jelas Xion yang berjalan pelan melihat kota dari atas bukit.

Xion mulai menghirup udara segar,lalu ia menghampiri Dini dan mengatakan sesuatu. "Maaf kalau dulu aku telah meninggalkanmu." Dini pun dengan wajah yang marah langsung memarahi Xion. "Kenapa baru sekarang kakak meminta maaf setelah sekian lama,Kau tahu..setelah kakak meninggalkanku,hidupku berubah!!" Gertak Dini yang membuat angin berhembus menyambar tubuhnya. "Tapi semua itu kulakukan untukmu. Aku tidak ingin kau terkena akibat dari permasalahanku."
Jawab Xion dengan memegang bahu Dini. "Dulu,kau masih berumur 13 tahun.. Aku pergi meninggalkanmu untuk suatu tugas yang belum kuselesaikan. Lalu,kau kutitipkan kepada orang tua Rai,tapi dengan kedok sebagai jasa bodyguard karena masa itu jasa menjadi seorang bodyguard sangat diperlukan walaupun berusia muda." Dini langsung memotong pembicaraan. "Jahat sekali kau,sama seperti kau mengkhianati divisi tentaramu!"
Sewot Dini yang membuat Xion langsung menatap kedua mata Dini yang penuh kebencian terhadapnya. Dini sontak tidak dapat bergerak maupun berkata.

Xion menjelaskan yang sebenarnya kepada Dini disaat itu juga. "Aku berkhianat kepada divisiku,karena pemimpin divisi memerintahkan seluruh anggota untuk membunuh keluarganya sendiri dengan alasan agar informasi terlarang tidak bocor ke orang yang salah. Seharusnya dari dulu aku sudah membunuhmu,tapi kecintaanku padamu membuatku memilih berkhianat." Jelas Xion yang membuat Dini akhirnya menyadari perbuatan kakaknya yang sesungguhnya.

Dini sadar jika selama 6 tahun. Kakaknya menghilang,dan meninggalkannya demi Dini saja. Ternyata,dibalik kesombongan Xion. Dia masih mempunyai sisi baik yaitu menyayangi adiknya walaupun dengan caranya sendiri. Xion merasa lega karena akhirnya Dini mengetahui kebenarannya. "Aku ingin mengetes kekuatan Rai saja,apakah dia sekuat yang dikatakan Ryu atau tidak." Kata Xion singkat. "Jangan khawatir,pacarmu tidak akan kubunuh." Dini pun menjawabnya dengan nada yang masih marah. "Awas kalau kakak membunuh Rai,aku tidak akan memaafkanmu!!" Gertak Dini.
Xion hanya diam lalu membawa Dini dengan cepat ke tempat sebelumnya. Setelah membawa Dini,Xion langsung pergi. Dini pun hanya terdiam dan berkata di dalam hati. "Seandainya kakak merestui hubunganku dengan Rai sekarang ini.". Dini pun melanjutkan pekerjaan.

Sementara itu di kamar Henry. Rai,Joe,dan Henry sedang menyiapkan baju pernikahan untuk hari esok. Mulanya Rai berpendapat kalau jas Henry harusnya putih,bukannya hitam.
"Sebaiknya jas Henry itu warnanya putih saja,kalau hitam terkesan biasa saja." Kata Rai. Joe pun punya usul lain. "Atau,bagaimana kalau jasnya hitam,berdasi kupu-kupu,dan memakai aksesoris glamor lain."
Usul Joe sambil menunjukkan pakaian tersebut. "Tapi,kalau kamu ingin membuat keputusan sendiri juga tidak apa-apa Henry." Sahut Rai kepada Henry yang termenung melihat pakaian yang tergeletak dikasurnya. "Aku bingung Rai harus pakai yang mana." Kata Henry singkat. Dikamar lain,Gricelle juga mempersiapkan gaun pengantin untuk ia pakai esok hari. Gricelle menyiapkan semuanya sendiri hingga munculah Tian dan Arai yang ikut membantu Gricelle.

Di sore hari,Shocker City mulai meredup karena sinar Mentari semakin memudar dan meredup. Lampu-lampu jalan dan rumah disekitar mulai menyala sehingga kota kecil itu bersinar ditengah sunyinya malam. Rai sedang bersandar bersantai dibalkon rumah,dia merasa bahagia bisa melihat Henry dan Gricelle yang akan menikah esok hari. Ditengah-tengah saat Rai bersantai,tiba-tiba pegangan tangan yang kasar menyentuh bahu Rai. Tenyata Freedom juga datang untuk ikut bersantai. Rai terkejut dengan kedatangan Freedom yang tidak terduga. "Lohh,tumben kamu kesini Freedom?" Tanya Rai dengan menatap Freedom. "Hehe,aku hanya mau bersantai sejenak Rai." Jawab Freedom sambil merebahkan diri di sofa dekat duduk Rai. "Jadi,bagaimana Rai?? Apakah keputusanmu sudah tidak berubah?" Tanya Freedom seputar pertemuan Rai dengan Xion. "Keputusanku tidak berubah,lagipula aku ingin menghadapi Xion agar mendapatkan restu darinya." Tegas Rai yang keputusannya tidak berubah itu. Freedom hanya tersenyum. Akhirnya Rai dan Freedom bersantai bersama sambil menatap kota dari atas rumah.

Dibawah,Henry dan Gricelle sedang beristirahat berdua di dalam kamar. Henry merebahkan tubuhnya dikasur,tapi Gricelle masih duduk terdiam menatap keluar jendela kamar. Henry tahu kalau Gricelle merasa sedikit grogi karena pernikahan mereka akan diadakan beberapa jam lagi. Henry bangkit dari kasur dan duduk disamping Gricelle sambil memegang tangannya yang lembut. Henry mulai menanyai Gricelle. "Ada apa Grice,kelihatannya kamu sedikit gelisah??" Tanya Henry dengan lembut. "Aku..emm..aku hanya takut kalau pernikahan kita berjalan tidak sesuai yang kita inginkan. Lagipula,aku juga sedang mengandung. Aku takut kalau..." Penjelasan Gricelle diputus oleh jari telunjuk Henry yang mengarah ke bibirnya. Gricelle sontak terdiam melihat sikap Henry. "Sudah,kamu tidak usah takut dengan semua itu. Besok kamu akan duduk berdampingan disampingku. Jangan khawatir,jika aku sudah menjadi suamimu,aku akan membahagiakanmu dan membahagiakan adikmu juga."
Jelas Henry yang membuat Gricelle tidak takut lagi dan tersenyum bahagia. "Terimakasih ya Henry,sudah mendampingiku walaupun aku tidak bisa membuatmu bahagia."
Kata Gricelle yang memegang tangan Henry juga. Henry memang sangatlah berharga bagi Gricelle karena selama 2 tahun ini,hanya Henry lah yang mampu membuat Gricelle tersenyum setelah dia berpisah dengan Joe. Akhirnya,Henry dan Gricelle berpisah untuk beristirahat di kamar masing-masing.

Mau tahu keesokan harinya??

Next Chapter,Coming Soon!!

My Boy,My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang