Bagian 34

15 2 0
                                    

[Author]

Ketika Tian dan Shina akan menaiki mobil. Tian menanyai Shina tentang makan siang.

"Kamu sudah makan siang? Kalau belum,kita pergi ke rumah makan terdekat."
Ajak Tian sebelum membuka pintu mobil.

"Tidak usah Tian,kita harus cepat kerumah kak Gricelle."
Kata Shina yang mencoba menolak.

Namun,tiba-tiba perut Shina berbunyi keras tanda perlu diisi asupan makanan. Tian pun tertawa mendengar suara perut Shina.

"Hahahahaha,perutmu mulai merengek tuh. Ayo kita beli makan dulu,nanti perutmu makin keras loh bunyinya."
Ajak Tian sambil terkekeh.

Shina pun mematuhi Tian dan mereka berdua meninggalkan mobil,berjalan mencari rumah makan terdekat. Di sepanjang jalan,Tian dan Shina yang sedang lewat jadi buah bibir masyarakat. Mereka berdua seringkali dikerumuni warga Shocker City hanya untuk sekedar memberi ucapan selamat atas pernikahan yang akan terlaksana 4 hari kedepan. Hingga akhirnya, Tian dan Shina berhasil menemukan rumah makan yang berada tidak jauh dari gedung tempat persewaan gaun pernikahan.

Mereka memasuki rumah makan itu dan nampak tempat itu sangat sepi karena tidak ada pelanggan,Tian dan Shina heran melihat kejadian itu. Kemudian,Tian dan Shina duduk dan menunggu pelayan datang. Beberapa saat kemudian seorang pelayan pria bertubuh gemuk mendatangi Tian dan Shina.

"Woaaa...Tn.Tian dan Nona Shina ada ditempat ini!!"
Teriaknya dengan wajah ceria.

Mendengar perkataan pelayan gemuk itu,seluruh karyawan dirumah makan itu langsung keluar dan mengerumuni Tian dan Shina.

"Wahh iya. Ini bukan mimpi kan?"
Tanya salah satu koki rumah makan itu.

"Yang pasti ini bukan mimpi."
Sahut seorang pencuci piring.

"Tn.Tian dan Nona Shina. Suatu kehormatan karena anda telah datang di rumah makan kami yang begitu sederhana."
Kata seorang lelaki tua yang sepertinya pemilik rumah makan itu.

"Jadi anda pemilik rumah makan ini?"
Tanya Shina yang terheran-heran.

"Benar Nona,untuk kalian berdua. Seluruh makan dan minum yang ada dimenu. Gratis! Karena kalian mungkin sudah menghabiskan banyak uang untuk mendekorasi."
Kata pemilik itu dengan senang hati.

Shina tersenyum bahagia mendengarnya.

"Wahh,terima kasih banyak..."
Ucap Shina yang dipotong oleh Tian begitu saja.

"Tidak usah Pak. Kami masih mampu membayarnya. Lagipula,anda tidak perlu seperti itu pada kami. Kami bukanlah orang yang terhormat."
Tolak Tian dengan senyuman tipis.

"Tidak perlu sungkan Tn.Tian,kami ikhlas. Kumohon,saya ingin melayani anda sepenuh hati!"
Kata pemilik itu dengan memohon.

Tian bingung harus berbuat apa,Shina pun berbisik kepada Tian.

"Tian,terima saja apa yang bapak ini inginkan. Jangan ditolak seperti itu."
Bisik Shina yang membujuk Tian.

"Fyuhh..baiklah,kami terimakasih atas keringanannya."
Jawab Tian dengan muka datar.

"Terimakasih Tn.Tian..."
Ucap sang pemilik yang dipotong Tian.

"Jangan panggil aku Tuan lagi. Aku bukanlah orang yang harus dihormati. Aku hanya keluarga dari kak Henry Bagaskara,itu saja. Tidak perlu menghormatiku. Aku tidak ingin egois lagi."
Kata Tian sambil menepuk bahu pemilik itu denga halus.

"Tapi,anda juga keluarga dari mendiang Tuan Raijoo Izagi. Dulu,dia pernah makan ditempat ini dan jadi tempat kencan pertamanya dengan Nona Dini Asyura. Aku begitu menghormatinya,anda seperti Tuan Rai. Untuk itulah,aku sangat menghormati anda."
Ujar sang pemilik sambil tersenyum.

My Boy,My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang