Bagian 44

4 2 0
                                    

Malam hari di Shocker City, suasana tampak tegang antara kubu Dini dan juga kubu Dr. Bryan. Hal ini terjadi karena Dr. Bryan merupakan besan dari Henry yang notabene sangat anti dengan mutan. Dengan wajah yang serius, Dr. Bryan melangkah perlahan dan duduk disalah satu sofa yang ada di ruang tamu Dini.

"Kenapa kau datang kesini, Dr. Bryan?" Tanya Dini bingung.

"Aku datang karena aku melihat ada kesempatan yang sangat bagus." Ujar Dr. Bryan sambil tersenyum tipis.

"Kesempatan untuk memusnahkan kami?! Jangan bilang kau sudah mengepung tempat ini!" Gertak Chiko yang mengepalkan tangannya.

"Chiko, tahan emosimu. Kita tidak perlu melakukan pertumpahan darah hanya untuk masalah seperti ini." Tegas Xion sambil menahan bahu Chiko. Xion pun bangkit dari tempat duduknya.

"Apa yang kau inginkan, Dr. Bryan? Sejauh ini kau hanya memperhatikan pertikaian antara kami dengan Henry. Lalu secara tiba-tiba kau datang kemari. Apakah ini perintah dari Henry?" Jelas Xion, Dr. Bryan menatap wajah Xion dengan serius.

"Aku datang kemari atas kehendakku sendiri. Sebenarnya pertikaian Henry dan kalian hanyalah bagian dari rencana Commander Viper." Ucap Dr. Bryan sambil menaikkan kacamatanya yang turun dari matanya.

"Dr. Bryan telah menganalisa pergerakan dari Commander Viper semenjak Henry berargumen dengan Nona Dini. Rencana dari Commander Viper yang sebenarnya adalah ingin memusnahkan ras mutan, namun dia tidak ingin mengotori tangannya sehingga dia menciptakan sebuah turnamen agar Henry yang melakukannya. Bahkan, ras mutan bisa saja dihabisi oleh Commander Viper. Hingga sekarang, kami belum tahu seberapa kuatnya Commander Viper karena kita semua tahu, dia hanya muncul di layar saja." Lanjut Alice yang membuat seisi ruangan menjadi termenung.

"Rencananya, kami ingin menyusup kedalam ruang monitor Coloseum. Caranya dengan mengulur Commander Viper yang sedang bertanding di babak final agar tidak kembali masuk kedalam ruang monitor. Ruang monitor inilah yang akan menunjukkan seluruh rencana-rencana busuk dari Commander Viper." Jelas Dr. Bryan.

"Tetapi, kami tidak bisa melakukannya karena jumlah kami hanya 3 orang. Kami memerlukan beberapa orang untuk mengulur para penjaga, terutama General Justice yang kemungkinan besar menjaga ruang monitor." Sahut Alice lagi.

"Lalu, apa yang kalian butuhkan dari kami?" Tanya Freedom dengan wajah dingin.

"Kalian bertiga akan menghadapi tim dari Marco Leonty dan kawan mutannya kan? Kalian mengalah saja. Setelah kalian dikalahkan, mulai saat itu Xion akan mengulur Commander Viper. Kemudian Dini, Chiko, Freedom, Alice, dan Bryan perlahan-lahan menyusup..." Penjelasan dari Dr. Bryan pun disela oleh Chiko.

"Tunggu, kami semua menyusup kedalam. Lalu tugasmu apa?" Tanya Chiko.

"Aku melakukan monitor dari bangku penonton. Aku akan meretas kamera pengawas yang ada agar kalian tidak terekam didalam kamera." Jawab Dr. Bryan dengan santai.

"Bagaimana Dini? Akankah kau mengambil kesempatan ini untuk menuntaskan semuanya. Dan kemungkinan besar, kau juga akan tahu dimana Rai berada." Dr. Bryan memberi penawaran pada Dini.

Namun, secara tiba-tiba masuklah tiga sosok familiar.

"Aku rasa tak semudah itu, Dr. Bryan!" Ucap sosok itu yang ternyata adalah Henry.

Semua pandangan tertuju pada Henry yang didampingi Arai dan Tian.

"Kenapa kau meminta bantuan pada makhluk aneh seperti mereka? Nampaknya kau mulai tidak percaya terhadapku." Ucap Henry dengan nada rendah.

"Kau hanya terbakar amarah, Henry. Commander Viper memanfaatkanmu untuk mengatasi Xion dan yang lainnya." Jelas Dr. Bryan sambil mengerutkan dahinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Boy,My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang