Bagian 15

13 3 0
                                    

[Author]

Jam tangan Rai menunjukkan pukul 5 sore. Ia segera pergi menuju kantor untuk mengambil seluruh peralatannya termasuk gelang armornya. Diperjalanan menuju kantor,Rai bertanya dalam hati.

"Apa yang harus kulakukan,apakah aku memang harus mengalahkan Xion secara damai atau kekerasan?? Aku tidak ingin mengecawakan Dini. Aku sangat bingung."

Rai sebenarnya masih ragu untuk menghadapi Xion,tapi demi Dini. Ia berani melakukan apapun hingga Rai sampai di kantor. Rai segera turun dari mobil dan berlari menuju laboratorium mengambil seluruh peralatannya. Tak lupa ia juga membawa Katana Kaguya andalannya.

Disamping itu,Tian sedang merapikan rumah bersama orang-orang. Hari itu perasaan hati Tian bercampur aduk,dia merasa senang dan merasa sedih juga. Dia senang karena kakaknya sudah menikah dan mendapatkan pria idamannya. Namun,ia juga sedih karena Shina,orang yang ia sukai tidak datang ke pesta pernikahan Henry dan Gricelle. Selang beberapa lama,Tian merasa haus dan ia segera pergi menuju dapur untuk minum. Ia pun meneguk air itu dan menghabiskannya tanpa sisa karena sudah sangat haus. Kemudian,setelah ia minum. Tian merasa bingung sebab ada kegaduhan di depan rumah. Tian pun menanyai Chiko yang kebetulan lewat.

"Kak Chiko,tunggu dulu!! Aku mau bertanya." Kata Tian sambil menarik tangan Chiko dengan cepat.

"Haduhh..kamu mau tanya apa Tian??" Tanya Chiko sedikit jengkel.

"Itu siapa didepan rumah..kok gaduh sekali??" Tanya Tian dengan wajah bingung.

"Ohh..ada Dr.Bryan kemari bersama anaknya." Jawab Chiko singkat. "Udah,kalo ingin tahu. Ikut aku saja!!"
Lanjut Chiko yang langsung menarik tangan Tian dan membawanya kedepan rumah.

Dihatinya,Tian merasa kaget karena Dr.Bryan,ayah Shina datang bersama Shina juga. Tian sangat senang karena bisa menemui Shina. Diruang tamu,Dr.Bryan dan Shina sudah duduk disofa disambut Henry dan Gricelle. Mereka berbincang-bincang seputar acara pernikahan tadi pagi. Henry membuka pembicaraan.

"Maaf Dr.Bryan kalau rumah kami berantakan. Barusan bersih-bersih selepas acara pernikahan." Kata Henry meminta maaf.

"Tidak apa-apa Pak Henry,saya kemari ingin mengucapkan selamat atas pernikahan kalian berdua. Oh iya ngomong-ngomong. Dimana Raijoo Izagi??" Tanya Dr.Bryan yang membuat Henry kebingungan. Dia juga tidak tahu dimana keberadaan Rai setelah memberikan kunci rumah baru untuknya.

"Mungkin dia sedang pergi ke suatu tempat. Dia akan segera kembali." Jawab Henry singkat.

Kemudian,Shina menanyakan keberadaan Tian pada Henry dan Gricelle.

"Maaf Kak..apakah Tian sekarang ada dirumah?? Aku ingin bertemu dengan dia." Tanya Shina dengan wajah sedih.

"Oh..ada Nona Shina,dia mungkin masih dibelakang." Jawab Gricelle sambil tersenyum.

Kemudian,diwaktu yang sama. Tian datang bersama Chiko yang masih memegang tangannya. Tian terkejut kalau ada Shina di ruang tamu,hatinya berdegup kencang melihat wajah Shina yang sangat cantik itu menatap dirinya yang terdiam. Shina pun minta ijin ayahnya untuk pergi menemui Tian dan mengajaknya ke taman kota, Dr.Bryan memperbolehkan Shina dan menyuruh bodyguardnya mengantar mereka berdua menuju taman,sementara Dr.Bryan melanjutkan pembicaraan dengan Henry dan Gricelle.

Shina dengan cepat segera membawa Tian ke taman kota untuk bicara hal penting. Mereka langsung diantar para bodyguard Shina yang dengan sigap menjaga majikannya. Saat mereka sudah sampai ditaman,ternyata Tian diberi kejutan yang sangat indah yaitu taman kota dirombak untuk digunakan oleh mereka berdua. Kemudian Shina dan Tian berjalan menyusuri taman menuju bangku yang ada didekat air mancur. Merekapun duduk berdua,para bodyguard disuruh pergi Shina karena pembicaraannya dengan Tian tidak boleh didengar orang lain.

Akhirnya,Tian dengan wajah bingung bertanya kepada Shina.

"Mengapa kamu mengajakku kesini??"

"Aku hanya ingin duduk berdua denganmu ditempat ini. Tidak diganggu orang lain,aku hanya ingin selalu berada didekatmu Tian." Jawab Shina sambil menatap wajah Tian dengan sayu.

Sebenarnya Tian ingin mengungkapkan sesuatu yang selama ini ia pendam,tapi ia takut kalau perbuatannya berdampak buruk bagi Shina dan juga Dr.Bryan. Namun, dengan nekat, Tian akhirnya mulai berani mengatakan hal itu kepada Shina yang tengah bersandar di lengannya.

"Shina,aku ingin mengatakan sesuatu padamu." kata Tian sedikit mengelus rambut Shina.

"Apa itu Tian?? Beritahu aku." Tanya Shina yang langsung bangun dan menatap wajah Tian untuk kesekian kali.

"Ehm..sebenarnya..aku..." kata Tian yang terbata-bata karena sedikit grogi.

"Katakanlah dengan jelas supaya aku tahu apa yang kamu sampaikan padaku." Jelas Shina sambil merapikan bajunya yang sedikit kusut.

"Aku sebenarnya suka sama kamu Shina. Aku udah lama mendam itu,tapi kamu menganggapku hanya sebatas teman. Jadi aku memendam perasaan itu dalam-dalam,tapi seiring waktu, aku tidak bisa menahan itu semua. Aku mengungkapkan semuanya padamu sekarang. Terserah kamu mau menanggapinya atau tidak." Jelas Tian dengan tegas dan membuat Shina terkejut akan pernyataan Tian.

Sebenarnya Shina menganggap Tian hanyalah sebatas teman. Ia juga tidak tahu perasaan cinta seperti apa. Tapi begitulah Shina,dia memang menganggap Tian hanyalah teman, tapi menurutnya dari semua orang yang ia kenal, hanya Tian orang yang sangat mengerti tentangnya. Dan hingga akhirnya semua terungkap bahwa Tian menyukai Shina secara diam-diam.

Shina hanya terdiam melihat Tian yang ia anggap sebagai sahabat,ternyata menyukainya. Tian mengatakan hal seperti itu karena Tian memang mencintai Shina sebelum mengenalnya. Dihatinya,Shina seakan seperti orang yang sangat cocok menjadi pacarnya.

Akankah Shina menanggapi perasaan Tian disaat Rai menuju perjalanan menghadapi Xion di gudang dekat dermaga??

Next Chapter,Coming Soon...

My Boy,My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang