Part 21 - Tawaran

11.2K 1K 91
                                    

Vania mengamati satu persatu makanan yang terhidang di atas meja makan. Semua yang tersaji adalah makanan istimewa. Ada sup sosis bakso, ada ayam goreng tepung, ada perkedel kentang yang Vania tahu di dalamnya pasti ada campuran daging kornet, ditambah dengan cocolan sambal pedas manis. Semuanya sangat menggugah selera. Semuanya adalah makanan kesukaan Vania.

Masalahnya, jika mamanya sampai menghidangkan semua makanan kesukaannya, pasti ada apa-apa. Pasti ada daging kornet di balik perkedel kentang, alias mamanya sedang ingin melobi dirinya.

Aduh. Kata itu. Melobi! Sepertinya mamanya tahu sekali kelemahan Vania yang satu ini. Vania sangat dekat dengan mamanya dan sebisa mungkin senantiasa mengabulkan permintaan mamanya. Itu karena sebagai satu-satunya anak perempuan dalam keluarga, Vania adalah tempat mamanya bergantung. Sejak dulu selalu seperti itu.

Jika mamanya ingin pergi ke suatu tempat, Vania yang mengantar. Saat mamanya ingin mencoba makanan di warung atau restoran, Vania yang menemani. Ketika mamanya ingin membeli sesuatu tetapi terbentur dengan kebutuhan rumah tangga yang lebih utama, Vania yang memberikan tambahan dana. Hal ini karena papa Vania dulu bekerja di luar kota dan hanya pulang sebulan sekali. Maka kebergantungan Bu Faisal terhadap Vania dapat dimengerti. Bahkan kini setelah Pak Faisal memasuki usia pensiun dan sudah berkumpul kembali bersama keluarga di rumah, hal itu tidak berubah. Bu Faisal tetap menggantungkan harapan kepada putri bungsunya.

Karena hal itu pula Vania tidak bisa menjalin hubungan jarak jauh. Ia sudah mengalami sendiri bagaimana timpangnya sebuah keluarga tanpa kehadiran fisik seorang ayah. Memang ia juga memiliki seorang kakak laki-laki. Tetapi seperti anak laki-laki pada umumnya, kakaknya lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya dan tampak kurang memiliki perhatian kepada keluarga, atau mungkin memiliki perhatian tapi tidak bisa menunjukkan, entahlah. Praktis, sehari-hari Bu Faisal hanya menjalani hari bersama Vania. Apalagi setelah kakaknya menikah dan tinggal terpisah, Vania semakin tak terpisahkan dari mamanya.

Jadi sebenernya alasan Vania untuk berpisah dengan Ferdy bukan hanya masalah rasa, tetapi juga ada pertimbangan lainnya. Ia sudah sangat paham bagaimana rasanya tinggal berjauhan dengan sang papa dan tidak bisa benar-benar dekat dengan papanya. Bahkan dulu ketika masih berada di sekolah dasar, ia sering menelan rasa iri saat melihat temannya diantar ke sekolah oleh ayah mereka sementara ia naik sepeda dengan kakaknya.

Ia juga tahu bagaimana rasanya menjadi sosok perempuan sekaligus laki-laki di dalam rumah. Ia harus bisa naik ke atas meja untuk mengganti bola lampu yang putus, atau memegang palu saat ada yang harus diperbaiki, bahkan mengecat rumah juga Vania bisa. Untung saja urusan naik ke atap untuk membetulkan genteng yang bocor tidak diserahkan juga kepada dirinya. Ia tumbuh sebagai perempuan yang manja sekaligus sebagai lelaki yang sekuat baja.

Cukup hanya dirinya yang merasakan itu semua, jangan sampai anak-anaknya kelak ikut merasakan juga. Ia ingin anak-anaknya merasakan kasih sayang yang lengkap dari kedua orang tuanya. Ia ingin anak-anaknya merasa bahagia diantar ayah mereka ke sekolah. Ia ingin anak-anaknya bisa menghabiskan akhir pekan bersama ibu dan ayah mereka, bukan seperti dirinya yang hanya bisa merasakan kasih sayang utuh sebuah keluarga sekali dalam satu bulan. Hal itu membuatnya tak pernah merasa benar-benar terpenuhi secara cinta kasih, meski ia berkecukupan secara materi.

"Kok cuma diliatin? Ayo dimakan," tegur Bu Faisal. "Ini makanan kesukaan kamu semua lho."

"Mama mau ngomongin apa?" Vania bertanya sembari menarik sebuah kursi.

"Ada yang mau mama tanyakan." Bu Faisal ikut duduk.

Mendengar jawaban mamanya, nafsu makan Vania menguap sudah. Tepat seperti dugaannya, pasti ada yang ingin mamanya sampaikan dan itu sepertinya amat sangat penting serta genting, karena jika hanya hal biasa, tak mungkin mamanya sampai menyiapkan 'sesajen' seperti ini untuknya.

Senandung Cinta VaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang