Part 10 - Langkah Awal

12.5K 1.1K 171
                                    

Vania menatap Kendra. Ia terkejut melihat Kendra yang biasanya ceria,kali ini matanya tampak berkaca-kaca.

"Ken, lo nggak apa-apa?" tegur Vania.

Kendra mengusap air matanya dan tersenyum kepada Vania.

"Gue nggak apa-apa kok. Sorry, gue jadi keceplosan curcol gini," ujar Kendra dengan wajah yang sudah kembali ceria.

Vania duduk di hadapan Kendra kemudian memegang kedua tangan atasannya yang kini sepertinya sudah mempunyai predikat baru, yaitu menjadi sahabatnya.

"Emangnya lo suka sama siapa?" tanya Vania hati-hati.

Raut wajah Kendra seketika memerah.

"Ehm... Ada deh."

"Kayaknya lo suka banget sama orang itu," ujar Vania lagi. "Kelihatan dari cara lo bicara tentang dia."

"Iya... Tapi ya udah lha kalau dia nggak suka sama gue juga nggak apa-apa," ucap Kendra.

"Boleh gue tahu siapa orangnya?"

Kendra membulatkan mata.

"Emang kenapa lo mau mau tahu?" tanya Kendra dengan wajah yang semakin memerah. Ia salah tingkah mendengar pertanyaan Vania.

"Ya mau tahu aja. Lo 'kan udah tahu kalau gue suka sama Rico. Masa gue nggak boleh tahu lo suka sama siapa?"

"Gue kasih tahu lo juga percuma," Kendra berkilah.

"Percuma kenapa?"

"Karena dia nggak kerja di kantor ini. Kita 'kan teman yang sama cuma teman satu kantor. Jadi lo pasti nggak tahu deh siapa orangnya."

"Ooo... Gitu." Vania manggut-manggut. "Ya juga sih."

"Kok malah jadi ngomongin kecengan gue sih. Gue tadi tuh mau minta lo BBM Rico."

"Apa?" seru Vania dengan ekspresi kaget.

"BBM Rico," ulang Kendra.

"Ngapain coba?" Wajah Vania panik mendadak.

"Nanyain pameran yang di Senayan jadwalnya kapan. Bu Titi maunya kita nitip flyer."

"Kenapa nggak lo aja yang BBM dia?"

"Emang kenapa kalau lo yang BBM?"

"Ogah ah!" tolak Vania.

"Ogah kenapa?"

"Kenapa harus gue coba?"

"'Kan lo udah invite BBM dia, nah sekarang lo tinggal chat."

"Ah, nggak ah. Lo aja," Vania tetap menolak.

"Lo grogi ya? Ayo ngaku!"

"Itu lo udah tahu." Vania mendecak.

"Hahaha..." Kendra tertawa melihat wajah Vania yang tampak salah tingkah.

"Tuh 'kan lo pasti ngetawain gue lagi. Lo seneng banget sih tertawa di atas penderitaan umat manusia."

"Hahaha..." Suara tawa Kendra semakin membahana.

"Udah ah, bête gue sama lo."

"Yakin lo nggak mau?"

"Gue bukannya nggak mau, gue tuh maluuuu..."

"'Kan cuma lewat BBM. Malu kenapa sih?" tanya Kendra tak mengerti.

"Ya malu aja, ntar kalau ketahuan gue suka sama dia gimana?"

"Hahaha..." Lagi-lagi Kendra tertawa. "Masa dengan lo BBM nanya jadwal pameran, Rico akan mikir kalau lo suka sama dia? Ya nggak lha. Lagian kalau dia tahu lo suka, justru bagus."

Senandung Cinta VaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang