Part 26 - Pengintaian Tahap 1

7.6K 896 127
                                    

Vania membuka kotak plastik berwarna merah muda lalu mulai mengunyah penganan yang ia siapkan dari rumah. Hari ini adalah hari Sabtu, hari yang ia tunggu-tunggu.

Sejak pagi buta ia sudah pergi dari rumah. Tempat pertama yang ia tuju adalah sebuah warung bubur ayam dimana Rico dan Andre janjian untuk sarapan bersama, kemudian melanjutkan perjalanan ke Purwakarta. Sementara Rico dan Andre menikmati sarapan mereka. Vania dan Kendra mengamati dari dalam mobil. Tentu saja kedua perempuan tidak bisa turun dari mobil dan menikmati bubur ayam yang sama. Tapi sebagai gantinya, Vania membawa bekal nasi goreng dari rumah untuknya dan Kendra.

Vania tertawa geli menyadari rencana gilanya. Untung ia sudah tertular kegokilan Kendra yang bisa mengorek informasi layaknya detektif. Saat itu, dengan wajah polosnya Vania bertanya tentang detil rencana Rico dan Andre hunting foto ke Purwakarta. Andre yang memang banyak bicara, tanpa menaruh sedikit pun kecurigaan, membeberkan tentang lokasi ia dan Rico akan berjumpa untuk sarapan bersama, dilanjutkan dengan rute mereka selama di Purwakarta.

Untungnya juga, duo fotografer itu tidak mengejar momen matahari terbit, sehingga mereka tidak harus berangkat pagi buta. Jika iya, Kendra pasti mengomel. Sebelum berangkat saja Kendra sudah mengomel. Kendra protes karena ia harus bangun pagi, padahal ini adalah hari Sabtu.

"Gue nggak paham sama orang yang hobi bangun pagi buat olahraga di hari libur. Mereka itu nggak ngerti betapa enaknya bangun siang," begitu Kendra berkata tadi pagi.

Menurut Kendra, dirinya biasa bangun sekitar pukul 10.00 pada setiap hari Sabtu dan Minggu.

Setelah selesai sarapan, Rico dan Andre pun meneruskan perjalanan ke Purwakarta menuju Cirata. Di sini Kendra kembali mengomel.

"Lo bilang waduk di Purwakarta. Gue kira Jatiluhur. Eh tahunya Cirata."

"Waduk Cirata 'kan emang di Purwakarta."

"Iya tapi ini jauh banget, udah hampir ke Bandung Barat, tahu nggak."

"Sama aja kali. Dua waduk itu 'kan dekatan."

"Tetap aja jauh."

Waduk Cirata merupakan salah satu tempat wisata di Jawa Barat yang cukup terkenal di kalangan wisatawan domestik. Waduk yang merupakan pembangkit listrik tenaga air ini terletak di perbatasan tiga kabupaten, yaitu Purwakarta, Bandung Barat, dan Cianjur. Waduk ini menahan aliran Sungai Citarum dan berada di sebelah hulu Waduk Jatiluhur. Jika diukur dari Jakarta, lokasi Waduk Cirata memang cukup jauh dan melintasi pusat kota Purwakarta.

Vania tertawa mengingat omelan Kendra. Sepertinya Kendra kesal karena acara bangun siangnya di hari Sabtu jadi terganggu ditambah ternyata perjalanan yang harus mereka tempuh cukup jauh. Pasti Kendra benar-benar mengantuk.

Terbukti, sesampainya mereka di Waduk Cirata, Kendra langsung tidur di dalam mobilnya. Sementara itu, Vania memberanikan diri untuk turun dari mobil lantas mengikuti Rico dan Andre dari jauh. Tak lupa, ia mengenakan topi lebar dan kacamata hitam untuk menyamarkan wajah.

Tepat seperti dugaannya, pesona Rico bertambah sekian ribu kali lipat begitu berada di belakang kamera. Apalagi Rico mengenakan kaos, celana gunung, sepatu boot, dan topi berwarna senada dengan celana gunung yang dikenakannya. Andai Vania tidak mampu menahan diri, sudah pasti ia akan tenggelam hingga ke dasar. Bukan tenggelam ke Waduk Cirata, tetapi tenggelam ke dalam sosok Rico dan segala pesonanya.

Duo fotografer itu lantas asyik sendiri. Mereka berdua seolah tenggelam dalam sebuah dunia yang Vania tak mengerti. Untungnya, hal itu membuat Vania jadi aman di tempat ia bersembunyi. Dua lelaki itu hanya sibuk dengan kamera dan Waduk Cirata yang membentang indah.

Selain menawarkan keindahan alam yang memesona dan udara segar yang sudah jarang ditemui di kota besar, Waduk Cirata juga banyak dikunjungi wisatawan karena aktivitas yang bisa dilakukan di sana, antara lain bersantai di tepi waduk, menyewa perahu untuk berlayar ke tengah perairan, memancing, bahkan bersepeda atau jogging bersama teman dan keluarga. Para pengunjung Waduk Cirata siang itu, tentunya tak lepas dari bidikan kamera Rico dan Andre. Dengan sabar, Vania mengamati tingkah pola kedua sahabat itu. Kadang Vania heran sendiri, ternyata untuk satu obyek foto yang sama, seorang fotografer bisa melakukan pengambilan gambar hingga berkali-kali.

Senandung Cinta VaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang