Bagian 24

12 3 0
                                    

[Author]

Jam dinding menunjukkan pukul 19.30 malam,suara mobil terdengar di depan rumah. Tampak sebuah mobil sedan sedang berhenti di samping garasi dengan corak warnanya yang mengkilap sekali. Chiko yang menonton TV sontak terkejut melihat kedatangan sedan yang ternyata milik Henry tadi,dia pun melihat dari balik jendela depan rumah. Benar saja,ternyata Henry dan keluarga datang ke rumah membawa beberapa makanan dan camilan untuk Chiko dan yang lainnya. Walaupun Henry tidak datang bersama Tian,Arai,dan Shina,tapi kedatangan mereka tetap disambut baik oleh Chiko. Chiko membuka pintu rumah dan mempersilakan Henry dan keluarga untuk masuk kerumah,Chiko segera memberitahu Dini bahwa Henry sudah datang ke rumah. Dini pun akhirnya ikut menyambut Henry.

"Wahh,malam-malam begini kalian kesini. Ada perlu apa kamu kemari Henry?"
Sambut Dini penuh heran.

"Ini,ngajakin Nino kesini. Dari kemarin terus aja ngrengek bilang 'kerumah tante Dini' terus sampe kepalaku pusing mendengarnya berulang-ulang." Gerutu Henry kepada Dini.

"Huss,kamu ini. Kita kesini karena ingin menjengukmu Dini,siapa tahu kalau kamu kesepian disini." Kata Gricelle singkat.

"Ohh gitu,maaf ngrepotin yaa Henry,Grice." Kata Dini meminta maaf kepada Henry dan Gricelle.

Akhirnya Dini,Henry,Gricelle berbincang-bincang di ruang tamu. Lalu Nino bertanya kepada Dini.

"Tante,Om Chiko kemana yaa sama Freedom juga? Kok gak keliatan dari tadi." Tanya Nino dengan lagak polosnya.

"Ohh,Om Chiko lagi nonton TV tuh. Disamperin gapapa kok Nino." Jelas Dini dengan tersenyum.

"Okee tante." Kata Nino dengan semangat.

Nino pun menghampiri Chiko dengan penuh riang gembira. Dini yang melihatnya sangat senang melihat tumbuh kembang si kecil Nino yang semakin lincah dan ceria.

"Hmm..Nino kayaknya udah pintar sekarang. Udah tau sopan santun,teringat dulu saat dia berumur 5 tahun. Dia memanggilku dengan nama depanku." Kata Dini kepada Henry.

"Hahahaha,dia sudah belajar dari kejadian itu. Gricelle yang mengajari semua sopan santun itu." Kata Henry sambil memegang tangan Gricelle.

"Ahh apaan sih Henry,kan kamu ngajarin Nino juga. Aku jadi malu nih sama Dini." Sewot Gricelle sambil memalingkan mukanya.

Dini tertawa kecil dan memuji Henry dan Gricelle.

"Hahahahahaha,kalian ini. Dari dulu sampai sekarang masih terus lengket aja,gak bisa lepas kayak lem."

"Hehehehe,wajar Din. Pasangan serasi gitu lohh." Jawab Henry dengan gaya lucu sehingga membuat seisi ruang tamu tertawa bersama.

Ditengah perbincangan,Henry menengok ke dinding yang menunjukkan beberapa foto kenangan Rai. Disitu dia merasa bahwa Rai telah lama sekali meninggalkan Shocker City dan seluruh dunia yang sekarang kacau balau ini. Dilubuk hatinya,ia ingin sekali bertemu dan bertanya kepada Rai,mengapa ia pergi begitu cepat? Tanpa tahu apa yang terjadi sekarang ini. Henry terdiam sejenak memperhatikan foto Rai yang terpajang di dinding,dia mengingat beberapa kenangan indah bersama Rai mulai dari SMP sampai bekerja di Izagi Stone Foundation.

Beberapa saat kemudian,lamunan Henry dipecah oleh istrinya. Gricelle menjiwit tangan kiri Henry sehingga dia terkejut,Dini melihat kejadian itu. Ia juga jadi membayangkan Rai duduk disampingnya,tapi semua itu hanyalah khayalan belaka. Mau tak mau,Dini harus menelan pil pahit itu. Ia harus menahan semua rasa sakit dan kesedihan dari dalam hatinya. Akhirnya Dini,Henry,dan Gricelle melanjutkan pembicaraan dilantai atas.

Sementara itu,Nino menemui Chiko yang masih menonton TV. Nino langsung duduk disamping Chiko dan menanyai Chiko.

"Om,yang Om liat itu acara apa yaa? Aku kok gak pernah tau?" Tanya Chiko polos.

Ternyata Chiko lupa kalau ternyata acara TV yang ia lihat merupakan acara yang penuh konten dewasa sehingga Nino yang masih anak-anak belum bisa memahami isi acara itu. Chiko yang sadar acaranya kurang bagus untuk ditonton oleh Nino langsung mematikan TV dan mengajaknya mengobrol.

"Emm..itu tadi bukan acara bagus kok Nino,udah kita ngobrol aja gimana?" Bujuk Chiko kepada Nino.

"Oke Om. Kita ngobrolin apa? Oh iyaa,Freedom dari tadi kok gak keliatan? Kemana dia ya?" Tanya Nino yang membuat Chiko bingung untuk menjawabnya karena sebelumnya Freedom berpesan kepadanya bahwa dia tidak boleh diganggu,tapi ternyata dari dalam kamar. Freedom memanggil Nino suaranya yang sedikit membuat Nino takut.

"Nino,itu kamu ya.. Ayo kemari!! Kamu mencariku kan?" Panggil Freedom kepada Nino.

Nino ketakutan dan menatap wajah Chiko sebagai tanda agar ia ditemani untuk menuju kamar Freedom. Tapi Chiko tersenyum tipis dan berkata ke Nino.

"Nino,gapapa kok. Lagian kamu kan nyariin dia dari dulu,Freedom kayaknya juga ingin ketemu kamu. Dia badannya aja yang gede,tapi kalau ketemu sama anak kecil kayak kamu ini. Dia seneng banget,ayo temuin Freedom sana." Jelas Chiko yang menyemangati Nino agar tidak takut dengan Fredoom.

Nino mulai memberanikan diri untuk menemui Freedom didalam kamar,sedangkan Chiko pamit Nino untuk naik kelantai atas.

Apakah Nino tetap berani menemui Freedom yang tampangnya ganas kayak gitu?? Hehehehehehe.

Mau tahu kelanjutannya??

Next Chapter, Coming Soon!!

My Boy,My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang