Part 43 - Bukan Aku Tapi Kamu

7.2K 1.1K 79
                                    

Kendra meletakkan gelas minuman miliknya di atas meja.

"Jadi, lo mau jelasin apa?" tanya Kendra kepada Vania yang duduk di hadapannya.

Saat ini mereka berdua sudah berada di kafe yang terletak di gedung kantor mereka, tempat dulu mereka biasa nongkrong sepulang bekerja, sebelum Andre dan Kendra menikah.

"Lo duluan aja yang cerita kapan lo mau kasih tahu Andre tentang si kakak. Usia kandungan lo 'kan udah tiga bulan. Bentar lagi perut lo bakal makin besar dan nggak bisa lo sembunyiin lagi."

"Lo lagi coba ngulur waktu, ya?"

Vania tersenyum.

"Nggak kok, ntar juga gue cerita. Tapi lo dulu aja yang cerita, karena cerita gue bakal lumayan panjang."

"Janji, ya?"

"Janji."

Kendra meneguk minumannya sebelum mulai bicara.

"Andre sebentar lagi 'kan ulang tahun, nah gue tuh pingin kasih kejutan buat dia."

"Kejutan apa?"

"Gue pingin ngerjain dia." Kendra tertawa jahil.

"Ngerjain gimana?" tanya Vania sambil mengambil sepotong roti bakar dari piring di hadapannya.

"Gue pingin cuekin dia hari itu. Biarin. Gue pura-pura lupa aja itu hari ulang tahunnya. Dia pasti bakalan kesel banget, tapi dia juga pasti gengsi buat ngingetin gue. Lo tahu 'kan gimana ajaibnya suami gue itu."

"Hahaha... Iya. Terus... terus?" tanya Vania mulai tertarik.

"Nah... 'kan habis itu kami sama-sama berangkat kerja tuh. Padahal sebenarnya gue mau cuti hari itu. Gue mau ke rumah mertua gue dan bikin kue kesukaan Andre di sana sama mamanya Andre. Gue udah janjian sama mertua gue."

"Emang kue apa?"

"Semacam cheese cake, tapi ini resep rahasia mamanya Andre jadi nggak ada toko kue yang jual."

"Wah, asik tuh kayaknya. Terus?"

"Terus ya udah gue pulang. Nah, malamnya pasti Andre kaget tuh liat ada kue kesukaannya di meja makan hehehe... Gue juga mau masak makanan kesukaannya Andre."

"Iiihh... Seru. Mertua lo asik banget, ya, bisa diajak kompakan gitu."

Kendra tersenyum ceria.

"Ini 'kan tahun pertama kami ngerayain ultah Andre bareng, jadi gue sengaja bikin kejutan buat dia. Terus ada lagi hadiah yang paling istimewa."

"Yaitu..."

"Gue mau kasih tau tentang si kakak." Kendra tersenyum sambil mengelus perutnya. "Sudah waktunya kakak kenalan sama ayah, ya, kak."

"Ooo... so sweet..." ujar Vania terharu. "Andre pasti bahagia banget. Kakak akan jadi kado ulang tahun paling indah buat dia."

"Gue harap juga gitu. Meskipun gue masih khawatir Andre nggak mau nerima si kakak. Lo tahu 'kan kenapa," ucap Kendra dengan suara dan wajah yang tiba-tiba berubah sendu.

"Nggak lha, Andre pasti seneng kok kalau tahu ada bayinya dalam perut lo," ucap Vania sambil menggenggam tangan Kendra.

"Menurut lo gitu?" Kendra masih ragu.

"Iya." Vania mengangguk sambil tersenyum. "Semua yang lo khawatirin akan terbukti salah. Andre pasti bakal kaget sekaligus seneng banget. Sudah saatnya kalian jadi keluarga yang bahagia dan hidup saling mencintai. Ya 'kan, kak?"

Kendra menarik napas.

"Gue harap juga gitu."

"Lo tenang aja. Semua akan berjalan indah," ucap Vania meyakinkan sahabatnya. "Oh ya, si kakak udah bisa nendang belum?"

Senandung Cinta VaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang